Chapter 12

44 8 2
                                    

Kakak Laki-laki.

Huaa rumah ini sangat bagus dan mewah, aku melihat banyak kamar di dalamnya.

"Pangeran apakah anda tinggal di sini sendirian?" aku bertanya.

"Benar, hanya ada pelayan dan pengawal di sini."

Pangeran Leon memanggil pelayanannya. Ia menyuruh para pelayan untuk menyiapkan baju yang pantas untuku.

"Pangeran, anda terlalu berlebihan."

"Jangan di pikirkan, sekarang mandilah aku akan menunggumu untuk makan malam, aku juga mau mandi ok."

Pangeran pun pergi, salah satu pelayan menunjukan kamar untuku.

"Ini kamar anda, mandilah dulu, di dalam ada pemandian air panas." kata pelayan itu.

Tidak di sangka, pelayan itu memperlakukanku sangat ramah.

"....umm, terimakasih banyak."

"Kalau begitu, saya akan menyiapkan baju untuk anda."

"Terima kasih banyak." aku sangat senang.

Aku segera masuk ke kamar, kamar ini terlihat mewah tempat tidurnya juga sangat empuk, benar-benar kamar yang bagus, oke mandi dulu ah.

Aku segera membuka semua pakaianku dan menggunakan handuk

"Yosh! Saatnya ke pemandian air panas."

Aku langsung berjalan menuju kamar mandi yang tak jauh dari kamarku.

"Huaaaa, kolamnya gede banget."

"Byurrrrr." aku langsung melompat masuk.

Ahhh seger banget, udah lama nggak berendam di kamar mandi, ini nikmat banget kayak di duniaku sendiri.

Aku langsung membasuh seluruh bagian tubuhku.

Aku menatap dadaku sendiri dan menyentuhnya.

Ini? Apa dadaku jadi semakin membesar, padahal sebelumnya nggak sebesar ini, menyentuhnya seperti ini, kenapa aku jadi merasa aneh, Stop, stop, stop! Aku bukan orang mesum!

Ahhh ini memalukan, aku harus segera membersihkan tubuhku dengan cepat.

Singkat waktu aku keluar dari kamar mandi dan masuk ke kamarku.

Di kasur sudah ada baju yang sangat cantik.

Eh...apa aku harus memakai baju ini?

Aku pun memakainya.

Ini agak memalukan sih, aku nggak biasa pakai pakaian feminim seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini agak memalukan sih, aku nggak biasa pakai pakaian feminim seperti ini.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar.

"Avrora udah selesai mandi?"

Eh...itu pangeran. Aku langsung keluar.

"Maaf membuatmu menunggu pangeran."

"Ya, tidak apa-apa, ah, bajunya sangat cocok untukmu, kau terlihat cantik Avrora?"

Eh, kenapa tiba-tiba pangeran memujiku, ini memalukan.

"Ah, t-terimakasih banyak." jawabku dengan malu.

"Pelayanku sudah memasak makanan, ayo kita makan, kau belum makan kan?"

"Baiklah kalau begitu pangeran."

Aku mengikuti pangeran ke ruang makan.

"Silakan duduk dan makan Avrora."

Aku melihat banyak makanan di meja, kelihatannya lezat, aku belum pernah melihat makanan seperti ini.

"Tidak apa-apa, aku memakannya pangeran?"

Pangeran tersenyum.

"Tentu saja, makanlah sebanyak yang kau mau, Avrora."

Aku sangat senang dan langsung duduk.

"Selamat makan."

Apa ini! Ini lezat, aku belum pernah makan makanan seenak ini di dunia ini.

"Hap..Hap. .Hap.  ."

"Ummmm enak sekali."

"Apa kamu suka, Avrora."

"...umm, ini enak sekali, pangeran."

Aku melihat pangeran tidak makan, malah dia melihatku yang sedang makan.

"Ehh?  Kenapa anda tidak makan Pangeran?"

"Nanti saja, habisnya kau sangat lucu saat makan."

"Ehhhhhh, aku malu tau."

Pangeran tersenyum.

"Baiklah, aku juga akan makan."

Singkat waktu setelah selesai makan, kami pun saling mengobrol.

"Pangeran, kenapa anda memperlakukan saya begitu baik?"

"Kenapa kamu tanya, apa bersikap baik itu perlu alasan?"

"Maaf pangeran, karena sudah bertanya seperti itu?"

Pangeran Leon tersenyum.

"Oke, aku kasih tahu alasannya, kalau kamu mau tahu, aku cuma nggak bisa membiarkan cewek manis kayak kamu tidur di tempat kayak gitu."

Aku malu mendengar jawaban Pangeran.

Aku pum mengucapkan terima kasih dengan nada pelan karena malu.

"T-terima kasih."

Aku memikirkan hubungan apa yang dimiliki Pangeran dengan ibu kandungku.

"Pangeran, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?"

"Tentu saja, apa yang ingin kau tanyakan?"

"Aku melihat anda saat turun dari kereta, wanita di samping anda, apa dia Ibumu?"

"Ya benar, dia ibuku, ada apa Avrora."

Seperti yang kuduga, tebakanku benar, berati Pangeran adalah kakak laki-laki ku.

Aku langsung memasang wajah serius.

"Pangeran apakah kau punya adik?"

Tiba-tiba Pangeran memasang wajah sedih.

Ehhh, ada apa dengan prince, mengapa dia terlihat sedih.

"Pangeran, kau baik-baik saja?" aku bertanya.

"Ahhh, maaf, Avrora, aku cuma terkejut kamu bertanya seperti itu, sebenarnya aku punya seorang adik perempuan, waktu aku berumur 1 tahun ingatanku masih samar-samar tapi aku ingat dengan jelas bahwa ibuku sedang hamil, waktu aku berumur 3 tahun aku bertanya kepada ibuku di mana adikku berada, ibuku berkata bahwa dia sudah meninggal saat dilahirkan, ibuku juga berkata bahwa bayinya perempuan dia sangat imut, mungkin kalau dia masih hidup dia akan seumuran denganmu."

Aku langsung menangis mendengar cerita pangeran Leon.

"Kenapa kamu menangis, Avrora."

"Ahhh, maafkan aku pangeran."

Tiba-tiba pangeran Leon menyeka air mataku dengan tangannya.

"Jangan menangis, ini sudah malam, sebaiknya kita tidur, besok kita mulai sekolah kan?"

Aku langsung berdiri.

"Baiklah pangeran, terima kasih sudah menolongku."

Pangeran tersenyum kepadaku.

"Selamat malam Avrora."

Aku sengaja mengucapkan selamat malam dengan lirih.

"Selamat malam, Onii-sama."

"Apa yang kau katakan tadi Avrora."

Aku langsung tersenyum manis pada pangeran Leon.

"Aku tidak mengatakan apa-apa, ehehe."

Bersambung...

Reincarnated As a Vampire RemakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang