Chapter 7 - Side Story

79 8 0
                                    

Pertemuan Iblis dan Ulang tahun putri Liza.

XX IV XII Kalender Arandelle,  Istana Kerajaan Iblis Valded

Para Iblis tengah berdiskusi untuk menentukan penerus Raja Iblis sebelumnya, sudah 16 tahun berlalu, tahta Raja Iblis kosong karena ia gugur dalam pertempuran hebat 16 tahun lalu.

Sosok Pemimpin Iblis berambut putih pendek dengan mata hitam dan bola mata merah, mengenakan jubah berbulu hitam, ia adalah Jenderal Iblis Azazil, ia menyeringai dan berbicara kepada bawahannya.

"Bagaimana hasil penyelidikanmu Valac?"

Sosok Iblis terlihat tidak terlalu tinggi, berambut putih panjang dengan mata hitam, bola mata kuning, salah satu matanya tertutup oleh rambutnya yang panjang, ia juga memiliki tanduk di kepalanya yang menusuk kerudung putihnya yang menyatu dengan jubah putih yang dikenakannya, ia adalah Jenderal Iblis Valac.

"Sesuai perintah Anda Azazil-sama, saya telah mengawasi anak itu, seperti yang Anda katakan anak itu memang memiliki kekuatan yang besar, mungkin nanti dia bisa menjadi kandidat Raja Iblis berikutnya, dia mampu mengalahkan Naga di labirin lantai 50 dalam satu tebasan!"

Azazil memegang dagunya.

"Jadi begitu? Naga itu adalah perbuatanmu ya? Awasi anak itu dan laporkan padaku!"

"Baik Azazil-sama!"

Pemandangan berubah.

XX IV XII Kalender Arandelle.  Istana Kerajaan Underland.

Sekarang di kerajaan Underland, sedang ada pesta perayaan ulang tahun Putri Liza yang ke-16.

Ayah Liza, yang merupakan Raja Kerajaan Underland, mengirim undangan ke lima kerajaan besar untuk menghadiri pesta Putri kesayangannya, para pangeran juga menghadiri acara tersebut.

Putri Liza dengan rambut hitam panjangnya kali ini di biarkan terurai, matanya yang memiliki warna merah muda dan ungu yang berbeda terlihat cantik dengan gaun putihnya.

Seorang pangeran tampan, tinggi besar, berambut biru, bermata biru, dari Kerajaan Zoyaland menghampiri Putri Liza untuk mengucapkan Selamat Ulang Tahun.

"Selamat Ulang Tahun Kaede! Ehh maksudku Putri Liza!"

Sang putri tersenyum.

"Tidak perlu seformal itu saat kita sedang berbicara berdua Thoru, ah maaf, Pangeran Alden!"

"Pffttt, lama tak berjumpa Liza, kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja. Hei apa kau sudah tahu di mana Yuu berada, kita semua tahu bahwa kita semua meninggal dan lahir di sini di kerajaan yang berbeda, kita diberi kemampuan Skill Penilaian dan itu sangat aneh, saat pertama kali bertemu denganmu, informasi mengatakan bahwa kau dulu adalah Thoru, kita akhirnya mencari dan menemukan Haruto dan Kyosuke, tetapi entah mengapa kami tidak menemukan Yuu di kerajaan mana pun?"

Pangeran Alden tampak berpikir sambil memegang dagunya.

"Jika kita tidak dapat menemukan Yuu di sini, sudah pasti Yuu masih hidup di Bumi!"

"Menurutku juga begitu, mungkin, apakah Zen dan Cleve tahu di mana Yuu berada, mungkin mereka tahu sesuatu?"

"Jangan tanya mereka, mereka sama sekali tidak peduli dengan Yuu, mereka tampak menikmati kehidupan mereka saat ini, kau bisa lihat sendiri sejak aku bertemu mereka, sifat mereka sudah mulai berubah, Zen tampak sibuk dengan Haremnya, sementara Cleve selalu terobsesi dengan kekuasaan!"

Putri Liza memasang wajah sedih.

"Jangan bersedih begitu, kita sekarang hidup di sini, di Dunia ini! Nikmatilah hidupmu di sini, Liza!"

"Benar apa yang kau katakan, kau juga selalu sibuk memberantas kejahatan, kan?"

Pangeran Alden tertawa.

"Hahaha, aku hanya tidak suka melihat dunia ini yang masih dipenuhi dengan ketidakadilan, itu saja!"

"Itulah dirimu, kau tidak berubah sama sekali."

Seorang pangeran tinggi dengan rambut merah panjang, dengan mata merah menghampiri Putri Liza dan Pangeran Alden.

"Selamat ulang tahun, Putri! Hai Alden, kebetulan sekali, bagaimana kalau kita bertanding setelah ini? Aku pasti akan mengalahkan sihir Bumi-mu dengan sihir Api-ku!"

Pangeran Alden menjawab dengan percaya diri.

"Baiklah, Pangeran Cleve, bersiaplah untuk kalah!"

"Jangan lupakan aku, aku akan menerbangkan kalian semua dengan sihir Angin-ku!"

Seorang pangeran tampan, tinggi, berambut hitam pendek, bermata kuning, menyela pembicaraan mereka.

"Zen, bukankah kamu selalu sibuk dengan wanita-wanitamu?" tanya Alden

"Sayang sekali aku tidak membawa wanita-wanitaku hari ini." jawab Zen.

Kalau kalian mau bertanding, jangan di tempatku, cari tempat sendiri nanti, dasar bego!" gerutu Liza.

"Seperti biasa, Ratu Es itu seram!" ungkap Zen.

"Benar, dia bisa membekukan apapun yang dilihatnya kalau marah,?" ungkap Alden.

"Hahaha." mereka semua tertawa bersama.

"Dasar kalian ini?" geram Liza.

Tiba-tiba Cleve bicara dengan angkuh.

"Kita semua 16 kan, itu artinya besok kita semua akan masuk Akademi yang sama, aku akan jadi yang terkuat di Akademi, tunggu saja, Hahahaha!"

"Haaa!" Alden mendesah melihat kelakuan Cleve.

Bersambung. . .

Reincarnated As a Vampire RemakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang