"Ha?" Naura terperangah melihat benda pusaka milik Damian yang keras seperti kayu. "I-ini ...."
Damian tersenyum geli melihat kepolosan adik tirinya itu. "Justru cewek cewek suka yang gede gede gini. Kamu malah takut."
"Ngh ... tapi, Kak. Kayanya ini nggak masuk. Nggak muat ke ...." Naura mulai khawatir.
"Di coba aja belum," kata Damian mendorong Naura kembali terlentang.
"Kak, nanti Bunda marah ... kita kan—"
"Makanya jangan sampe tahu. Ini rahasia kita berdua." Damian meyakinkan Naura.
Wajah Naura mulai memerah, mereka berdua sudah sama sama telanjang bulat di atas kasur.
"Kak ...." Naura lagi lagi merasa ragu.
"Ck! Kamu buat aku marah, ya?!" sentak Damian yang mulai serius. Nada bicaranya mulai meninggi dan menatap tajam Naura. "Kan kamu sendiri yang mau tidur di kamar aku. Jadi rasain, kamu harus terima apa yang aku lakuin."
Mata Naura mulai berair. Ia merasa menyesal masuk ke dalam kamar kaka tirinya ini.
"Jangan nangis. Aku bukan mau kasar, tapi kamu harus nurut. Oke?"
Naura akhirnya mengangguk pasrah.
Dan Damian melanjutkan keinginannya untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina Naura, yang jelas belum ada yang pernah memasukinya.
Ia tancapkan secara perlahan, dan menahan kedua tangan Naura di atas bantal.
"Nghh! Kak, aduh ...." Naura meringis rasa tidak nyaman dan perih mulai terasa.
"Tahan sebentar. Ini rasanya emang sakit di awal. Tapi nanti jadi enak, kok."
Damian menghentakkan penisnya dalam sekali gerakkan. Dan itu berhasil membuat Naura terpekik kesakitan. Ia merasa tubuhnya seperti di belah dua dan ia menangis setelahnya.
"Sakit ... Kak, lepas, sakit banget!"
Damian meringis juga karena vagina Naura sangatlah ketat. Sampai ia merasa penisnya di urut dengan sangat nikmat.
"Tahan, sebentar lagi ... tahan, ya ...." Damian mengusap pipi Naura, juga air matanya yang keluar.
"Udah, Kak ... sakit ... aku nggak, mau ... plis ...."
Damiam mencium pipi Naura, lalu mencium bibir wanita itu. Ia rengkuh dengan lembut dan di hisap bibir kenyal itu dengan penuh kelembutan.
Naura terdiam lagi, karena ciuman Damian yang mulai membuatnya terlena. Lalu Damian mencumbu lehernya, dan menjilat basah sampai ke bagian dada.
"Ummhh," rintih Naura meski masih merasakan perih di vaginanya yang tertancap penis Damian.
"Kenapa kamu bisa semanis ini, Naura?" tanya Damian dan menyusu lagi pada payudara yang bentuknya sangat Damian sukai.
"Ahh, ahh ... Kak, ahh ...." Damian perlahan mengulur penisnya, lalu memasukkannya lagi. Di ulang terus menerus, sampai Naura merasakan sensasi yang sulit di artikan.
"Nghh, mhhh! Ahh ... ahh ...."
Damian semakin kuat menyusu di payudara Naura, karena desahan Naura yang sangat merdu membuatnya semakin bergairah.
"Shh, ahh ... auhh! Ohh .... Kak! Aku ...."
Damian menunduk, ia melihat bagaimana penisnya keluar masuk di vagina sempit Naura. "Enak banget lubang vagina kamu, Naura. Aku nggak bohong ...."
Naura mulai terpejam dan melek lagi menikmati sensasi yang di berikan Damian.
Apalagi saat Damian menaikkan tempo hentakkannya, Naura semakin terpekik. Bukan kesakitan, melainkan menikmatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX In The City
RomanceWARNING 21+ ONLY‼️🔞 HATI HATI JADI BASAH💦 Banyak cerita dengan judul berbeda-beda. Berisi adegan seksual, kekerasan, dan lain sebagainya. Hanya fiktif belaka, silahkan menjauh, jika tidak suka dengan cerita ini🙏🏻