Kebingungan Renjun.

241 20 2
                                    

Malam kembali menyapa, semilir angin mengibaskan rambut Renjun, yang saat ini sedang duduk sendiri di teras belakang rumahnya.

Lelaki itu duduk termenung sendiri, entah apa yang sedang di pikirkan Renjun, saat ini? Namun suasana hatinya tidak baik-baik saja, terlihat dari raut wajahnya seperti menyimpan sesuatu yang di khawatirkan.

"Kenapa melamun sendirian?" tanya Donghyuck, ikut bergabung duduk di sebelah Renjun.

"Tidak papa, pengen sendirian aja." jawab Renjun, simpel.

"Apa yang kamu pikirkan? Kamu, mengkhawatirkan keadaan sekarang?" tanya kembali Donghyuck.

"Tidak. Aku, tidak mengkhawatirkan apapun." bohong Renjun.

Donghyuck, tersenyum miring mendengar jawaban dari mulut Renjun, mungkin dia pikir Donghyuck, sebodoh itu? Sampai Renjun, berbohong pada abangnya itu.

"Ren, aku bukan lagi anak kecil. Emang aku percaya dengan jawaban kamu barusan? Sama sekali enggak. Bibirmu boleh berbohong, tapi sorot matamu tidak bisa berbohong." ujar Donghyuck, mengerti apa yang sebenarnya Renjun, pikiran.

"Begitu ya?" guman Renjun, dengan mata menatap kedua bola mata Donghyuck.

"Iya, begitu sayang." jawab Donghyuck, dengan embel-embel sayang.

"Jangan manggil aku, kaya gitu Geli tau." cibir Renjun, dengan raut wajah menjijikkan.

"Bukan biasanya aku panggil seperti itu? Kenapa sekarang berbeda?" bingung Donghyuck, merangkul pundak Renjun.

"Gak tau akh. Pokonya geli dengerinnya." kesal Renjun.

Donghyuck, menatap adik tirinya dengan heran ada apa dengan lelaki mungil ini? Kenapa rasanya seperti seseorang yang sedang hamil? Moodnya tiba-tiba saja berubah-ubah, kadang galak, kadang santai, kadang juga jutek

"Ada apa denganmu?" tanya Donghyuck, serius.

"Ada apa Apanya? Aku, baik-baik saja." jawab Renjun, jutek.

"Kamu lagi pms? Atau lagi ngidam?" pertanyaan kedua membuat Renjun, membulatkan kedua matanya.

"Ngidam apanya? Emang kapan kita melakukannya?" panik Renjun, wajahnya benar-benar serius.

"Sering." bisik Donghyuck, dengan senyuman menggoda.

"Tapi gak sampai tahap itu."

"Iya, memang belum, tapi segera tahap itu. Cepat atau lambat." goda Donghyuck, tersenyum mesumnya

"Terserahlah." pasrah Renjun, dia sudah terlihat lelah menanggapi abangnya itu.

"Sebenarnya apa yang kamu pikirkan? Wajahmu lelah, sorot matamu resah mood mu gak bagus, ceritakan jangan di pendam."

Lagi-lagi Donghyuck, meminta agar Renjun, menceritakan semua unek-uneknya karena lelaki itu yakin seyakin-yakinnya jika Renjun, sedang memikirkan sesuatu.

"Aku..."

Renjun, menggantung ucapannya seakan sungkan bercerita pada sang kakak, tapi tatapan Donghyuck, saat ingin jawaban darinya.

"Apa? Tersukan." pinta Donghyuck, sangat penasaran.

"Aku, memikirkan kejadian beberapa hari lewat, tentang ayah yang ingin menculiku, dan ingin menjual ku, lalu bang Donghyuck, terluka. Sampai di waktu itu abang, berkelahi dengan mereka yang ingin menculiku, lalu pulang dengan keadaan berantakan dan lukamu semakin parah." jelas Renjun, menegakan tubuhnya memandang netral wajah Donghyuck.

"Kenapa kamu, memikirkan semua itu?" tanya Donghyuck, serius.

"Karena semua itu butuh penjelasan yang pasti dari bang Hyuck,"

You're Mine!|Hyuckren|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang