Donghyuck, melotot kearah Mark, setelah mendengar ucapan apa saja yang di ucapkan Mark, pada Renjun. Minggu lalu, jelas saja saat ini Renjun, tidak ada di rumah semua itu ulah Mark.
"Kenapa berbicaralah seperti itu, kepada lelaki yang sedang rapuh seperti dia?"
"Bukannya sebaliknya? Kau, yang rapuh! Bukan dia. Gue, lihat dia baik-baik aja tuh?" julid Mark.
"Baik-baik aja apanya? Seinget gue, sebelum gue, pingsan dia nangis sesenggukan, dan dia chat Lo,kan? Lo, bilang dia baik-baik aja? Bahkan saat dia liat gue, terluka parah dia langsung nangis, Gila Lo! di tambah ucapan Lo, yang ngebuat dia semakin down! Ingat, mental dia saat ini, hati dia saat ini, gak sekuat yang kita lihat, apa lagi dia itu hatinya rapuh, dan sensitif."
Ujung-ujungnya Donghyuck, jadi ceramah tentang sifat manusia pada Mark. Kesal rasanya seenaknya saja Mark, berucap pada Renjun, jelas saja lelaki itu bakal lebih sakit.
Mark, kembali berpikir dan memutarkan otak ke 1minggu yang lalu. Di mana Renjun, menangis dan meminta tolong agar Mark, menyadarkan Donghyuck, bahkan saat dokter tibapun Renjun, terus saja menangis meminta pada dokter cepat-cepat menangani Donghyuck.
"Lo, gak bakal ngerti sampai kesana Mark, sekarang hari sudah malam dia belum pulang, menurut Lo, kenapa dia belum pulang?" tanya Donghyuck, dan Mark, hanya menggelengkan kepalanya.
"Karena dia takut sama Lo! Dia, takut Lo, ngomong yang ngebuat dia sakit hati, dan dia takut Lo, gak ngijinin dia buat liat Gue." lanjut Donghyuck.
"Emang gak bakal gue izinin."
"Yak kau-"
Donghyuck, melemparkan bantalnya ke wajah Mark, membuat lelaki kelahiran kanada itu tertimpug bantal lumayan kencang.
"Udah terlanjur juga. Tunggu aja, nanti juga dia pulang." elak Mark, tak ingin masalah panjang, dan tak ingin mendengar cerocosan lagi dari mulut Donghyuck.
"Tetap saja semua ini salah Lo!" tekan Donghyuck, tak mau ngalah dan kesal pada Mark.
----☆☆☆-----☆☆☆-----◇◇◇------♡♡♡------☆☆☆----♧♧♧------☆☆☆----♧♧♧----♧♧♧----
"Kejar dia. Jangan sampai lolos!" perintah Yuta.
Setelah tau jika Soobin, dan Yuta, melihatnya. Renjun, buru-buru lari sekuat mungkin dengan tangan memegangi perutnya yang sangat sakit Entah kenapa.
Renjunpun, tidak mengerti? Padahal hanya terbentur meja saja? memang lumayan hebat benturan itu, tapi kenapa harus sesakit ini, bahkan ada darah mengalir dari paha hingga betis
"Akhh! Sakit sekali. Hiks! Tuhan tolong aku." rintih Renjun, tubuhnya terjatuh di tanah dekat mobil.
Renjun, menyenderkan kepalanya di mobil entah milik siapa, kepalanya jadi pusing, bibirnya sudah pucat pasi, kedua tangannya terus meremas perut yang begitu sakit.
"Kenapa sesakit ini?" rintih Renjun suaranya melemas.
"Renjun..." teriak Yuta.
Mendengar suara sang ayah, Renjun buru-buru membenarkan dirinya di balik mobil itu agar tidak terlihat oleh kedua orang itu.
"Gila tuh si Renjun, larinya cepat juga." puji Soobin.
"Cepat cari dia. Sebelum dia, pulang ke rumah dan mengadu pada Donghyuck.
"Kenapa kalo dia mengadu pada lelaki itu? Takut sama dia?" ejek Soobin, dengan senyuman miring mengejek.
Yuta, mencengkram erat kerah baju Soobin, matanya melotot, wajahnya merah karena emosi, mendengar Soobin, seolah-olah meremehkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine!|Hyuckren|✔️
Actionmengandung cerita dewasa 18 sampai 21++ mau lanjut baca ya udah tanggung sendiri. jangan lupa setelah membaca tinggalkan vote, follow, dan komen ya guys. ****** Punya abang lelaki itu emang menyebalkan apa lagi jika abang tiri seperti Donghyuck, sel...