IV

115 6 0
                                    

Nola memandangi pantai Bali dengan rasa bahagia. Ia rasanya tak sabar untuk bermain air disana nantinya. Namun, untuk sekarang ia dan kekasihnya harus menuju villa terlebih dahulu untuk meletakkan barang-barang mereka.

Cup!

"Kamu senang, Baby?" Tanya Levi sambil menatap pada wanita yang mengenakan dress bermotif bunga itu.

"Tentu saja!" Balas Nola semangat.

Levi terkekeh kecil mendengar jawaban yang penuh semangat itu. Dengan tangan yang setia berada dipinggang wanitanya, ia memandang tajam para bule yang terang-terangan menatap Nola dengan tatapan memuja. Sial! Ingin rasanya ia mencongkel kedua mata mereka.

Keduanya sampai di villa pribadi milik Levi. Ya, villa ini merupakan salah satu bangunan ciptaan Levi untuk dirinya pribadi. Hanya beberapa kali ia pakai saat ada pekerjaan disini. Tentunya, selalu dibersihkan oleh penjaga yang sudah disewanya.

"Baby."

"Hm?" Nola hanya berdehem karena sibuk menata baju miliknya serta Levi ke dalam lemari kayu yang tersedia disana.

"Kamu ingin punya anak berapa nanti?" Tanya pria yang tengah merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

Nola menghentikan kegiatannya, memandang aneh kekasihnya yang memberikan pertanyaan seperti itu. "Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" Baliknya bertanya seraya melanjutkan kegiatannya.

"Tidak pa-pa." Levi membalikkan badannya menjadi tengkurap dengan pandangan yang tertuju pada wanitanya. "Aku hanya ingin tahu jawabanmu saja." Lanjutnya.

Nola terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab. "Mungkin, dua atau tiga anak sudah cukup."

Levi mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Baiklah."

Setelahnya, tak ada lagi percakapan dari keduanya. Mereka sibuk dengan kegiatan dan pikiran masing-masing.

"Apa disini ada bahan untuk memasak, Sayang?" Tanya Nola seraya mengusap surai kekasihnya yang memejamkan matanya.

"Ada. Kamu ingin memasak?" Tanyanya masih dengan mata terpejam.

"Iya. Kamu ingin makan apa? Biar aku masakan."

"Apa saja. Aku akan makan apapun masakanmu."

"Bagaimana jika aku memasak makanan beracun? Kau tetap akan memakannya?"

"Tentu saja. Selagi itu masakanmu, aku akan memakannya."

"Dasar penggombal!"

"Aku juga mencintaimu, Baby."

Nola menggelengkan kepalanya. Ia menuju dapur guna mencari bahan-bahan untuk memasak. Hanya ada beberapa telur, mie instan dan susu. Sepertinya, dia akan membuat omelet dengan bahan-bahan yang ada.

"Jadinya masak apa, Baby?" Levi memeluk tubuhnya dari belakang dengan dagu yang bertumpu dibahu wanitanya.

"Omelet, Sayang." Balasnya.

"Hm, harum." Bukan, ia bukan mencium aroma telurnya melainkan aroma tubuh wanitanya. Ia sangat suka dengan wangi sabun ini. Begitu candu seperti bibir Nola.

Romantic Couple (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang