Happy 1k pembaca!🥳
Thankyou, guys🙌🏻Seorang wanita tengah berdiri dihadapan kaca panjang yang manampilkan seluruh body nya. Ia mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Di dalam sini, ada bayi hasil buah citanya dengan kekasihnya. Ah, ia sangat merindukan pria itu.
Sebuah tangan berurat tampak memeluknya dari belakang. Tahu siapa yang memeluknya, ia hanya menyenderkan kepalanya pada dada bidang pria itu.
"Why, Bunny?" Tanya pria yang umurnya sudah tak muda lagi, namun penampilannya sangat mempesona.
Bunny adalah panggilan kecilnya dari sang kakek tercinta, Roland. Ya, mereka adalah Nola dan Granpa Roland. Wanita yang menggilang dan keberadaannya susah ditemukan. Sebenarnya, ia tak begitu pergi jauh dari rumahnya. Hanya berbeda kota dan tentunnya rumah Grandpanya berada di tengah hutan, jadilah susah untuk dilacak.
"Aku hanya merindukannya, Grandpa." Ucap Nola dengan jujur. Ia benar-benar merindukan pria brengsek itu yang sayangnya adalah ayah dari bayi ini.
Mendengar hal itu, Roland langsung membawa cucunya agar berhadapannya dengannya. "Kau merindukannya?" Desis pria itu yang terdengar menahan emosinya. "Bukankah dia sudah mengkhianatimu, Bunny?! Aku tak akan setuju jika kamu kembali lagi bersama pria bajingan itu!" Setelah mengatakan itu, Roland langsung pergi menuju kamarnya, meninggalkan Nola yang kini hanya berdiam diri.
Jujur, Nola juga membencinya karena pengkhianatan itu. Namun, rasa cintanya mengalahkan rasa bencinya. Ia sangat mencintai pria itu. Apakah dia gila? Sepertinya begitu.
"Aku harap suatu hari kita bisa bertemu lagi. Meski, saat itu adalah akhir dari hubungan kita."
***
Levi, pria itu kini tengah menghadiri rapat bersama para petinggi lain. Sedari tadi ia kurang fokus karena rasa mual diperutnya, namun ia masih kuat untuk menahannya.
"Bagaimana, Pak Levi? Apakah semua ini sudah sesuai rencana?" Tanya salah petinggi disana setelah karyawannya mempresentasikan hasil kerjanya.
Baru saja Levi ingin berbicara, rasa mulai itu tiba-tiba kembali menghampirinya. Kali ini ia tak bisa menahannya. Dengan cepat, ia berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan seisi perutnya ke wastafel. Sial! Perutnya terus bergejolak.
Ia membasuh bibirnya lalu mengelapnya dengan tisu. Tangannya mengambil ponselnya untuk menelepon tangan kanannya, Damian.
"Ke kamar mandi ruang rapat sekarang!" Ucapnya langsung mematikkan panggilannya tanpa mendengarkan balasan dari Damian.
5 menit kemudian, Damian datang dengan khawatir melihat wajah tuannya yang kini memucat. "Saya akan urus rapat ini, tuan silahkan kembali ke ruangan saja." Ucapnya sopan.
Levi mengangguk. Dengan sedikit sempoyongan ia berjalan keluar ruang rapat, tentu banyak tatapan bingung dari petinggi disana, namun untung saja Damian bisa diandalkan untuk menjelaskan keadaannya.
Ia mendudukkan diri di kursi kekuasaannya saat sudah sampai diruangannya. Tangannya memijat dahinya saat merasakan denyutan di kepalanya. Tatapannya terkunci pada bingkai foto yang menampilkan foto wanitanya tengah tersenyum dengan bahagianya.
"Aku merindukanmu, Baby." Gumamnya mengelus foto itu dengan perlahan. "Bagaimana keadaanmu disana?" Lanjutnya.
Ia menghela napas. Dadanya selalu sesak jika mengingat apa yang diceritakan Darwin padanya tentang Nola. Meski, ia sudah menghukum Camilla yang merupakan dalang dari pengirim foto itu, namun sampai saat ini ia belum juga menemukan keberadaan wanitanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Couple (21+)
Teen FictionLevi Marcellus & Nola Alessandra. Siapa yang tak mengenali mereka? Couple goals dengan umur yang lumayan jauh. Levi berumur 29 tahun, sedangkan Nola berumur 24 tahun. Meskipun begitu, keduanya terlihat sangat serasi dan menjadi perbincangan hot dima...