"Maafkan Aku Ibel. Aku tak tahu Kau masih trauma dengan itu. Maaf. Mari hentikan sampai disini." Ujar Kartein setelah mencoba memahami apa yang terjadi.
"Tak apa.. Aku.. Aku minta maaf.. Aku lemah.. Kau.. cari.. murid lain yang lebih pantas saja." Ujar Klarybel mengusap air matanya sambil tersenyum tipis.
"Ah terserah pokoknya muridku satu-satunya hanya Kau. Mau lemah kek, kuat kek, terserah. Aku ingin Kau yang jadi muridku." Ujar Kartein menolak keras.
"Ah~ kenapa?~ aku lemah." Ujar Klarybel terkekeh kecil.
"Suatu saat nanti Aku yakin Kau akan jauh lebih kuat dariku." Ujar Kartein bangga.
"Jika tidak.. bagaimana? Apa Kau akan meninggalkanku?" Tanya Klarybel tersenyum kecil sambil menunduk.
"Wah wah. Apa-apaan perkataanmu itu? Sakit hati Aku. Mana mungkin Aku meninggalkanmu? Kau yang ceroboh dan cerewet saja masih kuterima.
Itu bukan apa-apa. Aku kuat. Aku bisa melindungimu. Jadi jangan berpikiran begitu okay?" Ujar Kartein dengan serius menggenggam erat tangan Klarybel.
Klarybel yang tadinya sedih langsung tertawa lepas melihat betapa dramatisnya Kartein menanggapi perkataannya tadi.
"Astaga. Kenapa Kau yang tampan ini malah jadi menggemaskan hah?" Ujar Klarybel kembali tertawa setelah beberapa detik menatap Kartein lagi.
"Astaga.. sakit hatiku. Padahal Aku serius loh?! Pokoknya kalau Kau berpikiran seperti itu lagi, Aku pundung." Ujar Kartein mengancam.
"Pundung kok pakai lapor lapor sih?~" Goda Klarybel sambil menutup mulutnya menahan tawa.
"Serius Ibel hatiku sakit."
"AHAHAHAHAHAHAH!!! Aduh! Duh! AHAHAHAHAHAHAH!!"
Dan benar saja. Kartein pundung. Klarybel yang melihatnya justru semakin gemas dan malah bertepuk tangan seolah berhasil memenangkan sesuatu.
Kartein hanya pasrah akhirnya setelah mencoba pundung. Bukannya dibujuk eh malah diketawain. Sakit hati dia tuh.
Tapi gapapa yang penting dia seneng.
Bucin part 1.
Hari demi hari mereka habiskan waktu bersama. Tentunya dengan latihan juga. Klarybel diam-diam mencoba menyerang botol itu dengan kekuatannya saat Kartein sedang tidur.
Selalu gagal memang. Tapi dia tidak ingin seperti ini terus. Dia sadar. Dia sudah masuk dunia Awakened. Belum lagi dia murid Kartein.
Mana mungkin orang-orang akan membiarkannya hidup tenang? Tentunya dia harus bersiap untuk kejadian di masa depan kelak.
Mencoba menepis pikiran masa lalunya, berulang kali dia mencoba menyerang botol itu. 1 kali, 10 kali, 100 kali, bahkan sampai ribuan kali. Dia tidak menyerah.
Dia selalu ingat apa yang kakeknya katakan padanya dulu, sebelum melepasnya ke Rusia dengan salah satu cabang perusahaan keluarga.
"Apapun yang coba Kamu lakukan, mulailah dengan niat dari hatimu. Kalau Kamu sudah ada niat, usahalah. Memang tak mudah. Itu sangat susah.
1 kali, 2 kali, 10 kali atau sampai ratusan bahkan ribuan kali pun. Jangan menyerah. Kalau Kamu ada niat, tekad, ambisi, dibarengi dengan usaha yang tidak pantang menyerah.
Kamu pasti bisa. Bahkan Kamu bisa melampaui apa yang Kamu inginkan. Kuncinya itu. Tapi ada satu hal lagi. Ada yang terutama yang sangat penting setelah Kamu siap. Yaitu Keluar dari zona nyaman.
Setelah mental dan fisikmu siap, keluarlah dari zona nyaman dan tunjukan pada dunia. Siapa dirimu. Tunjukan pada mereka yang meremehkan mu. Kamu bisa.
Kamu pemimpin yang akan menggantikan ku. Kamu yang akan melindungi perusahaan itu kelak. Jadi Kamu harus kuat untuk melindungi apa yang menjadi milikmu. Kuserahkan perusahaan utama padamu, Klarybel Edlyn."
Itulah pertama kali kakeknya berbicara panjang lebar dengannya. Meski dia mengatakan itu tanpa menatapnya, Klarybel tidak merasa diacuhkan.
Justru dia merasa kakeknya peduli padanya. Jadi dia menetapkan kata-kata kakeknya sebagai motivasi agar dia bisa hidup.
Tersenyum tipis, dia mengingat saat dimana keluarganya mati-matian berusaha membunuhnya untuk mendapatkan perusahaan itu.
Dia membayangkan saat dimana dia melindungi orang-orangnya dari mereka. Dan dia mensimulasikan itu pada latihan kali ini.
Sraasshh!!
Dalam sekali tebasan, botol-botol yang disusun Kartein dengan apik berjejeran di depan Klarybel, semuanya terpotong tepat di garis merah yang ditandai Kartein.
Menghela napas panjang, Klarybel merasa dirinya semakin lega setelah lolos latihan kali ini. Tapi sayang sekali Kartein tidak melihatnya.
"Wah-wah.. apa-apaan ini? Aku suruh Kau memotong satu botol satu persatu agar tidak sulit, tapi Kau malah memotong semuanya sekaligus. Dan semua itu tepat di garis merahnya." Ujar Kartein geleng-geleng kepala.
Klarybel yang sedang melamun langsung tersentak saat melihat Kartein di belakangnya.
"Ah Kartein? Apa Aku mengganggu tidurmu?" Tanya Klarybel tidak enak. Padahal dia yakin sudah memasang pemisah ruang agar tidak berisik.
"Sebenarnya Aku memang sudah bangun saat Kau pergi dari kamar tadi. Aku selalu bangun dan melihatmu berlatih. Sama sekali tidak mengganggu. Aku senang ada kemajuan. Kamu lulus kali ini." Ujar Kartein bangga.
Klarybel tersenyum tipis dan memeluk Kartein dengan terharu. Dibalas oleh Kartein dengan senang hati.
"Karena lulus dengan memuaskan, Kau bisa lanjut ke latihan berikutnya. Tapi istirahat dulu okay? Besok kan Kau ke Korea.
Nanti sambil video call Kita latihan lagi. Mengerti muridku yang cantik?" Ujar Kartein sedikit menggodanya.
"Mengerti guruku yang tampan! Terima kasih! Mari istirahat. Kau pasti lelah." Ujar Klarybel tak henti-hentinya tersenyum manis.
"Aih aih imutnya.. baiklah mari tidur lagi. Besok Kau harus berangkat." Ujar Kartein menepuk kepala Klarybel gemas.
Mereka kembali ke kamar dan tidur di kasur masing-masing. Tentunya Klarybel agak susah tidur karena terlalu excited. Tapi dia tidak ingin ketiduran saat menonton pertandingan Jiwoo besok.
Iya. Jiwoo akan bertanding dengan Jisuk besok. Jadi dia akan pulang pagi-pagi sekali. Tentunya dengan teleportasi.
Jiwoo gemoy
TBC
SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
SEE YA
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Murid Awakened Tertampan di Dunia (Eleceed X OC)
FantasyKlarybel Edlyn adalah seorang anak SMA yang baru saja naik ke kelas 12. Dia anak pindahan dari luar negeri yang dikenal dengan kecantikan dan kepintarannya. Meski begitu, dia sama sekali tak punya teman. Karena suatu alasan dia menjaga jarak dari or...