Disisi Inhyuk. Sepulang dari rumah Klarybel dan Jiwoo, dia langsung melapor pada Ketua Shinhwa. Yoo Jiyoung.
"Setelah melalui penyelidikan... Dan setelah menemui mereka secara langsung, jelas bahwa Seo Jiwoo dan Klarybel Edlyn tidak terlibat dengan kasus yang terjadi saat ini." Jelas Inhyuk.
"Jadi, mereka hanya kebetulan bertemu dengan Wooin, Murid Dr. Delein?" Tanya Jiyoung.
"Benar. Wooin baru-baru ini pindah ke sekolah Jiwoo. Tak lama setelahnya, Klarybel ikut pindah dari Rusia." Jelas Inhyuk lagi.
"Ah begitu ternyata." Ujar Jiyoung menatap Klarybel berbinar.
'Memang ada orang secantik ini? Aku baru tahu? Sepertinya Aku terlalu sibuk di Shinhwa jadi tidak sempat mengurus kehidupan normal.' Batin Jiyoung berdehem pelan.
"Lalu UNION?" Tanya Jiyoung menggenggam foto Klarybel yang diberikan inhyuk tadi.
"Kurasa mereka belum menyadari keberadaan Jiwoo dan Klarybel. Menurutku lebih baik kalau mereka tidsk tahu tentang kedua anak itu. Cara mereka masuk seenaknya ke area kita untuk menangani masalah Sang Profesor betul-betul membuat kesal." Ujar Inhyuk mengutarakan kekesalannya.
"...." Jiyoung hanya diam mendengarkan dan otaknya masih berpikir bagaimana bisa ada orang yang cantik, seksi dan imut secara bersamaan begitu(Klarybel).
"Aku juga merasa kita harus melindungi kedua anak manis itu." Tutur Inhyuk mengingat Klarybel dan Jiwoo yang menggemaskan.
"Ekhem... baiklah.. Aku juga setuju." Sahut Jiyoung.
Sementara Klarybel sibuk dengan tugas-tugas sekolah dan pekerjaannya. Maklum murid baru. Tapi entah mengapa, Pak Guru malah memilihnya sebagai ketua kelas. Mentang-mentang ketua kelas yang dulu sudah pindah.
Kalau lagi sibuk gini jadi kangen Kartein. Kalau dulu sebelum pindah ke Korea, Kartein selalu menemani(lebih ke mengganggunya) saat sedang sibuk.
Kalau sekarang terasa sepi. Jadi Klarybel agak kecewa. Dan lagi-lagi sialnya dia lupa minta nomor Kartein.
Sementara itu di Rusia. Kartein merutuki kebodohannya yang lupa meminta nomor ayangnya.
"Ah sial. Dasar Kartein! Kenapa Kau bodoh di saat-saat seperti ini?! Padahal tadi sudah bertemu Klarybel!" Omel Kartein frustasi.
"Apa balik lagi aja ke Korea? Tapi ntar disangka apa pula Aku."
"Tapi kangen.. tapi gengsi... dia tidak merindukanku ya? Ah terserahlah."
Keesokan harinya, Klarybel dan Jiwoo berangkat bersama ke sekolah seperti biasanya. Hari ini Klarybel kedatangan tamu bulanan, mood dia jelek banget. Tapi sebisa mungkin dia tersenyum di depan Jiwoo kesayangannya ini.
Saat sampai di depan gerbang, Klarybel langsung dipanggil ke ruang guru karena ada yang ingin dibicarakan.
"Jiwoo-ya, kamu duluan aja ya. Aku akan menyusul." Ujar Klarybel tersenyum tipis.
"Ah iya Klary, Aku duluan ya, dadah! Sampai bertemu di kelas." Jiwoo melambai ceria dibalas lambaian juga oleh Klarybel yang tersenyum tipis.
Setibanya di kelas.
"Haah... lama banget, sih."
"Si anj*** ini ngira nggak bakalan ketemu kita lagi, kan?"
Teman-teman Jisuk datang ke kelas mereka untuk membully Jiwoo.
"Aku?" Tanya Jiwoo
"Si bang***! Dia bahkan lupa sama kita!" Umpat salah seorang dari mereka.
"Eh? Kalian siapa, ya?" Tanya Jiwoo bingung.
"Ah, sialan. Kamu meremehkan kami?"
"Oh...!" Jiwoo akhirnya mengingat mengingat siapa mereka. Senior yang mengganggu Wooin waktu itu.
"Sudah ingat sekarang? Dimana si br*ngs*k satunya?"
Para siswa dan siswi berbisik-bisik membicarakan mereka.
"APA LIHAT-LIHAT HAH?!" Ujar senior itu dengan lantang.
Para siswa dan siswi langsung diam. Dan saat senior itu ingin menendang Jiwoo, dengan cepat Jiwoo langsung menghindar.
BRAAAKKK!!!
Sebelum senior itu marah lagi, sebuah kursi besi terlempar ke arahnya hingga nyaris mengenainya jika dia maju selangkah lagi. Keadaan kelas langsung hening dan semua orang ketakutan termasuk Jiwoo.
"K-Klary..bel.. a-anu.." Jiwoo tergagap menatap Klarybel yang saat ini sedang menatap mereka dengan tatapan tajam.
Pelaku dari pelemparan kursi tadi adalah Klarybel yang memang saat ini sedang badmood parah.
"Wah cewek ini boleh juga. Siapa kau hah?!" Amuk senior yang dilempar Klarybel dengan kursi tadi.
"Ketua Kelasnya." Jawab Klarybel dengan suara dinginnya.
Seketika mereka yang tadinya nantang-nantang langsung ciut berhadapan dengan Ibu Ketua Kelas itu.
Mereka segera pergi dari sana karena tak mau berurusan lagi dengan Klarybel yang mode maung PMS itu.
"Kelas tenang. Tadi ada tugas dari bapak. Cuma 1 soal. Dia lagi mager soalnya pinggangnya kambuh. Kumpul hari ini." Ujar Klarybel menulis soal yang diberikan gurunya tadi.
Para anak-anak kelas pun mengangguk dan mengerjakan tugas yang diberikan pak guru itu. Sedangkan Klarybel sudah selesai duluan.
"A.. anu.. Klarybel.." Gumam Jiwoo ragu.
"Iya Jiwoo-ya?" Klarybel menoleh dan tersenyum tipis pada Jiwoo.
"Masih marah?"
"Nggak. Orang mereka udah pergi. Kamu gapapa kan? Kalau ada yang sakit bilang. Nanti kuhajar mereka.."
"Aku baik-baik saja.. anu.. jangan marah lagi ya? Aku sungguh baik-baik saja.. eum.. terima kasih sudah menolongku."
Klarybel tersenyum tipis dan mengusap lembut kepala Jiwoo dengan sayang. Dia mengangguk singkat dan pergi setelah semua buku temannya terkumpul untuk memberikannya pada gurunya di kantor.
Jiwoo tersenyum tipis dengan wajah memerah malu saat mengingat bagaimana Klarybel menatapnya, dan memperlakukannya dengan sangat baik. Dia merasa seperti punya kakak perempuan.
Sementara itu, Klarybel yang baru saja dari ruang guru berpapasan dengan seorang remaja laki-laki berambut hitam putih dengan tatapan dinginnya. Itu Yoo Jisuk.
Wah seperti tiang listrik. Klarybel tidak bohong. Dia benar-benar tinggi. Yah memang Klarybel pendek, tapi tinggi orang ini tidak adil rasanya.
Saat hendak pergi, Jisuk menahan tangannya.
"Tunggu."
Klarybel menaikkan sebelah alisnya tanpa mengatakan apapun.
"Kau kan yang menindas teman-temanku?"
Klarybel seketika tersenyum sarkas. Hendak sekali dia menggeplak kepala Jisuk kalau saja dia bilang kesabaran.
"Sebagai Ketua Kelas, Aku hanya ingin melindungi anak-anakku."
Klarybel menekan kata-katanya dan menatap Jisuk dengan tajam.
TBC
SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
SEE YA
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Murid Awakened Tertampan di Dunia (Eleceed X OC)
FantasíaKlarybel Edlyn adalah seorang anak SMA yang baru saja naik ke kelas 12. Dia anak pindahan dari luar negeri yang dikenal dengan kecantikan dan kepintarannya. Meski begitu, dia sama sekali tak punya teman. Karena suatu alasan dia menjaga jarak dari or...