19. Omelan Menenangkan Hati

37 15 0
                                    

Klarybel memutuskan untuk meninggalkan Jiwoo sebentar dibawah pengawasan Kayden karena ada urusan mendadak.

Dia harus menghadiri rapat dadakan. Dan itu menggantikan kakeknya yang mundur dari kepemimpinan perusahaan.

Sebenarnya Klarybel tidak mau. Berada di sana membuatnya sesak dan tidak nyaman. Tapi apa boleh buat. Dia harus melakukan itu.

Sesampainya di sana, dia langsung pergi ke ruang rapat bersama Mira. Di sana Mira tak henti-hentinya menggenggam erat tangan Klarybel.

Klarybel memimpin rapat itu dengan berusaha meningkatkan aura dominasinya untuk menekan hawa tidak enak di ruangan itu.

Pertemuan berjalan seperti biasa. Para paman dan bibinya tak henti-hentinya memberikan tatapan tak suka padanya.

Sepanjang rapat, banyak sekali makanan ringan dan minuman yang dihidangkan. Namun tak dari satupun dari mereka yang dicicipi oleh Klarybel.

Dia tahu. Ada racunnya. Setelah menyelesaikan pertemuan rutin yang melelahkan itu, dia pergi dari sana dengan perasaan sangat lelah.

Ingin sekali menghubungi Kartein. Tapi dia tidak enak mengganggunya.

"Nona. Apa sebaiknya Anda menghubungi Tuan?" Ujar Mira menyarankan.

"Tuan..? Siapa?" Klarybel mengerutkan keningnya heran.

"Itu loh. Pria yang Anda temui waktu itu. Yang tampan." Ujar Mira berusaha mencari topik lain.

"Ah dia.. Aku takut mengganggunya. Dia.. orang yang sibuk." Samar-samar Klarybel tersenyum kecil memikirkan Kartein.

Mira yang melihat mood Klarybel yang sudah kembali membaik tersenyum tipis. Dia berharap bertemu dengan orang itu, membuat Nonanya menjadi bahagia.

Tiba-tiba Kartein menelpon. Klarybel yang sedang melamun di mobil terdiam melihat nama kontaknya.

"Angkat saja Nona." Ujar Erven. Orang yang sering mengantar jemput Klarybel. Dia pacar Mira by the way. Dan mereka sudah berencana menikah.

Jadi Erven dan Mira sudah seperti saudara bagi Klarybel yang anak tunggal itu.

"Tapi Kak Ven, bagaimana kalau Aku mengganggunya?" Ujar Klarybel ragu.

"Ayolah Klar. Dia yang menghubungi duluan. Jadi tak masalah kalau kau mengangkatnya dan berbicara dengannya." Ujar Erven terkekeh kecil.

Klarybel pun mengangkat telpon Kartein. Setelah dia menghilangkan rasa gugupnya.

'Halo Ibel? Kenapa lama sekali? Apa terjadi sesuatu? Kalau ada apa-apa katakan. Kau benar-benar membuatku khawatir.

Sebagai murid Kau harusnya berbuat baik pada gurumu ini. Jangan membuat dia khawatir dong. Kalau ada masalah bilang.' Terdengar Kartein yang mengomel di seberang telpon.

"Aku.. baik-baik saja." Seulas senyum tipis terbit di bibir Klarybel.

Perlahan-lahan rasa sedih dan gundahnya hilang setelah mendengar suara Kartein yang menenangkan baginya. Meski sang empunya mengomel.

'Ahahaha!! Bohong banget?! Aku tahu Kau tidak baik-baik saja. Katakan! Aku memaksa loh!' Kartein tertawa kesal di sana. Terlihat sekali dia ingin menghancurkan sesuatu.

"Haahh.." Klarybel menghela napas panjang. Berusaha untuk tidak menangis.

'Heh?! Kau kenapa?! Sesak napas?! Bukankah sudah belajar kemampuan penyembuhan hah?!' Kartein mengomel dengan panik. Bahkan dia hampir saja terbang ke Korea lagi.

"Omeli Aku.. tolong.. Aku merindukan suaramu.." Ujar Klarybel tersenyum tipis dengan suara bergetar yang hampir menangis.

'Apa itu bentuk sarkas? Baiklah. Aku omeli Kau. Jangan merengek menyuruhku diam nanti ya.' Kartein mulai mengomeli Klarybel dengan berbagai macam kesalahan Klarybel.

Dari kesalahan kecil sampai besar dia ungkit semua. Bahkan dia juga tak lupa menyuruh Klarybel untuk berhenti begadang bla.. bla.. bla dan lain sebagainya.

Klarybel yang mendengarnya semakin tersenyum dan hatinya menghangat. Semua rasa takutnya menghilang.

Perlahan dia tertawa lepas membuat Kartein yang tadinya mengomel langsung berhenti dan tersenyum tipis di seberang sana.

Kartein menghela napas panjang dan duduk di meja kerjanya. Dia mendengus kecil mendengar Klarybel yang tadinya ingin menangis sekarang malah tertawa lepas.

"Sudah lebih baik?" Tanya Kartein menatap ke arah taman rumahnya.

'Ya. Terima kasih omelannya Pak Guruku yang tampan. Aku menyayangimu. Terima kasih.' Telpon ditutup, Kartein nyaris melompat mendengar Klarybel bilang dia menyayanginya.

Wah gila. Harus rajin kerja ini.
Tentunya Kartein semakin rajin bekerja setelah itu.

Disisi Klarybel, dia tersenyum tipis dan memeluk ponselnya erat.

"Sudah lebih baik?" Tanya Erven.

"Ya Kakak.. terima kasih.. terima kasih juga Kak Mira.." Ujar Klarybel tersenyum tulus.

"Ah seperti dengan siapa saja adikmu ini Mira." Erven terkekeh kecil.

"Adikmu juga ya! Lihatlah dia seperti dengan orang asing saja. Kalau berterima kasih, tersenyumlah dan bahagialah." Ujar Mira dengan ceria.

"Tentu. Terima kasih banyak." Klarybel memeluk Mira dengan erat.

Setelahnya, dia kembali diantar ke rumah sakit untuk menjenguk Jiwoo. Waktu berjalan cukup lama.

Dia berpapasan dengan Inhyuk dan Jiyoung. Jiyoung sedikit tersentak melihatnya. Dia segera mendekati Klarybel dan meraba pipinya dengan raut khawatir.

"Kau menangis?" Tanya Jiyoung memastikan.

"Ah? Hanya.. hanya masalah kecil Kakak. Tidak apa-apa." Ujar Klarybel tersenyum cerah menggenggam tangan Jiyoung.

"Kalau ada masalah katakan padaku. Mengerti?"

"Iya Kakak terima kasih."

"... sama-sama. Jiwoo ada di dalam. Ada Jisuk dan teman Jiwoo juga disana. Tadi mereka berkelahi karena temannya ingin bertemu Jiwoo.

Tolong jaga mereka dan jaga dirimu juga ya. Kalau ada apa-apa hubungi Aku. Mengerti Klary?" Omel Jiyoung panjang lebar.

"Mengerti Kakak hehe. Hati-hati di jalan ya.." Klarybel tersenyum cerah melambaikan tangannya.

"Baiklah. Aku pergi." Jiyoung sedikit mengangguk dan pergi. Disusul Inhyuk yang tadi melongo melihat betapa cerewetnya Jiyoung untuk pertama kalinya.

Di perjalanan, Jiyoung sedikit melirik ke belakang.

"Begini ya rasanya punya adik perempuan. Tidak buruk." Ujar Jiyoung membuat Inhyuk paham dan tersenyum tipis.

Sementara itu Klarybel yang baru memasuki ruangan Jiwoo, dia melihat Jisuk dan Wooin di sana. Mereka berdua langsung tegang melihat kedatangannya.

"Santai saja. Aku tidak makan orang." Ujar Klarybel mengangkat tangannya.

"Klary!! Haloo!!" Jiwoo melambaikan tangannya dengan ceria.

"Bagaimana keadaanmu?" Klarybel menghampiri Jiwoo dan memeriksa lukanya dengan kekuatan Awakened.


























Kartein mode ganteng

TBCSELAMAT MEMBACA JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT SEE YA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC
SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
SEE YA

Menjadi Murid Awakened Tertampan di Dunia (Eleceed X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang