capter 9 (Balas Dendam lasya 2)

15 12 2
                                    

karma itu nyata apa yang di tanam maka itu yg akan di petik suatu hari nanti

Ia baru menyadari sesuatu, sosok itu membawa sebuah kapak besar sebesar kepalan tangan, ia mencoba pergi namun kekuatan lasya lebih kuat ia menarik tubuh cilea hingga tersungkur ke tanah .

"sya gue minta maaf please lepasin gue" ucap cilea memohon agar di lepaskan karna kini ia benar-benar ketakutan dengan wujud lasya yang menyeramkan.

"Lepas No koe?? ojo ngarep! cah ayu koyo kue kudu entok balesan e" (Lepasin kamu? janggan harap! anak cantik sepertimu harus dapat balasan nya) ucap lasya  yang kini mengeluarkan sebuah gunting yang entah dari mana asal nya, lasya mengarahkan gunting itu tepat ke arah mata kanan celia, ia mencoba memberontak namun gagal.

"ARGHHHHH Sa-kit" Teriak histeris ciela saat gunting itu menusuk mata kanannya,  yang membuat darah bercucuran dari matanya,Gunting itu di putar hingga membuat mata nya meletus begitu saja.

"S-SYAAA AM-PUNN" teriak cilea histeris namun suara nya hampir habis , aneh nya semua tak ada yang bisa mendengarnya.

" a-ampun sya akhhhh......" ucap nya yang kini mencoba kabur namun dapat di cegah , dengan mudah nya lasya menyeret tubuh cilea ke arah gudang.

cilea terpelanting dan jatuh tersungkur di dalam gudang iya masih terus merintih kesakitan memegangnya matanya yang sudah kosong.

"To-Tolong, ja-Jangann!! lepasin leaaa... " Ucap cilea histeris  mengema di ruangan itu belum selesai ia melanjutkan ucapan nya lasya mengarahkan kapak ke kepala cilea dengan sekali tebas kepala itu mengelinding begitu saja terlepas dari tubuh nya.

jam menunjukan pukul 11.00 malam semua orang banyak yang sudah tertidur pulas di kamar masing masing ada juga yang masih berkeliaran entah untuk membeli makanan dll, sedangkan di kamar 13 mereka sedang merenung tentang keberadaan cilea yang sedari tadi belum di temukan.

"AAAAAA...." Teriak nyaring seorang remaja putri mengema di seluruh sudut sekolah yang sudah sepi , rupanya gadis itu menemukan mayat perempuan di tong sampah, semua terkejut karna teriakan itu dan berlari menghampiri gadis itu baru saja sari dan syiela hendak keluar kamar , sosok lasya tiba tiba muncul dan menghadang mereka berdua hingga mereka pun tak bisa keluar.

"ojo metu nek ise penggen orep" uacap lasya yang kini berada di ambang pintu kamar 13 (Jangan keluae kalau masih mau hidup).

namun sari tak mendengarkan nya dia berlari ke lapangan, dia terkejut bukan kepalang saat melihat potongan tubuh tak bernyawa yang terlihat tercabik cabik serta terpotong potong, tak lama berselang polisi datang ke tkp untuk memeriksa, semua murid di persilahkan untuk kembali ke asrama karna hari telah larut malam.

"apa  menurut mu ini pembunuhan berencana atau semacam nya?" ujar seorang detektif .

"Menurutku tidak, jika ini pembunuhan kenapa tubuh nya tercabik cabik?" ucap salah satu polisi di sana.

"tapi jika ini hewan buas, tak mungkin bisa memasukan nya ke tong sampah" timpal detektif itu.

Saat mereka semua sedang asik mengamati tubuh itu tanpa mereka sadari seorang gadis mengawasi mereka ya itu syiela gadis itu kini sedang berada di bawah kendali penuh lasya menatap para detektif , guru dan juga polisi yang ada di sana, ya itu adalah perjanjian syiela dan lasya yang waktu itu ia berjanji akan membantu lasya.

"Heh kamu Sudah saya bilang masuk ke asrama apa kamu tuli!" ucap salah satu guru yang berada di sana, Namun dia hanya diam dengan tatapan kosong.

"apa dia salah satu murid di sini?" ucap salah satu polisi yang ada di sana, guru itu menganguk mengiyakan ucapan polisi itu.

"apa kamu merasa ada yang aneh dengan murid itu?" ucap detektif yang kini ikut bicara.

"aneh?" ucap kedua nya menengok ke arah Syiela dan detektif itu secara bergantian.

"apa kamu tak melihat tatapan kosong nya,Kamu yakin dia tak di rasuki?" ucap kembali detektif itu, mengusap kasar wajah nya.

sedangkan di kamar 13, sari sedang menatap ke arah luar jendela,air mata nya jatuh membasahi pipi nya, nya bak semesta pun mengerti dengan keadaan nya langit mulai gelap angin bertiup samar samar.

"Guaa mau pulang hikss" ucap xviera yang shok dengan apa yang ia lihat tadi.

" bukan lo doang yang mau pulang, kita semua juga mau pulang..." ucap lia.

"Ehh kalian liat syiela?" ucap lia menyelesaikan ucapan nya, semua mengelengkan kepala karna mereka bertiga tak ada yang tau keberadaan syiela saat ini.

"Liat sendiri anak itu pergi gitu aja saat kita poisi kayak gini" ucap xviera menyudut kan syiela.

"lupakan saja mending siap siap buat acara nanti malam" ucap Lia mereka pun bersiap siap untuk pesta perayaan ulang tahun sekolah mereka.

sedangkan di luar terdengar keributan dari arah kantor sekolah itu.

"BAHKAN UANG INI GA AKAN BISA MEMBUAT ANAK SAYA HIDUP LAGI! "
teriak Ibu Cilea yang kini terbawa emosi. Perempuan paruh baya itu tak terima atas kematian anaknya yang tidak di usut tuntas sedangkan pihak kepolisian tidak dapat berkutik karena telah di bayar oleh pihak sekolah.

Ternyata benar. Mayat yang telah ditemukan adalah mayat Cilea yang telah termutilasi dan di buang di tong sampah sekolah itu, Karena terjadi keributan akhirnya Ibu cilea itupun hanya diberikan janji-janji palsu oleh sang kepala sekolah agar ia tidak dilaporkan dan merusak reputasi sekolah itu.

Bersambung.....

273,75 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang