Bab 6 (Tapi Aku juga anak ayah)

41 31 3
                                    

Katanya Ayah adalah Cinta pertama anak perempuan, namun itu tidak berlaku untukku.

~Sari
_________________________________________

"Dia ayah gua, tapi dia gak angep gua anaknya dia lebih bahagia sama keluarga barunya padahal dia tau gua ma adik-adik gua dah gapunya orangtua , orangtua gua tingal dia " ucap Sari , Sari menangis sejadi-jadinya di pelukan sahabatnya.

"Gua yakin lo kuat ri , lo bisa, demi adik-adik lo" ucap Syiela yang mencoba menenangkan sahabatnya itu,dan menghapus airmata yang sedari tadi membasahi wajah Sari.

"Tapi gua juga anak nya sya, apa gua tak pantas untuk mendapatkan kasih sayangnya"ucap Sari mengeratkan plukan nya , namun syiela hanya terdiam karena ia  melihat Lasya yang menghampiri nya.

Tubuh Syiela Tiba tiba memucat Tatapan matanya yang kosong, membuat sari seketika terdiam dan melepaskan pelukan nya.

"La?" ucap sari sedua manik mata nya menatap tubuh syiela yang memucat, ya tubuh itu saat ini sedang Dikendalikan Lasya, sontak saja membuat sari menjauhkan tubuhnya dari syiela, lebih tepatnya dia takut karna lasya merasuki tubuh sahabat nya.

"HAHAHA, Koe lapo wedi karo aku? aku ora medeni koe" (kenapa kamu takut denganku? aku tidak menakutimu) ucap Lasya yang kini tertawa kecil, memandangi tubuh Sari yang ketakutan.

"Kenapa kamu tiba-tiba disini bukankah harusnya kalau sudah tenang di alammu?" ucap Sari mencoba memberanikan diri.

"Piye aku iso tenang nang alamku raga ku horong di kubur no? Sedangkan kue ape tadi korban selanjute soko bocah Iku" (Bagai mana aku bisa tenang di alamku ? sedangkan ragaku belum di kubur kan? sedangkan kamu akan jadi korban selanjutnya dari anak itu) ucap Lasya.

"Maksudnya? Aku bakalan bernasib sama sepertimu?" Ucap Sari yang sangat kebingungan dengan ucapan lasya

"Iya kalau anak itu masih membully mu akan semakin banyak orang yang mati di tangan nya , cah  ayu tapi ora duwe hati" (Anak cantik tapi tidak punya hati) Ucap nya dengan penuh penekanan, tak lama berselang Lasya pergi meningalkan mereka berdua.

'Apa dia sejahat itu' Gumam nya, ia melihat syiela yang mulai sadar.

"Main masuk aja, dikira aku ga punya harga diri apa" Ucap Syiela kesal karna Lasya yang masuk ke tubuhnya secara mendadak membuat tenaganya  terkuras habis.

" sabar la , gue masih kepikiran kata-kata Lasya tadi, kok nggak nyangka kenapa Xviera sejahat itu" Ucap Sari, tak habisfikir dengan kelakuan Xviera yang seenaknya sendiri.

"Gua juga gaktau ri , intinya  kalo xviera macem macem ke lo kasih tau gua" ucap Syiela, yang di balas angukan oleh Sari.

"Ehh btw Minggu depan lo ikut? Gua ikut kalau lo ikut" ucap Sari yang dibalas anggukan oleh Syiela,saat mereka asik mengobrol tiba tiba ponsel sari berbunyi ada telvon yang masuk.

Telvon:

Sari : Om ada apa?

Om : adik kamu sekarang masuk rumah sakit , tadi kecelakaan.

Sari : Rumah sakit Mana om? Saya habis ini kesana.

Om :📍rs.mawar****

Sari bergegas mematikan sambungan Telbvon itu.

"Ada apa Sar?" ucap Syiela yang melihat sari panik.

"Ade gua kecelakaan laa, lo bisa anter gua ke rs ga???"ucap sari

"Bisa, coba lo hubungin ayah lo dulu mau gimanapun ade lo juga anak nya" ucap Syiela , Sari pun mengiyakan ucapan Syiela setelah sari mengirim pesan ke ayahnya iapun pergi ke rumah sakit bersama Syiela.

Sampainya di rumah sakit, ia melihat adiknya yang sudah terbaring lemah di atas bangker rumah sakit dengan infus yang menempel di tangan mungilnya, Di sana juga ada om dan tante nya serta salah satu adik nya yang lain.

BRUAKKK....

Pintu ruangan rawat itu di banting sehinga terbuka lebar, semua orang menatap kearah pintu yang terdapat seorang pria berusia 35thn yang kini berdiri di ambang pintu bersama seorang wanita serta satu balita di gendongannya,ya mereka adalah ayah sari dan keluarga baru nya, ia tak mungkin datang jika bukan karna paksaan istri nya.

Bug.....

Bug.....

Bug.....

Tiga kali pukulan mendarat di pipi mulus sari semua orang di sana ingin sekali melerainya namun mereka takberani berbuat apa apa.

"Anak pembawa sial , Adik lo kayak gini gara gara lo" ucap Zvior ayah S8ari , ucapan itu lolos membuat sari menangis sejadi-jadinya.

"Mas udah mas , kasian dia juga anak kamu mas" Ucap seorang wanita berbaju biru bernama Verica yang merupakan istri baru ayah nya.

"Tapi dia pembawa sial,Ibu dia meningal juga karna kecelakaan bareng dia waktu itu, Pembunuh!" Ucap Zvior dengan penuh penekanan di ahir kata nya.

Bug...

Satu pukulan lagi mendarat di pipi mulus itu yang kini lebam , Syiela yang melihat itu tak bisa berkutik melihat perlakuan Itu.

"hueeee yayah Janggan pukul kakaa" Ucap Syiva yang merupakan salah satu adik nya yang kini memeluk sari yang menunduk menahan rasa sakit di wajah nya.

"Syiva sama Riyel ikut papa ya? mau kan?" Ucap Zvior yang kini Berjongkok dan mengelus kepala Syiva, Syifa yang diperlakukan seperti itupun hanya menganguk.

"Kaka ikut yayah?" ucap Syifa yang kini menatap sari dengan wajah polos nya.

"ade ikut ayah ya , kaka ga bisa ikut" Ucap sari  Yang di balas angukan antusias oleh syifa,Sari yang melihat itu pun hanya tersenyum masam.

"Lebih baik kamu pergi dari sini saya tidak mau melihat wajah mu di sini" ucap Zvior, Sari yang mendengar itu pun pergi tanpa berkata apapun, hati nya sungguh hancur saat sang ayah mengatakan bahwa dia pembunuh.

Ya sekarang Sari berada di rumah nya ia pulang di antar oleh Syiela , syiela sangat ingin sekali membantu sari ia merogoh kanton nya mengambil beberapa lembar uang pecahan seratus ribu namun sari menolak.

Sari merebahkan tubuh kurus nya di atas kasurnya, menatap sekeliling se isi kamar itu.

'Ma aku kangen mama' Ucap Sari lirih sebelum menyelam ke alam mimpi nya.

Beberapa hari berlalu , syiela kini sedang asik mendengarkan alunan lagu dari benda pipih yang ada di gengaman nya, Namun aroma bunga melati menusuk hidung nya, aroma itu begitu kuat hinga syiela kebingungan.

'aku kan ga menanam bunga melati? ko ada wangi melati?' Ucap Syiela dalam hatinya , bulu bulu tipis di area lehernya pun mulai berdiri membuat nya merinding.

"Lapo koe wedi karo aku? Koe dewe bien meneng wae pas aku di pateni?"
(Kenapa Kamu takut sama aku? kamu sendiri diam saja saat aku di bunuh?)

Suara itu sontak saja membuat syiela ketakutan, Suara itu tak asing baginya , Sering sekali ia melihat sosok itu namun kenapa sekarang berbeda? kenapa suara itu begitu menakutkan sekarang?, Syiela menghiraukan suara itu ia merebahkan diri nya di kasur nya.





273,75 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang