ꗃ 7 ꗃ

206 24 2
                                    

"Ghina?" tegur Mayor Teddy lagi sambil menyentuh lengannya.

Gawat, gimana nih masa bilang ke Mayor Teddy kalo gua lagi menstruasi...

Mayor Teddy melirik dan sekilas melihat ada bercak darah.

"Kamu terluka? Dimana?"

"B-bukan pak, s-saya menstruasi pak..." ia menjawab sambil menundukkan kepalanya lagi.

Mau gak mau dirinya harus menjelaskan, sungguh memalukan. Saking malunya, ia ingin menghilang saja. 

Ketika mendengar penjelasannya, Mayor Teddy langsung melepas jaket yang ia kenakan dan memakaikan ke tubuhnya lalu tanpa izin menggendong dirinya ke dalam pelukannya.

"Tahan sebentar, saya akan bawa ke klinik." ujarnya.

"Ehh?"
Dari bawah ia melihat wajah serius Mayor Teddy yang menggendongnya.

Oke, ini dejavu banget.

Ghina menutup mata karena merasa malu, ia sempat mendengar suara riuh seperti ditujukan padanya. Sesampainya di klinik, Mayor Teddy menidurkan Ghina di ranjang klinik, ia langsung ditangani oleh staf medis sedangkan Mayor Teddy menunggu di luar sekat penutup kain. Sesudahnya, staf medis keluar dan Ghina tak sengaja mendengar percakapan tersebut.

"Dia gapapa Pak Teddy, biasa kalo cewek sedang datang bulan perutnya suka sakit, nah tadi sakit perutnya parah. Untung Pak Teddy membawanya ke sini." jelas staf medis kepada Mayor Teddy.

"Soalnya dia salah satu anggota rombongan di bawah pengawasan saya, agak cemas pas yang lain sudah sampai garis akhir, cuma dia yang belum padahal saya lihat dia ikutan lari. Baiklah, biarkan dia istirahat dulu, saya izin pamit."
Mayor Teddy meninggalkan klinik.

_ʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔ_

Jadwal kegiatan pagi ini lari marathon. Jujur ia sangat menyukainya, dulu selama latihan di markas TNI pasti tak jauh dari lari dan lari. Mayor Teddy segera ke mansion Kemenhan untuk menggiring rombongan ke titik mulai, ia melihat Ghina yang masih tampak lesu.

Mungkin males lagi tidur disuruh lari.

Lari marathon dimulai. Saking ramainya rombongan Kemenhan kecampur dengan rombongan kementerian lain. Mayor Teddy terus berlari sampai di titik akhir. Otomatis rombongan Kemenhan langsung kumpul jadi satu. Mereka saling mengobrol, ketika dihitung ulang hanya ada 14 orang, 1 lagi kemana?

Mayor Teddy menyadari kalo Ghina tidak ada. Ia memutuskan mulai mencari dari garis mulai jaga-jaga apabila kesasar mengikuti arah yang salah. Dari kejauhan belum ada tanda-tanda ada Ghina, sampai dimana ia melihat ada seseorang yang sedang duduk sambil menundukkan kepalanya dan ia sadar kalau itu Ghina. Dilihatnya dari outfit tadi pagi. Ia mendekati dan menegurnya.

Setelah ditanya kenapa, ia tak menjawab tapi dilihat dari mukanya seperti menahan tangis dan sakit. Akhirnya dia bicara.

Ternyata Ghina sakit perut menstruasi.

Ia pun segera membawa Ghina ke klinik. Dirinya tau bagaimana rasanya karena dulu waktu kecil, ia suka menjadi sasaran caci maki kakaknya menjelang datang bulan. Ia juga pernah diminta tolong dibelikan pembalut oleh kakaknya. Jadi Mayor Teddy sudah familiar menghadapinya.

Sesampainya di klinik, ia menunggu staf medis memeriksa Ghina. Ia sempat melihat Ghina yang malu menutupi wajahnya dengan selimut. Setelah mendengar penjelasan, ia keluar meninggalkan klinik untuk kembali mengurusi rombongan Kemenhan.

Selesai lari marathon tidak ada kegiatan lagi karena akan fokus latihan terakhir dari pasukan bendera, area lapangan juga mulai disterilkan. Untuk itu semua staf diperbolehkan keliling IKN, sementara Mayor Teddy menemui Pak Prabowo untuk membahas beberapa hal. Ketika ia keluar dari mansion menteri, tiba-tiba ada Winda yang menghampirinya.

ICEBERG | MAYOR TEDDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang