part 20

284 31 5
                                    

"Oh Hinata.. kau akan membangunkan Dai? Mulai sekarang aku yang akan melakukannya lagi ya."

"Tolong jangan beri makanan seperti itu lagi ya buat Dai. Mulai sekarang biar aku yang menyediakan makanan untuk anak-anakku."

"Itu susu buat Dai? Tidak perlu lagi, dia sudah minum susu dan aku yang akan menemaninya tidur."

Jangan ini, jangan itu, begini, begitu, beberapa hal diatas adalah beberapa contoh larangan Temari dihari pertama Hinata kembali bekerja. Bukan, bukannya dia tidak tau diri sok jadi seperti ibu Dai, tapi dia hanya sangat merindukan Dai. Tidak tau kenapa Temari terlihat sedikit tidak suka pada Hinata, dia seperti tidak mengizinkan Hinata mendekati Dai.

Lalu bagaimana dengan Shikamaru? Tidak usah bertanya, pria tak bertanggung jawab itu bertindak seolah dia bukan siapa-siapa, melihat kearahnya pun tidak pernah.

Rumah itu yang sebelumnya terasa sangat hangat dan nyaman sebelum mereka ke Korea, kini terasa sangat mengintimidasinya dan membuat dia merasa kesepian.

***

"Enghhhh, Shika kun" Entah sudah berapa kali dan di berapa tempat Hinata tidak sengaja memergoki Temari dan Shikamaru bermesraan. Tidak ada yang salah memang dengan hal itu, mereka berdua adalah suami istri, yang salah hanya hati dan perasaan Hinata yang dengan tidak tau dirinya cemburu dengan yang sedari awal memang bukan miliknya.

Hinata berlari kekamar, ini jam 10 malam, tadinya dia hanya ingin mengambil air minum karena dia merasa sangat haus, namun malah melihat pemandangan romantis yang sangat menyakitkan itu.

Hinata memeluk Boruto erat sampai-sampai tubuh mungil itu sedikit menggeliat, sepertinya dia sedikit terganggu.

"Boruto.. kaasan merindukan Shika kun dan Dai kun.. Hikss."

Hinata benar-benar sangat merindukan Dai. Bukan hanya Hinata yang dilarang mendekati Dai, tapi Dai juga selalu dicegah Temari agar tidak dekat-dekat dengan Hinata, walaupun larangannya tidak dia utarakan secara gamblang.

"Neechan.. otouto..Dai datang.." Hinata masih ingat beberapa hari yang lalu Dai datang berkunjung ke kamar Hinata, Hinata dengan senyum dan semangat langsung berlari kearah pintu untuk menyambut Dai.

"Dai sayang, ayok kaasan akan menemanimu membaca.."

Saat itu Hinata langsung menghentikan langkahnya dan menunduk sedih dan kecewa karena mendengar suara langkah kaki menjauh dari kamarnya setelah tadi Temari datang untuk mengajak Dai pergi.

Pernah juga beberapa hari yang lalu, saat Hinata di taman belakang bersama Boruto untuk merapikan tanaman.

"Neechan.." Saat itu Hinata tersenyum gemas melihat langkah mungil Dai yang sedang berlari kearahnya.

"Dai.. ternyata kau disini sayang. Kaasan mencarimu sedari tadi. Ayok, kaasan baru saja membuatkan cookies kesukaanmu.

Lagi-lagi saat itu Hinata langsung bermuram durja sambil menatap punggung mungil Dai yang berjalan menjauh dari arahnya.

Lalu bagaimana dengan Shikamaru?
Saat Hinata baru tiba dari Korea saja, Shikamaru hanya melirik sejenak kearahnya, setelah itu langsung berpaling, senyum Shikamaru terlihat sangat lepas, menatap dengan mata berbinar wajah mungil yang sedang tertidur digendongannya.

"Hikss.. Shika, apakah kau akan sebahagia ini saat bayiku lahir nanti?" Batin Hinata saat itu sambil mengelus perutnya pelan dan menggigit bibirnya menahan agar tidak sampai menangis.

Sebulan ini Hinata melihat Shikamaru tidak bisa lepas dari Nana. Nama bayi belum genap setahun itu. Dia terlihat sangat mengidolakan Nana, mungkin karena dia adalah copy an Temari dalam versi yang lebih imut dan lucu.

[End] Its YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang