Cessare mengayunkan pedangnya, mata pedangnya berhenti membuat goresan kecil di leher seorang laki-laki paruh baya, "M-maafkan hamba Yang Mulia.."
Cessare menatapnya dengan sangat dingin, seolah melihat ada serangga yang menempel di bajunya, "Kamu sudah tidak mau menggunakan lehermu lagi, kan?"
"Ya? Ah.. t-tidak Yang Mulia, berikan aku kesempatan, akan aku perbaiki s-segalanya.." Lelaki paruh baya itu memohon dengan sangat amat, ia merasakan goresan pedang Putra Mahkota di lehernya semakin dalam.
Cessare berdecih kesal, "Ck! Kemampuan sihir mu yang buruk itu mempersulitku." Ucapnya sebelum memberikan pertanyaan, "Bagaimana jika aku berikan kamu kesempatan untuk belajar lagi, mengasah kemampuan mu, mau?"
Lelaki paruh baya mengangguk cepat dan berterimakasih dengan kegirangan, "T-terimakasih atas belas kasihmu pada hamba, Yang Mulia. Hamba akan belajar dengan sebaik ba-"
'CCTTTASSS!'
Pedang Putra Mahkota Cessare menembus leher lekaki paruh baya dihadapannya, leher dan tubuh lelaki paruh baya itu terpisah, "Belajar yang benar, di akhirat."
.
."Kamu meragukanku?"
Sekalimat pertanyaan itu membuat Gheesyra tersentak kaget, "Bagaimana bisa aku berani meragukan Pangeran Dante?"
"Benar, kamu meragukanku, Gheesyra." Ucap Dante sambil terkekeh kecil, "Menarik. Kamu memintaku datang untuk membantu tetapi ternyata kamu meragukanku?"
"Aku tidak mengetahui apapun tentang Tanah Mati, bahkan dugaan adanya sihir juga tidak pernah terdengar olehku."
"Selain penyihir agung, aku juga seorang Pangeran dari Oberon, kamu ingat kan?"
"Bagaimana akhirnya kamu bertanggung jawab atas dugaanmu yang salah terhadapku? Kamu termasuk berani atau terlalu naif?"
Dante memberikan pertanyaan beruntun, berakhir dengan senyuman, ia juga mengelus puncuk kepala Gheesyra dengan gemas, "Aku tidak mau begitu serius,"
"Aku akan membantu."
Sejujurnya Dante merasakan sedikit kecewa, ia senang bisa bertemu dan merasa dibutuhkan oleh Gheesyra tetapi ternyata ia mendapati fakta bahwa dirinya juga dicurigai oleh gadis yang selalu membuatnya tertarik itu.
Dante mengharapkan lebih banyak kepercayaan dari Gheesyra, untuknya.
Gheesyra terperanjat, "Ya? Kenapa.."
"Pertama, aku mau membersihkan keraguanmu itu padaku." Dante mencoba menjawab kebingungan Gheesyra, "Kedua, aku mengetahui pernikahanmu dengan kak Cessare jika gagal dalam misi ini."
"Kamu mengetahuinya? bagaimana bisa?" Tanya Gheesyra masih kebingungan.
"Ada banyak orang di istana, Ghee. Mereka memiliki tuan masing-masing." Jawab Dante.
Ah Gheesyra mengerti, Dante menugaskan mata-mata didekat bilik ruang kerja Kaisar. Sedekat itu tetapi dibiarkan oleh Kaisar? atau mungkin mata-mata milik Dante yang hebat?
"Kalau begitu, mohon bantuannya, Pangeran."
Dante tersenyum senang, "Panggil aku 'Dante' kedepannya."
Gheesyra hanya mengangguk. Mereka melanjutkan perjalanan menuju kediaman Duke Stephen Altman.
Sesampainya disana, Gheesyra dan Dante disambut hangat oleh Duke Stephen, Arcelia, dan Ayuverda. Mereka secara khusus memberikan penyambutan kecil untuk Pangeran dari Oberon itu.
"Oh! Dante, kau sudah sampai?" Suara tidak sopan itu menusuk telinga mereka yang sudah berusaha menyambut Dante dengan hati-hati.
Gheesyra jelas mengenal suara itu, "Kakak! Kenapa kamu ada dis-" ia segera menggeleng, "Perhatikan tutur katamu, kak! Bagaimana bisa kamu menyambut Pangeran Dante dengan tidak sopan begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIAGO THE PRINCE OF OBERON
Historical Fiction"Pilihlah salah satu pangeran, akan ku jadikan dia suami mu." Ucap Kaisar Oberon yang sangat terobsesi untuk menjadikan Gheesyra sebagai 'menantunya'. ⚠️ : Ada episode baru setiap hari minggu! Selalu ingat untuk memberikan dukungan dan ikuti profile...