10. Mood 💋

682 23 6
                                    

Tiga hari berlalu, Lian bergelut dengan kegiatannya di kantor yang sangat sibuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari berlalu, Lian bergelut dengan kegiatannya di kantor yang sangat sibuk. Ditambah lagi tidak ada yang memperhatikannya karena Hanna terus sibuk dengan Kay, menghibur gadis itu yang belum juga pulang ke rumahnya.

Lian merasa dicampakkan begitu saja, entah kenapa hatinya merasa resah karena tidak dipedulikan oleh Hanna.

Malam ini dia baru saja sampai di rumah jam 9 malam setelah menyelesaikan rapat penting, dengan wajah yang lelah dia membuka pintu rumah dan menutupnya.

Langkah kaki Lian terhenti di depan pintu ruang tv, melihat Hanna dan Kay sedang asik mengobrol dengan banyak makanan di meja. Kedua gadis itu langsung melihat Lian karena mendengar suara langkah kaki yang masuk ke rumah.

"Sudah pulang?" tanya Hanna tidak luput dari pandangan Kay, bulak-balik melihat kedua orang di depannya.

"Iya, saya ke atas," ujar Lian mengeluarkan napas berat, lalu berjalan melewati tangga dan masuk ke kamarnya.

Hanna dan Kay yang melihat itu saling pandang dan mengkidikkan bahu masing-masing.

"Aku ke atas dulu ya, lihat Lian," kata Hanna berpamitan dan pergi dari ruang tv setelah Kay mengangguk setuju.

Hanna dengan langkah bertanya-tanya menapaki anak tangga.

"Aku terlalu mengabaikan dia? Benarkah?"

Pikiran Hanna melanglang buana, dia teringat percakapannya dengan Kay kala tidur bersama.

"Kau selalu tidur dengan kakakku, Hanna?" tanya Kay, dia tidur menyamping melihat ke arah Hanna.

"Hm? Tidak, Kay. Baru saja kemarin, sebelum kamu datang, kita tidur di kamar atas."

"Kakakku orang yang susah didekati, ya?"

"Ya, begitulah. Tapi, seperti yang kamu tahu, pelan-pelan dia mulai luluh ...."

"Di saat-saat terakhir kamu akan pergi, Hanna ... tidak bisakah kamu tinggal?"

Hanna tertegun setelah mendengar pertanyaan itu, "Aku harus profesional." Hanna tersenyum kepada Kay.

"Keluarga kami banyak mengalami kehilangan Hanna, apa lagi kakak. Dia kehilangan Ibu dan ditinggalkan kekasihnya dalam waktu yang bersamaan, kau tahu dia sangat menyayangi ibu karena mereka lama berpisah sedari kecil ... ayah kami mengirim Lian pergi ke tempat kakek, dia beranjak dewasa di sana sampai kakek meninggal dunia karena sebuah kecelakaan. Di umur SMA, dia baru merasakan kasih sayang ibu kami, dia sangat dimanja dan sangat manja. Anak kesayangan ibu ... walau ekonomi kami diterjang habis-habisan kala itu. Tapi, setelah semua kembali membaik ... ibu justru meninggalkan kami."

Hanna mendengarkan cerita Kay dengan seksama, sorot mata Kay nampak sangat sedih dan terluka. Tapi, dia tidak menangis.

"Papa orang yang sangat cuek, Hanna. Seperti Lian sekarang, dingin dan entahlah ... kamu tahu sendiri. Hubungan mereka tidak cukup baik, apalagi setelah papa memaksa Lian untuk meneruskan perusahaan, padahal Lian ingin mengejar cita-citanya jadi angkatan militer."

🔞🍑MY BUTTERFLY🍑🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang