Player 💋

633 24 1
                                    

"Hanna?" tanya Kay yang tengah berdiri di ambang pintu ruang TV.

"Iya?" Hanna melihat ke arah Kay, gadis itu nampak membawa gelas di tangannya.

Hanna membenahi selimut, agar Kay tidak melihat tangan Lian yang masuk ke dalam bajunya.

"Kakakku tidur?"

"Iya, dia kelelahan," jawab Hanna menganggukkan kepalanya sambil mengusap-usap wajah Lian.

"Hm, kemarin banyak brand yang launching, ya?" ujar Kay yang tahu betul kalau perusahaan milik ayahnya itu tengah masa sibuk.

"Iya, begitulah. Kenapa, ada sesuatu yang kamu butuhkan?" tanya Hanna.

"Enggak, aku cuman ambil minum, haus."

"Oh, iya, istirahat gih, udah malem."

"Ya udah, jangan tidur di sana, pindah, nanti sakit badan." Kay yang semula menyandarkan tubuhnya ke pintu pun kembali berdiri tegak. "Aku duluan, ya. Selamat malam, kakak ipar."

"Iya, malam juga, Kay. Tidur yang nyenyak, ya."

"Siap, Kapten!"

Setelah kepergian Kay, Hanna kembali mengusap-usap wajah Lian, mencoba membangunkan laki-laki itu.

"Sayang, bangun yuk, pindah ke kamar biar enak tidurnya," kata Hanna lembut seraya mencubit pelan hidung Lian.

"Hmm," erang Lian pelan malah mendusel-dusel kepalanya di dada Hanna.

"Pindah, yuk," ajak Hanna lagi.

"Hmm ... iyaa," jawab Lian dengan suara berat. Dia mulai membuka mata dan mengeluarkan tangan kirinya dari dalam baju Hanna.

Lian mencoba untuk duduk dan mengumpulkan kesadarannya, diikuti oleh Hanna yang ikut mengambil posisi duduk.

Tatapan Hanna tidak lepas dari gerak gerik Lian yang mengambil gelas kopinya, "Udah dingin, mau dibikinin lagi?"

"Gak usah," jawab Lian menghabiskan kopi itu dan kembali pada kesadarannya.

"Dah, istirahatnya lanjutin di kamar, biar gak sakit badan," kata Hanna mulai mematikan TV.

"Kamu ... mau tidur sama Kay?" tanya Lian melirik ke arah Hanna yang sedang melipat selimut dan menyampirkannya di sofa.

"Hm? Kamu mau aku tidur di mana?" tanya Hanna kemudian, seraya tersenyum melihat Lian.

Lian tidak berjawab, dia justru langsung berdiri dan menggendong Hanna dengan satu kali tarikan napas. "Ehh! Kaget tau," ujar Hanna memukul tangan atas Lian dengan pelan. Lian terkekeh kecil menanggapinya.

Hanna mengalungkan tangannya ke leher Lian saat mereka mulai bergerak meninggalkan ruang TV, naik ke lantai dengan melewati tangga perlahan.

"Kamu udah sadar, kan? Aku takut jatuh, Lian," ucap Hanna seraya mengeratkan pegangannya.

"Masih setengah sadar," balas Lian dengan sengaja melonggarkan tenaganya untuk memeluk Hanna.

"Ahh! Liaaaan!" teriak Hanna sontak terkejut dan memeluk Lian dengan erat.

Laki-laki itu kembali membenahi posisi Hanna, menahan berat badan Hanna yang ringan menurutnya. Dia tertawa kecil, seraya melihat ke arah Hanna yang ketakutan.

"Maaf," katanya membuat Hanna mendongak sambil melotot ke arah Lian.

"Nyebelin!"

Lian tersenyum melihat Hanna, lalu mencium kepala gadis itu lembut.

Sesampainya di kamar, Lian langsung merebahkan tubuh Hanna di kasur. Membuat mereka berdua saling Padang dalam waktu yang lama, hingga Lian mulai menyelusupkan kepalanya di leher Hanna, mencium dan menggigit-gigitnya.

🔞🍑MY BUTTERFLY🍑🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang