Sadness

443 21 6
                                    

"Ya udah, Kay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya udah, Kay. Kamu di sini dulu aja ya, jangan sendirian di rumah," kata Hanna seraya mengusap punggung adiknya Lian.

Mereka sedang ada di tengah rumah di malam ini, Hanna sendiri sempat kaget kenapa Kay datang tiba-tiba ke rumahnya Lian dan setelah gadis itu bercerita kalau nenek memarahinya dan Ravindra, juga tidak merestui hubungan mereka, Hanna pun mencoba untuk menghibur Kay sedari tadi.

"Sekarang, di mana Ravindra?" tanya Hanna membuat Kay mengusap wajahnya yang sembab.

"Aku cuman dianterin ke rumah, habis itu aku gak tau om Ravindra ke mana," tangis Kay menjadi-jadi.

"Tenang, Kay ...." Hanna mengusap-usap punggung Kay dengan sayang, mencoba untuk menghibur gadis itu.

"Kamu istirahat dulu, ya, oke? Lian belum pulang, dia ada lembur. Nanti aku kasih tau dia kalau kamu nginep di sini," ujar Hanna kemudian membawa Kay ke kamar bawah.

Beberapa menit kemudian setelah menemani Kay tidur, Hanna keluar dari kamar dan duduk di mini bar sambil menunggu Lian. Ini sudah pukul 9 malam, tapi laki-laki itu tidak muncul-muncul setelah makan siang tadi.

Ting! Ceklek! Tek!

Lian disambut dengan keadaan rumah yang sepi kala membuka pintu dan menguncinya, dia kemudian belajar ke arah tangga, mengira Hanna sudah tidur di kamar atas. Tapi, sudut matanya menangkap sosok Hanna berada di dapur, tengah tidur sambil menelungkupkan tangan di meja bar.

"Kenapa dia tidur di sana?" heran Lian seraya menaiki tangga dan membersihkan dirinya.

Tidak berselang lama, Lian kembali ke lantai bawah, masih melihat Hanna yang sedang tidur di tempat yang sama.

Langkah lebar Lian akhirnya menghampiri Hanna, dia terlebih dahulu mengambil air dingin dari kulkas dan duduk di sebelah Hanna.

Lian meneguk air minum di tangannya sambil melihat Hanna yang terlelap, nampak sangat tenang. "Tumben dia pake baju panjang."

"Han," panggil Lian seraya mencolek-colek lengan atas Hanna. "Hanna, bangun."

Merasakan ada sesuatu yang menganggu dirinya, Hanna kemudian mengerjakan mata, melihat Lian sedang menatap dirinya.

"Hm? Sudah pulang?" ujar Hanna dengan suara jernihnya masuk ke telinga Lian.

"Sudah," jawab Lian singkat.

"Makan?" tanya Hanna lagi seraya menegakkan punggungnya.

"Sudah."

"Hmm, padahal aku belum makan gara-gara nungguin kamu," decak Hanna sambil mencabikkan bibirnya.

"Kamu belum makan?" tanya Lian mengerutkan keningnya.

"Belum," jawab Hanna seraya turun dari kursi dan berjalan ke dalam dapur.

Pergerakan Hanna tidak luput dari kata Lian, laki-laki itu melihat cara jalan Hanna yang agak aneh, sedikit mengangkang.

"Masih sakit? Kalau masih kita ke dokter aja, ya?" tanya Lian yang membuat Hanna mengerutkan keningnya.

🔞🍑MY BUTTERFLY🍑🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang