31🥀"You're mine, Anna."🥀

28 1 0
                                    

✧✿✧

Vote+Komen agar semangat untuk Update! Dukungan Pembaca sangat berpengaruh terhadap semangat Penulis

Please komen:( Kenapa ceritaku sepi sekali? Sedih saya:)

Dimohon jangan menjadi silent readers!
Dukungan kalian sangat berharga untukku.

✧✿✧

•Happy Reading•

✧✿✧

Keesokan harinya...

"Bagaimana ini? Haruskah kita memberitahu Theo?" tanya Ace dengan nada cemas.

"Jangan, jangan sampai Theo tahu apa yang dilakukan pria itu. Dia pasti akan sangat marah. Aku takut Anna malah terkena imbasnya lagi," jawab Adelard, suaranya rendah dan tegang.

"Aku juga sangat marah melihatnya! Sialan!" umpat Ace, mengepalkan tangannya.

"Memangnya kau pikir aku tidak marah?" sahut Adelard dengan nada dingin. "Aku akan mencarinya, menangkapnya, dan memotong miliknya!"

Mereka berdua tengah menatap layar, menyaksikan rekaman CCTV rumah Vale yang sudah diretas. Di sana, mereka mendapati rekaman saat Anna berada di rumah Vale, dan apa yang dilakukan pria misterius itu. Keduanya sangat terkejut sekaligus geram melihatnya.

"Intinya jangan sampai Theo tahu!" tegas Adelard.

"Apa yang tidak boleh aku ketahui?"

Ace dan Adelard menoleh ke arah suara itu, tubuh mereka mematung saat melihat Theo sudah berada di ambang pintu.

"Apa yang kalian dapatkan pada rekaman CCTV-nya?" tanya Theo dengan datar.

"Pria misterius itu datang 30 menit sebelum Vale sampai di rumahnya, dia memasukkan obat bius ke dalam air di rumah Vale, itulah yang membuat Anna dan Shaga kehilangan kesadaran. Kamu bisa selamat karena memilih wine," jawab Ace.

Theo mengernyit. "Tidak mungkin hanya itu, Kak. Kalian berusaha menutupi sesuatu dariku. Katakan saja, apa yang kalian sembunyikan?"

Adelard terdiam sejenak, lalu berkata, "Tidak ada, hanya itu. Dia mengucurkan darah di leher Anna, tubuh Vale, dan sekitar kepala Shaga."

Theo mengangguk santai, meski matanya menyiratkan ketidakpercayaan. "Baiklah, meskipun kalian tidak memberitahuku, aku tetap akan tahu." Theo berjalan ke arah meja mereka, pandangannya tak berpaling. "Ruangan ini milikku, Kak," sambungnya dengan suara datar.

Tanpa menunggu persetujuan, Theo menggeser kursi Ace dan Adelard, lalu memutar rekaman yang sama. Ketika adegan yang melibatkan Anna terpampang di layar, tangan Theo mengepal kuat, urat-uratnya mencuat, rahangnya mengeras, dan tatapannya menjadi tajam.

Braaak!

Theo menghantam meja dengan keras, membuat Ace dan Adelard tersentak. "Damn it!" umpatnya.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Theo berbalik dan berjalan cepat keluar ruangan. Ace dan Adelard segera mengikutinya, khawatir atas reaksi Theo.

"Theo, kau mau ke mana? Tenangkan dirimu!" ujar Adelard.

"Ke mana lagi, selain menghapus jejak bajingan itu?" balas Theo penuh amarah.

"Kau jangan melampiaskan kemarahanmu pada Anna, Theo!" sergah Ace.

Langkah Theo terhenti mendadak. Ia menoleh ke arah kedua kakak iparnya dengan tatapan tajam. "Aku tidak akan menyakitinya, Kak. Aku hanya menghapus jejak lelaki itu di tubuhnya!" ucapnya dengan penuh ketegasan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In The Shadow's Embrace Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang