Hari Jumat ini baik Nona maupun Jenesya sama-sama libur, mereka goleran di ruang tamu asik scroll reels Nistagram. Setelah pekerjaan rumah beres semua dan waktunya dua anomali itu leha-leha.Seperti biasanya di siang hari mau itu musim hujan atau kemarau, di bagian Indonesia Sumatera panasnya mencapai 38° Celcius.
Sebenarnya beberapa menit yang lalu Jenesya sudah makan siang, tapi entah kenapa perutnya masih bergemuruh meminta diisi kembali.Lauk pauk habis karena dia memang masak untuk sekali makan dengan tujuan biar tidak bosan dan tidak mubazir, tidak ada sisa selain nasi putih dan dia malas masak lagi.
"Bacon yuks?" celetuk Nona dengan cengiran lebar memamerkan giginya yang palangi.
"Ha? Bacol?" ujar Jenesya dengan ekspresi bingung dan syok.
"Bacon, babi. Bakso mercon," tukas Nona menyalak, ia mencubit paha Jenesya yang montok.
Jenesya menyengir dengan ekspresi menjengkelkan, mungkin karena lapar pendengarannya menjadi sedikit terganggu. Namun ia salut dengan Nona, karena sang sahabat selalu bisa tahu bahwa ia sedang butuh camilan untuk mengisi sisi kanan perut yang masih kosong.
"Tapi hari ini panas banget loh, kalau makan yang pedas-pedas tambah gerah. Males ah," tukas Jenesya setelah menimbang-nimbang apakah ia harus keluar di saat matahari sedang flexing.
"Ya udah kita nge'es dulu di tempat biasa," ujar Nona mencoba meyakinkan si badak Afrika yang magerannya pangkat delapan.
Tanpa pertimbangan lagi Jenesya menganggukkan kepalanya setuju, lalu mereka bersiap-siap. Walaupun cuma pergi keluar sebentar namun tetap harus dandan, siapa tau ketemu jodoh. Jadi dua anomali itu selalu tampil well dress karena first impression itu penting.
Satu jam kemudian, dua anomali itu sudah meluncur mengarungi jalan raya yang sepi karena siapa yang siang-siang sepanas ini keluar? Kecuali mereka yang kelainan.
Bahkan sangking panasnya aspal menguap mengeluarkan asap, semenit lagi mungkin Jenesya sama Nona meleleh kalau tempat tujuan mereka jauh.
"Bad mood aku asli! Panas banget!" tukas Jenesya begitu turun dari atas motor.
"Udah jangan marah-marah, ayo beli es krim. Aku traktir," ujar Nona menyeringai lebar memamerkan gigi berpagarnya yang telah ganti warna jadi silver.
Saat masuk ke tempat yang menjual aneka minuman kekinian dan berbagai macam es krim, mereka berdua mendesah lega karena akhirnya terpapar dinginnya udara dari AC.
"Pesan eskrim matcha toping red beans. Kau mau apa Je?" tukas Nona menoleh ke Jenesya yang melamun menatap papan menu.
"Pengen yang seger asem gitu, tapi kok nggak ada mangga ya? Bentar aku bingung," ujar Jenesya menatap nanar papan menu.
Hampir 5 menit Jenesya melototi papan menu tapi ia masih bingung mau yang mana, soalnya tidak ada yang menarik untuk dicoba karena tidak ada varian baru.
"Ah! Ini aja, kayaknya seger. Pesan peach ice smoothie snow top satu," tukas Jenesya setelah menemukan varian rasa yang ada asem-asemnya.
"Ha? Yang mana kak?" ujar kasir menatap Jenesya dengan bingung.
Jenesya mengerutkan alis sementara itu, apa menu yang ia pesan sudah habis? Masa karyawannya tidak hapal varian rasa yang mereka jual.
"Peach ice smoothie snow top," ulang Jenesya sembari menunjuk ke arah papan menu yang tertera varian yang ia inginkan.
"HAH?" si kasir masih bingung.
"Ini loh, Kang! Nih! Nggak ada ya? Habis?" ujar Jenesya jengah dan kesal, ia sudah siap meledak namun karena Nona tertawa ia jadi ikut tertawa.
"Maaf, yang mana kak?" tukas si kasir dengan wajah polos nan menjengkelkan.
"Yang ini, udah habis ya?" ujar Nona membantu menunjukkan menu yang diinginkan sang sahabat, karena kalau Jenesya yang menjawab pasti si kasir di bentak soalnya badak Afrika itu sedang bad mood.
"Ooooh yang ini, ada kak..."
Akhirnya setelah lama berdebat di depan kasir, Nona berhasil menengahi agar Jenesya tidak spontan menarik kerah baju pria yang melayani mereka itu.
"Pronunciation kau sih jelek," tukas Nona tertawa terbahak-bahak.
Jenesya yang tadinya siap meledak-ledak tidak jadi, dan ia tertawa terbahak-bahak karena telah mengalami kejadian konyol tersebut. Si kasir juga ikutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duo Absrud Daily Life
Ficção AdolescenteKeseharian dua mahasiswi yang kalau nggak haha-hihi, ya meratapi nasib. Kalau nggak Seblak ya Bakso mercon. Kalau nggak Teh hijau ya Boba. Stress dengerin lagu Mahalini, lagi happy ya sama aja cuma mode biduan.