Ayo Beli Seblak!

2 0 0
                                    


Memang sudah dari siang langit mendung, dan malam harinya angin berhembus lumayan kencang tanda sebentar lagi hujan akan turun, kalau perkiraan tidak meleset.

"Ayo beli seblak," tukas Nona begitu masuk ke dalam kamar Jenesya.

Jenesya menatap si penyusup tanpa ekspresi, gadis itu menguap lebar dan mengucek matanya. Sepulang kuliah tadi ia langsung tidur karena memang sangat mengantuk, bahkan ia lupa mengganti pakaian.

"Mau hujan loh, Na. Besok aja ya?" tukas Jenesya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Kok jadi keliatan gagah?

"Aku pengennya sekarang, Jubaedah! Cepetan bangun, mandi. Jangan lupa outfit hari ini Yalili!" ujar Nona penuh semangat, ia menggeret tangan Jenesya supaya bangun dari tempat tidur.

Mereka berdua memiliki kebiasaan kalau mau main di luar harus menentukan outfit yang akan digunakan. Skena, biduan, Yalili, cewek kue, bumi, pajamas party, gorila ragunan. Kira-kira begitulah.

Jenesya mendengus kesal, namun ia turuti saja toh ia juga lapar karena memang belum makan malam. Oh, ternyata ia lupa masak lauk. Pantas saja Nona mengajaknya makan diluar.

Nona menunggu sang sahabat bersiap sambil scroll reels Nistagram. Untungnya Jenesya dandan itu nggak lama (kalau nggak buang hajat dulu), serba sat-set.

"Angin-angin loh, jadi pergi?" tanya Jenesya memastikan bahwa Nona tidak berubah pikiran.

"Iyalah, udah cantik gini nggak jadi pergi? Rugi dong!" jawab Nona sambil berpose centil.

Karena Jenesya sudah selesai bersiap, sebelum pergi Nona tidak lupa menyemprotkan parfum milik sang sahabat ke dirinya sendiri. Ia lupa beli wewangian, jadi minta punya si badak Afrika aja.

"Pakai motor siapa?" tanya Jenesya melirik sahabatnya yang sedang rempong memasang heelsnya.

"Motor kau aja deh," jawab Nona menyengir lebar.

"Yeu! Kenapa nggak bilang dari tadi, cuk! Kuncinya di dalam," ujar Jenesya sewot lalu menoyor kepala Nona.

Jenesya masuk lagi ke dalam rumah mencari kunci motor, setelah dapat ia kembali keluar dan melemparkan benda itu ke Nona.

"Kau yang bawa aku lagi males," ujar Jenesya sekenanya.

Nona hanya mengacungkan jari tengah yang juga dibalas hal sama dengan sang sahabat, setelah mengunci pintu mereka berdua pergi ke alun-alun kota untuk mencari kuliner seblak yang viral di sana.

Baru saja mereka sampai di pelataran parkir, hujan deras datang seperti ditumpahkan mengguyur jalanan.

"Pas banget wak, kita sampai hujan tiba. Keren sih," tukas Nona terkekeh kecil dengan cengiran lebar yang memamerkan gigi berpagarnya. Kali ini berwarna hijau neon.

Jenesya hanya tertawa, ia menyeret Nona untuk masuk ke tempat jualan seblak prasmanan itu karena bekantan tropis itu malah asik update story WE.Ah.

Setelah memilih apa saja yang akan dimakan dan membayarnya, Nona menarik lengan Jenesya untuk duduk di barisan paling belakang.

Beberapa menit kemudian pesanan seblak mereka tiba, ritual sebelum makan Nona adalah foto-foto sementara itu kalau Jenesya adalah makan Farmacrol Forte teman sejati sobat yang punya lambung lebay.

"Kalau makan tanpa tontonan ternyata sepi yak," ujar Nona di sela-sela mereka makan.

Kebiasaan Nona lainnya adalah kalau makan ia harus sambil menonton sesuatu, karena kuotanya habis ia pasrah saja makan sambil mendengarkan suara hujan yang lebat dan gemuruh petir.

"Lah? Ini aku sambil nonton romcom," tukas Jenesya sambil memonyongkan bibirnya ke arah depan.

Nona mengerutkan dahi bingung, ia segera menoleh ke depan tempat Jenesya tunjuk dengan bibirnya yang monyong. Seketika mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

Tepat di depan mereka ada sepasang kekasih yang sepertinya anak SMP, mereka sedang makan seblak seporsi berdua sambil adu gombal.

Duo Absrud Daily Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang