6. No Doubt

152 30 24
                                    

Yumna punya kekhawatiran yang sangat tinggi kepada Juan. Namun, ia tahu bahwa dia bukan lagi perawat pribadi Juan. Keadaan Sakya membutuhkannya meski Sakya selalu menolak kehadiran Yumna, Ibunya Sakya baik. Sampai sangat sulit untuk menolak keinginannya, katanya Ibu Sakya perlu waktu sendiri untuk menangis. Itulah sebab mengapa ada Yumna yang harus mengurus anaknya, seorang Ibu yang lembut membutuhkan cukup waktu untuk menyembunyikan air matanya.

"Semoga Juan nggak apa-apa," gumam Yumna, ia cemas. Tangannya saling bertautan dan semuanya bergetar.

"Juan kenapa?" tanya Sakya, ia sudah sadar karena memang luka di kepalanya tidak cukup serius. Tubuhnya yang lemah itu tak mungkin bisa mencelakai sebuah nyawa yang bahkan tetap selamat di insiden akbar.

"Mimisan, banyak banget gue takut!"

***

Jangan dipikir hanya Yumna yang memikirkan soal mimisan. Juan juga, takut penyakitnya bangkit dan menghalangi aksi baiknya menebus dosa dan mencari Joule. Ia akan mati di hari yang sama dengan Joule jika kembarannya itu sungguhan dihukum mati, ia tidak ingin merepotkan siapa-siapa lagi.

Seorang suster masuk memberikan nampan berisikan makanan, ini hampir tengah malam dan seseorang menyuruhnya makan? Ini sedikit janggal, tanpa memberikan sepatah kata penjelasan wanita itu pergi meninggal Juan bersama nampan masakan.

Depan ruang mayat, jangan takut di sini terang.

Tulisan di note kecil yang ditutupi beberapa tablet ohat.
Juan tentu bangkit karena merasa bahwa itu adalah Joule, dia melepaskan infus yang tertancap lalu melangkahkan kaki di mana mayat-mayat akan disimpan sebelum dikebumikan.

Joule mungkin memilih nama ini untuk bertemu karena tempat ini sepi. Orang bernyali tebal mana yang akan datang ke sudut gedung tengah malam, di depan ruang jenazah. Bagi sebagian orang ini adalah tempat yang mengerikan.

"Joule?" Gumaman Juan mungkin hampir tidak terdengar, ia takut ini akan menjadi boomerang. Ia takut Joule akan tertangkap.

"Juan, lo nggak apa-apa? Kenapa bisa di rumah sakit? Apa yang sakit?" Juan terkejut bukan main, inikah Joule yang dia kenal selama ini? Yang sudah hampir dua bulan tidak dia jumpai, dari bagaimana Joule memegang untuk mengecek apakah tubuhnya baik-baik saja itu memang Joule.

Juan membisu, matanya sedikit berair karena emosional.
Joule terkejut karena sebuah pukulan melayang ke wajahnya, sesaat berikutnya Juan memeluknya erat.

"Lo kemana aja, Brengsek! Kenapa lo lakuin semua ini, mati bukan hal yang buruk buat gue. Lo nggak perlu lakuin itu."

Joule melepaskan pelukan Juan karena pertemuan pelepas rindu ini justru menjadi emosional.

"Juan! Buat lo ga buruk? Buat gue yang masih hidup kehilangan lo itu buruk! Coba gimana perasaan lo kalau gue dieksekusi mati besok? Hidup? Masih bisa hidup? Good for you karena lo banyak yang sayang, lo punya banyak temen baik, lo punya Yumna! Gue?"

Semua orang di dunia ini sulit memberikan cinta untuk Joule. Mungkin karena dia sedikit nakal sejak kecil, Juan yang baik membuat kontras antara kelakuan mereka terlihat lebih jelas.

"Sorry, Joule."

"No, thats not your mistake! This is our path. Kalau nggak kaya gini gue nggak bisa lihat lo ganteng gini lagi, okay? I feel satisfy make you still alive." Joule tersenyum, sambil memegangi kedua pipi Juan yang lebih tinggi beberapa senti darinya.

Juan mengepalkan tangannya. Apakah bagi Joule seluruh hidup itu tidak penting? Apakah hanya Juan yang harus hidup? Di ruang lain ada Sakya yang ingin mati, tidak bisa menggerakkan tubuh barang sejengkal.

Die TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang