Malam itu Alora menangis sejadi jadinya, ia meremat buku itu dengan keras sehingga membuatnya remuk. Ia melemparkan buku itu ke sembarangan arah dan menangis. Kenapa? Kenapa harus dia? Tidakkah dia bisa membuka hatinya untuk wanita lain? Kenapa?
Alora terduduk disudut kasur, ia meringkuk dan menutup wajahnya dengan tangan. Wajahnya, tangannya, hingga kedada basah karna air mata yang terus bercucuran dengan derasnya. Apa yang telah dikatakan Revin didalam buku itu sehingga membuat Alora menangis histeris seperti ini.
Alora berdiri perlahan berjalan kekamar mandi, ia membasuh wajahnya dengan air dingin tak ingin sampai Jerry tau jika ia menangis malam ini, matanya sudah bengkak akibat kelamaan menangis.
"Kau jahat kak.. kamu jahattt..." umpat Alora menatap dirinya dicermin dengan wajah sembabnya.
"Kenapa harus aku?? Kenapa?? Tidakkah kamu bisa membuka hati kamu buat wanita lain kakk...!!!!! Kenapa harus aku???!!!!!" Alora mundur dan terduduk lemas dikamar mandi.
Terasa lelah ia pun kembali kekamar, menatap buku yang tergeletak dilantai. Rasa ragu ingin melanjutkan membacanya atau...
"Aku hanya menghargai karna kak Alex dengan susah menyusul ke bandara hanya memberikan buku ini" Alora kembali mengambil buku itu dan meletakkannya dimeja samping ranjang. Lelah menangis, Alora pun memutuskan untuk mandi.
Dikamar mandi ia menyiram tubuhnya dengan air hangat dengan shower. Ia mendongakkan kepalanya menghadap shower, air turun bersentuhan langsung dengan wajah cantiknya. 1 kalimat yang ia ingat dalam buku itu, seketika membuat air hangat itu bercampur dengan air mata. Alora kembali menangis, seketika ia terduduk lemas dikamar mandi dan menangis dibawah pancuran air hangat itu.
"Aku benci kamu kak, tapi kenapa kamu lebih milih aku dalam hal ini? Kamu begitu bodoh kak, keputusan kamu itu sungguh bodoh. Aku takkan pernah mau kembali denganmu kak, tapi kamu?? Hah.. haha.. hahahahahaha" Alora yang tadinya menangis, ia kini tertawa. Tertawa didalam kesedihannya, entah apa yang ia tertawakan.
Alora segera berdiri dan menyelesaikan mandinya.
"Baiklah Alora, kamu dan dia beda negara. Tak ada yang perlu dipikirkan lagi, fokus pada dirimu Alora.. okey.. fighting..!! Huwaaaaaaaaaa kak Revin kamu aarrkkhhh" Alora tadinya menyemangati dirinya namun seketika ia kembali menangis.Alora menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan, ia lakukan berkali kali hingga kini dirinya merasa lebih tenang.
Alora keluar dari kamar mandi terdapat Jerry yang sedang terduduk dikasur dengan buku pemberian Alex ditangannya. Alora terkejut dan menunduk takut menatap kearah Jerry, apa dia tau jika sedari tadi Alora menangis?
"Ka.. kak Jerry nga.. ngapain?" tanya Alora dengan takut. Jerry tak menjawab pertanyaan Alora, ia berdiri dan berjalan mendekati Alora.
"Kenapa?" tanya Jerry menatap Alora dengan lekat. Alora dengan berani menatap wajah Jerry dengan lekat. Ia bingung, bingung apa yang harus ia jelaskan kepada Jerry.. apa dia mendengar tangisan Alora dikamar mandi? Jerry dengan sigap membawa Alora kepelukannya dengan erat. Alora gugup, seketika jantungnya berdetak lebih cepat, tangannya tak mampu membalas pelukan Jerry.
"U okey?"
Pertanyaan itu, seketika air mata Alora lolos begitu saja tanpa permisi. Alora mendorong Jerry pelan ingin melepaskan pelukannya namun, Jerry malah mempererat pelukannya. Kenapa harus pertanyaan itu yang dilontarkan oleh pria ini?
"Kau sungguh tidak berperasaan"
"Menangislah.. jangan menangis sendirian.. aku akan menemanimu" Alora seketika langsung menangis begitu saja dipelukan Jerry. Ia mengeratkan pelukannya, menenggelamkan wajahnya didada bidang Jerry.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alora & Who? ✔
Fiksi Remaja"Kita ga seharusnya mempunyai hubungan ini kak.. ini salah.." "Aku tau Alora.. aku tau ini salah.. tapi aku ga akan lepasin kamu gitu aja.. rasa cinta aku melebihi semuanya Alora.. hargai aku.." "Kak hubungan ini akan menjadi racun buat masa depan k...