Hari pertama liburan di Jerman terasa sangat menyebalkan bagi Jiwon, namun tidak dengan suaminya yang jelas saat ini sedang menghabiskan waktu berdua dengan sang kekasih, entah kemana perginya dua orang itu Jiwon pun enggan untuk mencari tahu.
Matahari sudah mulai beranjak turun, menandakan jika siang telah berlalu. Kini jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, Jiwon masih berada di Sanssouci palace tempat yang tadinya akan di kunjungi berdua dengan sang suami namun berakhir di kunjungi olehnya sendiri karena kedatangan tamu tak di undang hari. Jiwon kini sedang duduk termenung di tengah-tengah anak tangga, memperhatikan orang-orang di sekitarnya yang berlalu lalang, ada yang naik dan ada juga yang turun, menyedihkan nya hampir semua yang datang ke tempat itu memiliki orang di samping mereka, dan hanya dia yang sendirian.
Sepertinya hari ini benar-benar hari kesialan Jiwon, pagi ini rencana perginya dengan sang suami tiba-tiba batal dan kini dia terjebak di tempat itu, tidak bisa naik ataupun turun karena kakinya yang terkilir, memang salahnya sendiri yang datang ke tempat itu menggunakan sepatu hak tinggi. Siang tadi saat Jiwon akan naik, wanita itu kehilangan keseimbangan karena tidak fokus saat menaiki tangga, alhasil kaki kanannya kini terasa sakit bahkan sekarang terlihat sedikit membengkak, sudah hampir tiga jam dia terjebak di tengah-tengah tangga, dia tidak bisa melakukan apa-apa karena tidak ada yang membantunya.
Ya, Jiwon tentu saja bisa menghubungi suaminya untuk menjemput dia di sana, tapi masalahnya saat ini dia masih jengkel dengan kedua orang itu, dan juga Jiwon tak mau jika dia di anggap sedang mencari-cari perhatian oleh mereka agar Soohyun mau peduli padanya, tidak! Lebih baik dia terjebak di sana sampai malam dari pada harus mengemis bantuan pada orang-orang itu.
"Sialan!, bukan liburan seperti ini yang ku inginkan" decak Jiwon menggunakan bahasa Koreanya, wanita itu terus saja memijat kakinya sendiri, dia bahkan tidak peduli dengan orang-orang yang mungkin memperhatikan dirinya yang terus saja menggerutu, lagipula siapa yang mengerti bahasanya di sana? Pikirnya.
Jiwon salah, jelas ada yang mengerti dengan apa yang dia ucapkan, termasuk sepasang kekasih yang baru saja turun dari arah atas, mereka adalah Soohyun dan kekasihnya Sora, laki-laki itu mendadak menghentikan langkahnya saat ada yang menggerutu dengan bahasa yang di mengerti nya, saat Soohyun menoleh dia terlihat terkejut karena jelas dia mengenal siapa yang sedang duduk di tangga itu sembari menggerutu, sekalipun wajahnya tidak terlihat karena terhalang rambutnya yang panjang, Soohyun tetap mengenalnya karena orang itu menggunakan setelan yang hampir sama dengan dirinya.
"Ada apa?" Tanya Sora yang tidak terlalu mendengarkan sekitar karena terlalu asik berbicara. Sora mengerutkan keningnya saat Soohyun tiba-tiba melepaskan genggaman tangan mereka lalu berjalan naik kembali.
"Jiwon?" Panggil Soohyun.
Saat mendengar namanya terpanggil, wanita itu langsung mendongkak ke atas, sedikit silau karena terhalang sinar matahari, hingga beberapa saat kemudian akhirnya Jiwon bisa melihat dengan jelas siapa orang yang berdiri di hadapannya.
"Ada apa? Kau baik-baik saja?" Tanya Soohyun ketika melihat kaki Jiwon yang telanjang tanpa alas apapun dan sedang di pijat sendiri oleh wanita itu. Jiwon sama sekali tidak bergeming karena terkejut dengan kedatangan Soohyun yang dia kira tidak sedang berada di sana, bahkan saat laki-laki itu berjongkok di hadapannya dia tetap tidak merespon apapun.
"Akhhhh awww" Jiwon meringis saat Soohyun menarik kakinya yang terkilir dan membawanya pada pangkuan laki-laki itu.
"Maafkan aku" ucap Soohyun dengan raut wajah cemasnya karena Jiwon yang meringis, dan kecemasan itu semakin bertambah saat melihat kaki Jiwon yang ternyata sudah sedikit membengkak.
"Kaki mu terkilir?" Tanya Soohyun seraya menoleh, di lihatnya Jiwon yang menganggukkan kepala mengiyakan pertanyaan nya, lalu tatapannya beralih pada sepatu hak tinggi milik wanita itu yang berada di dekat kakinya.