06. Agam terluka.

500 54 6
                                    

Cuman mau ngasih tau kalo semua kegiatan adegan dan informasi tentang apapun di cerita ini tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Author cuman ngarang sebagai kebutuhan dalam berjalan nya cerita.

Happy reading, sorry kalo ada banyak typo.

Keesokan harinya Arsen bangun dari tidur nya dengan cara di siram air bekas cucian seperti biasanya oleh ibunya.

Bukanya marah atau mendumel seperti biasanya Arsen malah tersenyum dengan bahagia. Tadi malam dia bermimpi menikah dengan keempat orang yang menjadi target dari sistem. Bahkan mereka hidup bahagia dengan rukun. Sungguh kehidupan yang sangat di idam idamkan banyak orang.

Arsen beranjak dari tempat tidur nya kemudian langsung berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap siap ke sekolah.

Setelah beberapa menit dia selesai bersiap siap. Dia datang ke ruang makan untuk sarapan.

Sesampainya di sana dia melihat bapak yang tengah membaca koran sambil meminum kopi, menunggu sarapannya di sajikan.

Pemandangan seperti ini adalah pemandangan yang selalu dia rindukan.

"Sen duduk, ngapain bengong di situ" panggil Sintia.

Arsen mengangguk kemudian duduk di kursi yang biasa dia duduki.

Ibu menyiapkan nasi goreng untuk mereka bertiga sarapan. Ketiga orang itu menghabiskan sarapan mereka tanpa berbicara, ayahnya adalah orang yang selalu menerapkan aturan tidak boleh berbicara ketika makan karena itu tidak menghargai makanan yang tersaji di depan mereka. Jadi tidak ada yang berani bersuara atau ayahnya akan marah.

Setelah selesai makan ibu menyerang uang sakunya sebesar 20 ribu dengan kotak nasi bekal.

"Sen maaf ibu sama ayah belum gajian, uang saku kamu cuman ada segitu." Ucap ibunya merasa kasihan kepadanya.

Arsen mengangguk kemudian berterima kasih untuk uang sakunya. Dia tahu bahkan demi memberi kan uang saku 20 ribu kepada dirinya ayah dan ibunya rela berjalan ke pabrik tempat mereka bekerja yang cukup jauh dari rumahnya.

Gaji di sana sangat pas pasan, apalagi dengan banyak nya kebutuhan yang harus di beli serta uang untuk membayar beberapa kebutuhan sekolah nya, walaupun dia tidak membayar uang SPP bulanan karena mendapat beasiswa, beberapa biaya untuk seragam dll masih di bayar menggunakan uang pribadi. Di tambah rumah yang mereka tinggali masih dalam ststus mengontrak jadi keluarga mereka harus sedikit mengencangkan ikat pinggang mereka untuk menghemat uang.

Arsen mengecup punggung tangan ayah dan ibunya berpamitan. Seperti biasa dia mengayuh sepeda nya untuk berjalan ke sekolah.

Ketika melewati rumah Agam. Arsen melihat Agam tengah berdiri di depan pagar rumahnya seperti menunggu seseorang.

Arsen berhenti di samping Agam kemudian berbasa basi apakah dia mau pergi ke sekolah bersama nya?.

Tanpa di duga Agam langsung mengangguk kemudian tanpa aba aba langsung naik ke boncengan sepeda nya, lalu berpegangan pada pinggang nya.

Arsen tersenyum kemudian mengayuh sepeda nya dengan ritme sedang menuju sekolah mereka.

Sekolah mereka sebenarnya terbilang sekolah elite, mereka berdua bisa masuk ke sana karena nilai dari dirinya dan Agam termasuk baik, makanya mereka mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di sana.

Beruntung siswa/siswi di sana walaupun kebanyakan dari kalangan yang berada, tidak ada yang pernah mem-bully mereka.

Apalagi Agam juga salah satu Andalan sekolah nya dalam mengikuti olimpiade jadi dia menjadi kesayangan guru. Semakin menambah ketidak mungkin nan ada yang berani mem-bully nya.

Sistem perjaka mencari jodoh [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang