Arsen bangun kesiangan, jadi dia harus cepet cepet beberes buat berangkat ke sekolah. Ini semua gara-gara tadi malem harus nurutin ngidam nya si Juan yang Random. Untung nasgor yang dia mau masih buka. Beruntung nya pagi ini dia nggak ketemu Si Juan yang ngeselin itu lagi, gara-gara tadi pagi jam 4 subuh si juan dapet panggilan telepon ntah dari siapa. Terus dia pergi gitu aja tanpa bawa koper yang dia bawa ke rumahnya kemarin.
Seperti ucapannya kemarin Arsen terlebih dahulu berhenti di depan rumah Agam, untuk mengecek Agam sudah berangkat atau belum.
Dia memanggil nama Agam beberapa kali, kemudian Tante Jenny keluar dari rumah dan mengatakan jika Agam sudah berangkat pagi pagi tadi lebih pagi dari jadwal keberangkatan dia sebelumnya.
Karena Agam tidak ada Arsen langsung pamit ke Tante Jenny untuk berangkat.
Karena sudah siang dia menggowes sepeda nya lebih cepat dari biasanya."Pak jangan dulu di tutup pak, tungguin" teriak Arsen ke pak satpam yang hendak mengunci gerbangnya.
"Kebiasaan Nak Arsen tuh, udah cepet masuk sana, keburu ketahuan nak Leon nanti poin nya di kurangi." Ucap pak Budi satpam di sekolah nya yang sudah menjabat selama 10 tahun.
"Makasih pak bud, nanti siang saya traktir bakso plus gorengan deh."
"Kopi nya sekalian lah"
"Beres"
"Mantap"
Arsen dan pak Budi saling bertos ria. Karena tidak ingin ketahuan Leon dan komite kedisiplinan jika dia terlambat, Arsen langsung pergi ke parkiran untuk memarkir sepedanya.
Baru berjalan beberapa langkah dia melihat siluet dari Leon yang sepertinya hendak berjalan ke arah gerbang. Dengan jurus 1000 ninja nya Arsen langsung melipir untuk keluar dari pandangan si ketos killer itu.
Leon hanya melirik Arsen dengan malas. sebenarnya dia sudah melihat jika Arsen datang terlambat makanya dia Dateng buat nyatet pengurangan poin dan ngasih hukuman. Tetapi dia sedang tidak mood untuk kejar kejaran makanya dia biarin aja Arsen lolos, lagian masih banyak anak terlambat yang harus dia urus.
"Huh Aman, untung si Leon manis nggak liat gue terlambat." Ucap Arsen sambil menyeka keringatnya. Dia merapikan seragam sekolah nya yang sedikit kusut, kemudian berjalan lagi dengan normal ke dalam kelasnya.
Dia menyapa beberapa teman sekelas yang akrab dengan nya kemudian langsung berjalan ke barisan belakang untuk duduk di kursi nya.
Arsen meletakkan tas nya di bangkunya kemudian menatap aneh ke kursi tempat Dika biasa duduk. Seseorang sedang menelungkup kan kepalanya ke meja Dika. Dia yakin itu bukan Dika soalnya tubuh Dika agak gempal nggak mungkin kan dalam sehari tubuh Dika langsung kempes.
Dia menoleh ke kanan ke kiri untuk mencari keberadaan teman baiknya itu. Setelah melihat keberadaan Dika dia langsung berjalan ke sana.
"Dik itu siapa yang duduk di kursi Lo?" Tanya Arsen ke Dika yang sedang duduk di samping Olivia bendahara galak di kelasnya.
Dika hanya menatap Arsen dengan tatapan kasihan, sambil menyilangkan tangan nya.
"X?, X tuh siapa dik?"
Dika menggelengkan kepalanya masih sambil menyilangkan tangan nya membentuk huruf X.
"Apasih gue nggak ngerti. Olip Lo tau siapa yang duduk di bangku Dika?"
"Emm Sorry sen gue takut ngucap nama dia, soalnya dia ngejar katanya."
Arsen menatap mereka berdua dengan heran. Kalau Olivia yang biasanya pemberani dan ekstrovet aja tiba-tiba berubah menjadi penakut. Berarti yang duduk di samping kursi nya bukan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sistem perjaka mencari jodoh [BL]
Fiksi RemajaArsenio Ganendra yang perjaka sampai tua, tiba-tiba di hidup kan kembali dan terikat dengan sistem perjaka mencari jodoh yang aneh. di tambah target dari sistem itu semuanya jelmaan singa dan harimau yang bisa membunuhnya kapan saja. seme MC! BXB!! ...