*
*
*
*
Yaa singkatnya keesokan harinya Zean tidak ada rencana apapun sebetul nya untuk hari ini, ia ingin bersantai tapi ia tau bahwa di rumah ini tidak akan ada kata santai untuk nya terlebih lagi dengan beberapa orang yang ia anggap anomali berada satu tempat dengan nyaZean duduk di balkon kamar sembari melihat salju yang mulai menghilang dan akan di ganti dengan musim gugur
Zean kepikiran untuk sebaiknya ia membeli tempat tinggal nya sendiri dari pada harus tinggal dengan para manusia manusia yang kerjaan nya membuat emosi dirinya saja
'beli yang mana ya'batin Zean, saat ini ia sembari membuka ponsel nya mencari rumah yang menurut nya nyaman dan tak terlalu megah
Kalau kalian pikir dari mana uang yang ia dapat, sudah jelas! Uang sang Daddy yang ia ambil sekitar...271T dari berangkas
Daddy tidak mungkin sadar kan?
Tak lama mencari rumah yang pas ia menemukan rumah yang lumayan bagus untuk ia tempati, dan lumayan jauh dari mansion

(Rumah pin yang Zean dapat 🤭)
Zean tanpa berpikir panjang dan banyak bacot langsung ia telpon saja yang menjual rumah itu
Tuttt~~~ tutttt~
"Iya dengan siapa?" Tanya orang di sebrang sana
"Azean Brimata"
"Ah tuan muda..ada apa?"
"Rumah nomor.52"
"Baik.."
Tanpa basa basi dan pertanyaan lainnya sang penjual pun langsung menyuruh bawahan nya untuk memberikan langsung kunci pada Zean setelah ia mentransfer uang sekitar 2M
Zean saat ini sudah berada di depan mansion menunggu orang yang akan mengantarkan kunci padanya,tak lama orang itu datang
"Permisi tuan muda...ini kunci yang di titip kan oleh bibi" ucap orang itu
"Makasih"
Setelah itu orang yang mengantar kunci pun pergi, Zean membuka ponsel nya untuk memberi tahu Samuel belikan ia barang perlengkapan rumah dan beberapa hiasan serta baju untuk nya, tak lupa beri alamat rumah itu
***
Malam nya Zean merasa suntuk di mansion, ia ingin langsung segera ke rumah barunya
Pada akhirnya Zean pun menuruni tangga ia memutuskan untuk pergi malam itu juga
"Mau kemana." Tanya Adrian
Zean hanya diam menganggap suara itu hanya angin lewat
"Hey! Abang mu itu bertanya sialan! Kau tuli kah!" Teriak Daddy
"Sejak kapan aku punya Abang?" Ucap Zean yang menghentikan langkah kaki nya sembari menatap datar dan tatapan jijik pada keluarga nya
"Kurang ajar! Mau kemana kamu malam malam begini hah!?" Bentak Daddy
Zean yang rasanya gendang telinga nya akan pecah jika terus berada di mansion ini, tiap hari ia terus di teriaki
"Pergi dari tempat ini." Ucap Zean
"Heh! Kau mau tinggal di mana? Di bawah jembatan? Jangan bercanda sialan kau akan merusak nama baik Brimata!" Bentak Zidan
"Kalian yang malu, bukan aku" ucap Zean lalu pergi dengan wajah santai
"Sialan anak itu! Apa yang akan di katakan dengan orang orang saat tau bahwa kita terlihat tak memperdulikan anak bungsu kita!" Kesal Daddy
"Sudah lah sayang kita tinggal bilang saja anak itu yang tak tau bersyukur dan malah memilih meninggalkan kita" momy mengusap lembut bahu suami nya
"Kalau dia mati harusnya hidup kita lebih tentram bukan? Termasuk Liona yang tak akan di ganggu olehnya kan?" ucap Zidan
"Itu rencana bagus!" Saut sang Daddy
"Liona siapa kalian?" Tanya Adrian tiba tiba
"Dia sudah momy dan Daddy anggap sebagai anak, sayang.." ucap momy menatap Adrian
"Lalu Azean?"
"Ia hanyalah anak sialan yang tak tau bersyukur dan mempunyai hati buruk! Ia seperti bukan dari keluarga kita!" Ucap Daddy
"Yang lahir dari rahim momy siapa?"
"..."
"Sudahlah Adrian! Liona tetap yang lebih baik di banding anak sialan itu!" Ucap Daddy
"Hah..." Adrian hanya bisa menghela nafas melihat orang tua ya yang rada rada
****

Salju mulai turun lebat lagi
'ku kira besok akan musim gugur, seperti nya dugaan ku salah, dingin banget' batin Zean sembari memeluk tubuh nya yang sedikit menggigil karna saat ini ia tidak mengunakan jaket tebal
Zean terus saja berjalan di jalan yang sudah di penuhi kembali oleh salju,tubuh nya mulai bergetar
"Oy! Sendirian aja nich!" Teriak suara seorang wanita dari belakang dan orang itu memberi jaket tebal pada Zean
"Gabriel?"
"Iya! Mau kemana Luh?" Tanya Gabriel
"Mau ke rumah"
"Lah rumah lu kan di sana" sambil menunjuk arah belakang
"Rumah baru"
"Hah!? Ikut dong! Mau liattt!" Semangat Gabriel
"Boleh"
"Bentar gua ajak si tuyul tadi gua kesini sama tuyul soal nya" ucap Gabriel yang pergi masuk ke dalam toko baju hangat
Setelah beberapa saat Gabriel keluar dengan si tuyul yang memakai kupluk di kepalanya
"Saye mau ikut juga!' ucap Areksa dengan nada jarjit
Zean hanya menatap malas pada kedua teman nya yang menurutnya mirip dengan kuntilanak dan tuyul
Mereka bertiga pun jalan beriringan dengan Zean yang berada di tengah
***
Sudah cukup lama untuk Dean menempati tubuh Zean seperti nya ia hanya menjalani hidup Zean yang sebenarnya tidak terlalu parah karna masalah nya hanya di bagian lingkungan dan keluarga
Bagi Dean itu hanyalah hal mudah untuk di atasi, kenapa Zean menyerah?tidak.
Zean tidak menyerah hanya saja jiwa nya memang sudah mati dan tidak bisa kembali lagi pada tubuh asli nya
Saat ia yang seharusnya koma pada jalan cerita namun seperti nya kebablasan dan tak sesuai cerita, jadi Zean memberi raga nya pada jiwa Dean
Dan untuk saat ini orang sekitar tidak terlalu menyadari perubahan sikap,bentuk,postur, dari tubuh Zean saat ini
Itu hal yang menguntungkan, karna sangat sulit untuk menjelaskan pada manusia yang kebanyakan npc di dunia novel ini
Sekarang misi Dean hanya membuat hidup nya menjadi tenang dan juga tanpa masalah yang besar
(Semoga saja)
*
*
*
*
Kalau ada typo maklumin ya gesss
KAMU SEDANG MEMBACA
Dean to Zean
Fantasy(cerita mungkin agak nyeleneh dan crige yaa, soal nya baru nyoba nyoba bikin) ini tentang anak bernama Dean yang memasuki sebuah novel cerita yang ia anggap membuat nya kesal "dunia bukan milikku?" itu benar benar sakit! apa kamu tau sakitnya saat k...