Hari-hari setelah latihan yang menguras fisik dan emosi itu terasa seperti ujian yang tak ada habisnya. Salli merasakan ada perubahan yang dalam dalam dirinya, tetapi ia juga tahu bahwa ia harus terus berkembang. Kekuatan yang ia miliki bukanlah sesuatu yang bisa dipandang sebelah mata—itu adalah anugerah sekaligus kutukan. Dalam setiap latihan, ia belajar untuk lebih peka terhadap keseimbangan antara dunia manusia dan dunia alam. Tetapi meskipun ia berusaha mengendalikan kekuatan itu, kadang-kadang ia merasa bahwa alam ini memiliki kehendaknya sendiri.
Pada suatu pagi yang cerah, Roberts mendekat, tampak serius. "Salli, ada sesuatu yang perlu kita bicarakan," katanya, suaranya lebih tegang dari biasanya.
Salli memandangnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Roberts? Ada yang tidak beres?"
Roberts mengangguk perlahan. "Kekuatan yang kamu bawa semakin besar. Dunia ini, dunia manusia dan dunia kita, mulai merasakan dampaknya. Kita harus segera menemukan cara untuk menjaga keseimbangannya. Jika tidak, semuanya bisa runtuh."
Salli merasakan kekhawatiran yang mendalam di dalam dirinya. "Apa maksudmu? Bukankah aku sudah belajar untuk mengendalikannya?"
"Memang benar," jawab Roberts, "tapi kekuatanmu tidak hanya berasal dari alam ini. Ada sesuatu yang lebih besar di luar sana yang mulai memperhatikanmu. Sesuatu yang mungkin tidak ingin melihat dunia ini berubah."
Salli mengerutkan dahi. "Apa yang sedang terjadi? Aku merasa ada yang mengintai, tapi aku tidak bisa melihatnya."
Roberts menghela napas, tampaknya memilih kata-kata dengan hati-hati. "Ada kekuatan yang lebih gelap dari dunia ini, kekuatan yang menginginkan dunia manusia dan dunia ini untuk berada dalam kekacauan. Mereka tahu tentang keberadaanmu, Salli. Mereka tahu bahwa kamu adalah penghubung antara keduanya."
Salli terdiam, merasa beban yang lebih berat lagi harus ia tanggung. "Apa yang harus kita lakukan?"
Roberts memandangnya serius. "Kita harus menjaga keseimbangan. Kita tidak boleh membiarkan dunia ini jatuh ke dalam kekacauan. Tetapi untuk itu, kamu harus lebih kuat dari sebelumnya."
Pada malam itu, mereka berdua beristirahat di tempat yang lebih terlindung. Salli merasa ketegangan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Meskipun ia sudah belajar banyak tentang kekuatan alam dan bagaimana mengendalikannya, ia tidak tahu siapa atau apa yang mengancam keseimbangan dunia ini. Ia merasa semakin dekat dengan sesuatu yang besar dan gelap, sesuatu yang bersembunyi di balik bayang-bayang.
Esok harinya, Roberts mengajaknya ke sebuah tempat yang jauh dari kamp pelatihan mereka. Mereka menuju sebuah hutan yang penuh dengan pepohonan tinggi dan lebat, tempat yang sangat jarang dikunjungi oleh manusia. Hutan ini, menurut Roberts, adalah tempat yang dijaga oleh para penjaga alam—makhluk-makhluk yang memiliki kekuatan besar dan tahu segala sesuatu yang terjadi di dunia ini.
"Ini adalah tempat yang harus kamu kenal, Salli," kata Roberts saat mereka tiba di sebuah clearing yang dikelilingi pepohonan raksasa. "Di sinilah kamu akan menemukan jawaban yang kamu cari."
Salli merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Tempat ini terasa penuh dengan misteri, seolah-olah alam itu sendiri sedang mengamatinya. Ia melihat Roberts mengangkat tangannya, dan seketika udara di sekitar mereka terasa lebih berat, lebih penuh dengan energi.
"Jika kita ingin memahami apa yang mengancam keseimbangan dunia ini, kita harus memulai dari sini," kata Roberts, menatap ke dalam hutan yang tampak menakutkan. "Para penjaga alam akan membantu kita. Tetapi mereka tidak akan memberi jawaban dengan mudah. Mereka akan menguji kekuatanmu."
Salli merasa sedikit cemas, tetapi juga semakin bertekad. "Aku siap," katanya dengan suara tegas.
Mereka berjalan lebih dalam ke dalam hutan, melewati pepohonan yang tinggi dan rimbun. Salli merasakan kehadiran makhluk-makhluk yang tidak terlihat, tetapi terasa sangat dekat. Setiap langkah yang mereka ambil seperti membawa mereka lebih dalam ke dalam misteri yang belum terpecahkan.
Akhirnya, setelah beberapa waktu, mereka tiba di sebuah gua yang besar, di dalamnya terdapat sebuah batu besar yang bersinar dengan cahaya yang sangat kuat. Batu itu bergetar, seakan mengeluarkan energi yang luar biasa. Roberts berdiri di depan batu itu, dan menatap Salli dengan serius.
"Ini adalah pusat dari kekuatan alam," kata Roberts dengan suara rendah. "Tempat di mana segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia ini bermula. Kamu harus meletakkan tanganmu di batu ini, Salli. Kamu akan merasakan kekuatan alam yang sejati, dan kamu akan diuji."
Salli ragu sejenak, tetapi hatinya mengatakan bahwa ini adalah langkah yang harus diambilnya. Dengan napas dalam, ia mendekati batu itu dan meletakkan tangannya di atasnya.
Sekejap, seluruh tubuhnya tergetar, dan ia merasakan aliran energi yang sangat kuat mengalir ke dalam dirinya. Seperti gelombang besar yang menghantamnya, ia merasakan setiap elemen alam—angin, tanah, api, air—semuanya bersatu dalam dirinya. Tetapi pada saat yang sama, ia juga merasakan kehadiran sesuatu yang lebih gelap, kekuatan yang penuh dengan kebencian dan kehancuran.
"Ini adalah ujian yang sesungguhnya, Salli," suara Roberts terdengar jauh di belakangnya. "Kekuatanmu akan diuji oleh kedua sisi—kekuatan terang dan gelap. Kamu harus memilih jalannya."
Salli merasakan ketegangan yang luar biasa. Di dalam dirinya, ada dua kekuatan yang bertarung: satu yang mendorongnya untuk melindungi dan menjaga, dan satu yang ingin menghancurkan segalanya. Ia bisa merasakan kedua kekuatan itu semakin kuat, saling beradu, mencoba untuk menguasai dirinya. Hati Salli mulai berdegup kencang. Dia harus memilih, tetapi bagaimana mungkin memilih antara keduanya?
"Apakah aku cukup kuat?" bisik Salli pada dirinya sendiri, merasakan tubuhnya terhuyung antara kekuatan yang saling bertentangan.
Roberts mengamatinya dari jauh, tahu bahwa ini adalah saat yang krusial. Jika Salli gagal dalam ujian ini, dunia akan berada dalam bahaya. Namun, jika ia berhasil, ia akan menguasai keseimbangan yang sebenarnya.
"Salli!" teriak Roberts, suaranya penuh harap. "Ingatlah siapa dirimu! Kamu bukan hanya sekadar kekuatan. Kamu adalah penjaga, dan tugasmu adalah melindungi keseimbangan dunia ini!"
Dengan kata-kata itu, Salli membuka matanya dan merasakan kekuatan dalam dirinya. Ia tahu bahwa ini adalah momen yang menentukan. Saat itu, ia memilih untuk menenangkan kedua kekuatan dalam dirinya, tidak membiarkan satu pun menguasai yang lain.
Perlahan-lahan, kedua kekuatan itu mulai mereda, saling berbaur dan menciptakan harmoni. Batu yang ada di depannya bersinar terang, dan udara di sekitar mereka menjadi tenang.
"Aku memilih untuk melindungi," kata Salli dengan tegas, merasakan keseimbangan dalam dirinya tercipta.
Roberts tersenyum, bangga. "Kamu telah melakukannya, Salli. Kamu telah menemukan jalanmu."
Namun, meskipun ujian ini telah selesai, Salli tahu bahwa perjalanan sejati masih panjang. Dunia masih terancam, dan tantangan yang lebih besar menanti. Tetapi satu hal yang ia tahu pasti: keseimbangan ada di dalam dirinya, dan hanya dengan itu ia bisa melindungi dunia ini.
Keseimbangan yang Diuji berakhir dengan kemenangan kecil bagi Salli, tetapi ia tahu bahwa ujian-ujian yang lebih besar menanti di depan. Kini ia lebih siap dari sebelumnya untuk menghadapi apa pun yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Dunia, Satu Takdir - Two Worlds, One Destiny
SpiritualTerkubur dalam takdir yang luar biasa, Salli, seorang wanita muda yang dibuang oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh keluarga miskin, menemukan tongkat misterius yang mengubah hidupnya. Dari dunia manusia yang biasa hingga dunia lain yang penuh keaj...