Hari-hari berlalu dengan cepat setelah kepergian Roberts. Dunia yang dulunya penuh dengan ancaman kegelapan kini telah memasuki fase yang lebih damai, meskipun Salli tahu bahwa kedamaian itu rapuh. Tidak ada yang pernah tahu kapan bahaya akan kembali mengancam, dan itulah sebabnya Salli terus berjaga, berlatih, dan melindungi keseimbangan dunia ini. Meski demikian, sebuah rasa sepi masih menghinggapinya, dan terkadang, dalam kesendirian malam, ia merindukan kehadiran Roberts di sisinya.
Kini, Salli menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Ia tidak hanya melindungi dunia dari ancaman luar, tetapi juga mengajari orang-orang di sekitarnya untuk menjaga keseimbangan alam dan saling menghormati. Namun, meskipun ia bisa menghadapi musuh dan ancaman dengan lebih mudah, tidak ada yang bisa menggantikan perasaan kehilangan yang terus mengikutinya. Kehilangan Roberts membuat ruang kosong yang tak bisa diisi oleh apapun.
Namun, seiring berjalannya waktu, Salli mulai memahami bahwa takdir mereka tidak sepenuhnya berakhir dengan perpisahan itu. Ia mulai merasakan kehadiran Roberts dalam dirinya dengan cara yang berbeda. Setiap langkah yang ia ambil, setiap kekuatan yang ia gunakan, ia merasa seolah-olah Roberts tetap ada di sana, memberi kekuatan dan semangat padanya.
Salli memandang ke langit malam, memandangi bintang-bintang yang bersinar terang. "Roberts," bisiknya, "Aku tahu kamu selalu ada di sini, di dalam hati ini. Cahaya yang kamu berikan tidak akan pernah padam."
Pada malam yang tenang ini, Salli duduk di tepi sebuah bukit tinggi, tempat ia sering merenung. Udara malam yang segar dan tenang terasa begitu damai, seolah alam itu sendiri merangkulnya dengan penuh kasih. Tiba-tiba, sebuah kilatan cahaya muncul di langit. Itu bukan bintang biasa, melainkan sebuah cahaya yang lebih terang, lebih kuat, dan lebih mempesona.
Salli berdiri, terpesona oleh kilatan itu. Tanpa sadar, ia melangkah maju, mendekat pada cahaya yang semakin terang. Ada sesuatu yang memanggilnya, sebuah suara yang penuh dengan kedamaian dan cinta. Ia tahu itu adalah tanda—tanda bahwa sesuatu telah selesai, dan sekarang adalah waktunya untuk menutup babak baru dalam hidupnya.
Ketika ia mendekat, sebuah sosok muncul di hadapannya. Roberts. Namun, kali ini, ia tidak terlihat seperti yang ia kenal. Roberts tampak lebih terang, seperti cahaya itu sendiri, tetapi ia tetap sama, dengan senyum lembut yang selalu Salli kenal.
"Salli," suara Roberts terdengar, bukan dari mulutnya, tetapi seolah-olah terdengar langsung di dalam hatinya. "Kamu telah tumbuh menjadi sosok yang luar biasa. Aku sangat bangga padamu."
Salli tidak bisa berkata-kata. Air mata mengalir di matanya, tetapi kali ini, itu bukan air mata kesedihan. Itu adalah air mata kebahagiaan dan rasa terima kasih yang dalam. "Roberts... kamu... kamu masih ada."
Roberts tersenyum lebih lebar, dan dalam senyumnya, ada kedamaian yang mengalir. "Aku tidak pernah benar-benar pergi, Salli. Kekuatan kita adalah satu. Cinta yang kita bagi tidak akan pernah hilang. Itu akan terus hidup dalam dirimu, seperti cahaya yang tidak akan pernah padam."
Salli merasakan getaran lembut dalam dirinya. Cahaya itu, yang dulu ia rasakan sebagai kekuatan luar biasa yang dipenuhi dengan energi, kini mulai menyatu dengan dirinya. Cahaya itu adalah bagian dari dirinya, seperti bagian dari jiwanya yang tidak bisa terpisahkan.
"Roberts," bisik Salli, "Aku merasa kuat. Aku merasa kamu ada di sini, di setiap langkahku."
Roberts mengangguk. "Itulah yang selalu aku inginkan, Salli. Agar kamu tahu bahwa meskipun aku tidak ada di sini secara fisik, kita akan selalu terhubung. Kekuatanmu berasal dari dalam dirimu, dan cinta yang kita bagi akan selalu menjadi cahaya yang membimbing jalanmu."
Salli menundukkan kepala, merasakan setiap kata Roberts mengalir dalam dirinya. "Aku akan terus melindungi dunia ini, Roberts. Aku akan terus menjaga keseimbangan yang telah kita perjuangkan bersama. Karena aku tahu, aku tidak pernah sendirian."
Roberts mengulurkan tangannya, dan Salli menyambutnya, merasakan kehangatan yang lembut dan penuh kasih. "Kamu tidak pernah sendirian, Salli. Aku akan selalu berada di sana, dalam setiap langkahmu. Kekuatanmu, cintamu, semuanya adalah milikmu. Teruslah berjalan, karena perjalananmu baru saja dimulai."
Dengan satu sentuhan terakhir, cahaya itu mulai menghilang, tetapi Salli tahu bahwa Roberts tetap bersamanya—selalu ada dalam dirinya, dalam setiap tindakan, dalam setiap keputusan yang ia buat. Kekuatan itu tidak akan pernah pudar, dan dunia ini, yang telah mereka lindungi bersama, akan terus damai.
Epilog: Cahaya yang Tidak Pernah Padam
Beberapa tahun setelah pertemuan terakhirnya dengan Roberts, dunia tetap berubah. Ancaman-ancaman baru muncul, tetapi kali ini, Salli tidak lagi merasa takut. Dia telah menjadi lebih dari sekadar penjaga keseimbangan—dia adalah simbol cahaya, harapan, dan cinta yang tak pernah padam.
Suatu hari, saat ia berjalan di sebuah desa kecil yang baru saja diselamatkan dari ancaman kegelapan, seorang anak kecil mendekatinya, memandangnya dengan mata penuh kagum. "Kamu adalah Salli, kan?" tanyanya dengan suara lembut.
Salli tersenyum, merunduk untuk berhadapan dengan anak itu. "Ya, aku Salli. Apa yang bisa aku bantu untukmu?"
Anak itu tersenyum malu-malu. "Aku dengar kamu adalah penjaga dunia. Kamu seperti bintang yang selalu bersinar, dan orang-orang seperti kamu yang membuat dunia ini lebih baik."
Salli merasakan sebuah hangat di hatinya. Ia mengingat kata-kata Roberts yang dulu—bahwa cahaya yang ia bawa akan terus bersinar. Sekarang, di hadapan anak kecil ini, Salli tahu bahwa cahaya itu telah menyebar. Dan dunia ini, meskipun penuh tantangan, tidak pernah sepi dari harapan.
"Terima kasih," kata Salli, "Tapi ingat, cahaya itu ada dalam dirimu juga. Kalian adalah generasi yang akan menjaga dunia ini."
Anak itu menatapnya dengan mata penuh semangat. "Aku akan berusaha menjadi seperti kamu."
Salli tersenyum, mengusap rambut anak itu dengan lembut. "Kamu bisa, dan aku tahu kamu akan melakukannya. Karena dunia ini membutuhkan kalian—setiap orang yang percaya pada cahaya dalam dirinya."
Dan dengan langkah ringan, Salli melanjutkan perjalanan, memandang dunia yang luas dengan mata yang penuh harapan. Ia tahu bahwa meskipun ia telah kehilangan Roberts, kekuatan dan cinta yang mereka bagi tidak akan pernah hilang. Selama dunia membutuhkan perlindungan, ia akan tetap ada—menjaga keseimbangan, menjaga cahaya.
Cahaya yang tidak akan pernah padam.
Cerita ini berakhir di sini, dengan Salli sebagai penjaga yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih siap untuk menghadapi segala tantangan. Dengan cinta dan kekuatan yang telah ia terima dari Roberts, Salli menjalani takdirnya, menjadi simbol dari cahaya yang tak terpadamkan—cahaya yang akan selalu membimbing dunia menuju kedamaian.
- END -
Perkenalkan, aku Anissa Saraswati, penulis yang lagi mulai merambah dunia tulis-menulis. Meskipun baru aja mulai, aku udah semangat banget buat ngegali ide-ide seru dan nulis cerita yang bisa ngerasain banyak emosi. Tujuannya simpel, pengen banget cerita-cerita aku bisa nyentuh hati kalian dan bikin kalian mikir lebih dalam tentang hidup. So, aku baru banget mulai, jadi doain ya supaya bisa terus berkembang dan bikin lebih banyak cerita yang seru dan penuh makna! Let's go, dunia menulis, aku datang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Dunia, Satu Takdir - Two Worlds, One Destiny
SpiritualTerkubur dalam takdir yang luar biasa, Salli, seorang wanita muda yang dibuang oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh keluarga miskin, menemukan tongkat misterius yang mengubah hidupnya. Dari dunia manusia yang biasa hingga dunia lain yang penuh keaj...