2. RENCANA DAN AMBISI BARU

2 1 0
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Janji dalam Bayangan Masa Lalu

Dalam tidurnya yang nyenyak, Vivian tiba-tiba merasa dirinya berdiri di tengah ruangan yang asing-gelap, sepi, dan penuh aura misterius. Cahaya redup dari atas menerangi sosok perempuan yang duduk di ujung ruangan, memandanginya tajam. Vivian memperhatikan lebih dekat, baru sadar kalau sosok itu adalah... Isabella asli.

Isabella berdiri, wajahnya serius tapi ada sedih yang dalam di matanya. "Tolong... bahagiain keluargaku. Jangan biarin mereka nanggung beban berat lagi gara-gara kesalahanku dulu," katanya, suaranya bergetar.

Vivian yang masih bingung dengan situasi ini, langsung melangkah maju dengan wajah kesal. "Maksud lo apa? Lo yang bikin banyak masalah, sekarang malah nyeret gue ke hidup lo? Ini masalah lo, bukan gue!" sergahnya, nggak terima. "Kenapa gue yang harus nanggung semua kesalahan lo?"

Isabella balas menatap dengan tatapan penuh penyesalan. "Aku tahu ini nggak adil. Tapi ini udah takdir kita, Vivian. Aku nggak punya pilihan lain... begitu juga kamu."

Vivian terdiam, hatinya masih bergejolak nggak setuju, tapi perlahan ada sesuatu yang bikin dia tersentuh. Dia bisa lihat kesungguhan di mata Isabella, ada sedih mendalam karena semua kesalahan yang pernah dia buat. Meski masih enggan, Vivian menarik napas panjang dan menatap Isabella dengan lebih tenang.

"Ya udah, kalo itu yang lo mau," katanya sambil menghela napas. "Gue bakal bantu benerin semua ini. Tapi cuma karena gue pengen hidup lebih lama... dan mungkin, gue sedikit kasihan sama keluarga lo."

Isabella tersenyum lemah. "Terimakasih, Vivian. Itu udah lebih dari cukup."

Vivian menatapnya sekali lagi sebelum dunia di sekelilingnya mulai memudar, membawa dia balik ke dunia nyata. Dalam keheningan yang makin pekat, Vivian berjanji pada dirinya sendiri-dia bakal jalanin hidup ini dengan lebih baik, dan kali ini dia bakal ambil keputusan yang lebih bijak.

Dia terbangun dengan jantung berdegup kencang. Ia duduk di tempat tidur, menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya. Apa yang baru saja ia alami... itu bukan sekadar mimpi. Semua terasa nyata, seolah-olah benar-benar ada sosok Isabella asli yang hadir di hadapannya.

(disclaimer!! Dari sini Vivian sudah menjadi Isabella)

Sambil menggenggam dadanya, Isabella berpikir, "Apa ini? Kenapa bisa sejelas itu? Apa itu tadi beneran Isabella yang asli? Dia... dia ingin aku memperbaiki segalanya?"

Dia merasa bingung dan heran karena kejadian yang ia alami berbeda dengan apa yang ia baca dalam novel. Selama ini, ia hanya membaca separuh buku dan tidak mengetahui bagaimana cerita Isabella berakhir. Ketika ia menyadari bahwa dirinya terjebak dalam tubuh Isabella, semuanya terasa semakin aneh. Dia merasa bahwa banyak hal yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi, dan itu membuatnya semakin bingung.

"Mungkin aku tidak membaca novelnya sampai selesai," pikir Isabella. "Jadi mungkin aku tidak tahu bagaimana cerita ini seharusnya berakhir. Aku hanya tahu sebagian kecil dari cerita, dan sekarang aku harus mencari tahu semuanya sendiri tanpa bisa mengandalkan apa yang sudah aku baca."

Kebingungannya semakin bertambah ketika Isabella, yang seharusnya menjadi tokoh antagonis dalam cerita itu, datang langsung kepadanya. Isabella berbicara padanya dengan cara yang sangat berbeda dari yang ia bayangkan sebelumnya. Hal itu membuat dia merasa seperti segala yang ia ketahui tentang Isabella, bahkan tentang dirinya sendiri, menjadi kabur.

"Kenapa Isabella tidak sesuai dengan apa yang aku baca di buku? Kenapa semuanya terasa begitu berbeda?" dia bertanya-tanya dalam hati. Setiap kejadian yang ia alami tampaknya berbeda dengan yang ada dalam novel. Bahkan cara Isabella berbicara dan bersikap, serta perasaan yang muncul di dalam dirinya, semuanya terasa jauh lebih kompleks daripada yang dia kira.

MAFIA KESAYANGAN GRAND DUKE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang