Pertemuan Dua Duke
Di istana Arvendale, Duke Leopold memasuki ruang kerja Duke Alaric. Wajahnya serius, tanda bahwa percakapan mereka akan membahas hal penting. Alaric, yang tengah duduk di kursinya, menatap Leopold dengan penuh perhatian.
“Aku dengar kau sudah pergi ke lokasi kejadian di pasar timur,” kata Duke Alaric membuka pembicaraan.
Leopold mengangguk. “Ya, Yang Mulia. Saya sudah memeriksa tempat itu secara menyeluruh.”
“Jadi, apa yang kau temukan?” Alaric bertanya langsung ke inti.
“Saya yakin mereka adalah kelompok perampas. Dari penampilan terakhir mereka, mereka jelas bukan orang biasa. Tapi selain itu, tidak banyak yang bisa kami pastikan,” jawab Leopold sambil menghela napas.
Alaric menyipitkan mata. “Tidak ada petunjuk lain? Jejak kaki? Barang-barang tertinggal?”
Leopold menggeleng. “Tidak ada, Yang Mulia. Pembunuhnya sangat ahli. Semua mayat memiliki luka yang rapi, seolah-olah orang itu benar-benar terlatih. Tidak ada kesalahan dalam caranya membunuh.”
Alaric bersandar di kursinya, berpikir dalam diam. “Apa menurutmu ini pembunuh bayaran?”
“Mungkin saja,” jawab Leopold. “Tapi jika itu benar, ada pertanyaan besar yang harus kita jawab: apa motifnya? Untuk apa dia membunuh bandit? Biasanya, pembunuh bayaran hanya bekerja untuk tujuan tertentu. Tapi kasus ini… sulit dipahami.”
“Apa kau sudah memeriksa catatan tentang kelompok bandit itu? Mungkin mereka memiliki musuh atau terlibat dalam sesuatu yang bisa memancing kemarahan orang?” Alaric bertanya lagi.
Leopold mengangguk pelan. “Saya sudah menyuruh orang untuk memeriksa latar belakang mereka. Tapi sampai sekarang belum ada informasi yang signifikan.”
Alaric menghela napas panjang. “Aku mengandalkan mu untuk menyelesaikan ini, Leopold. Sayangnya, aku tidak bisa terlibat terlalu jauh.”
Leopold menatap Alaric dengan bingung. “Apa maksud Anda, Yang Mulia?”
“Aku akan segera pergi ke Kerajaan Pardex untuk urusan bisnis. Ada kesepakatan besar yang harus aku tangani di sana. Setelah selesai, aku berharap kau bisa menyusul dan membawa laporan lengkap tentang kasus ini,” jelas Alaric.“Baik, Yang Mulia. Saya akan melakukan yang terbaik agar masalah ini selesai sebelum saya menyusul Anda,” jawab Leopold dengan tegas.
Namun, Leopold tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. “Yang Mulia, jika pembunuh ini benar-benar seorang ahli, kita harus berhati-hati. Saya khawatir ada sesuatu yang lebih besar yang tersembunyi di balik ini.”
“Apa kau merasa kasus ini terkait dengan istana?” tanya Alaric tajam.
Leopold berpikir sejenak sebelum menjawab. “Saya belum bisa memastikan. Tapi jika pembunuhnya benar-benar seahli itu, kemungkinan ada motif yang lebih dari sekadar membunuh bandit. Saya akan menyelidikinya lebih dalam.”
Alaric mengangguk. “Bagus. Aku akan mengandalkanmu untuk mengungkap semuanya. Jangan sampai ada kesalahan, Leopold. Ini bukan hanya tentang keamanan pasar, tapi juga reputasi kita di hadapan Raja.”
“Saya mengerti, Yang Mulia. Saya tidak akan mengecewakan Anda,” kata Leopold sambil membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat.
“Kalau begitu, aku serahkan masalah ini padamu. Pastikan kau segera melaporkan setiap perkembangan,” ujar Alaric.
“Saya akan melakukannya,” jawab Leopold tegas.
Setelah pembicaraan selesai, Leopold meminta izin untuk pergi. “Kalau begitu, saya pamit undur diri, Yang Mulia.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA KESAYANGAN GRAND DUKE
Fantasymengisahkan perjalanan unik seorang wanita bernama Vivian De Luca, yang mendapati dirinya bereinkarnasi dalam tubuh seorang bangsawan bernama Isabella Moretti. Di kehidupan sebelumnya, Vivian adalah sosok tangguh dengan kehidupan penuh tantangan, te...