BAB 5.

1 0 0
                                    

Latihan Pedang yang Tak Terduga

Isabella merasa tubuhnya kurang bugar, jauh berbeda dari dirinya yang dulu. Karena itu, ia memutuskan pergi ke tempat latihan pedang untuk melatih kekuatannya. Bersama Annette, ia menuju area tempat para prajurit biasa berlatih. Saat tiba di sana, ia disambut oleh Max, kepala prajurit yang bertugas menjaga area tersebut.

“Nona Isabella, apa yang Anda lakukan di sini?” tanya Max dengan raut wajah kaget sekaligus bingung.

“Aku ingin berlatih pedang,” jawab Isabella singkat sambil melangkah lebih dekat ke area latihan.

Max segera berdiri di depannya, menghalangi jalan. “Maaf, Nona, tapi tempat ini berbahaya. Banyak senjata tajam dan prajurit yang berlatih. Anda bisa terluka, dan saya tidak ingin Duke memarahi saya jika sesuatu terjadi pada Anda.”

Isabella mendengus kesal. “Ayah tidak akan tahu kalau kau tidak bilang. Lagi pula, aku hanya sebentar di sini. Janji!” ucapnya sambil mencoba tersenyum manis dan memperlihatkan tingkah imutnya untuk membujuk Max.

Namun, Max tetap teguh. “Tetap tidak bisa, Nona. Tempat ini tidak pantas didatangi seorang bangsawan seperti Anda. Lebih baik Anda kembali ke dalam, merajut, atau berpesta minum teh itu lebih cocok dengan dirimu.”

Isabella memicingkan matanya, merasa diremehkan. “Apa maksudmu? Kau pikir aku tidak bisa melakukan hal seperti ini hanya karena aku seorang putri bangsawan?”

“Saya hanya menjalankan tugas saya, Nona,” jawab Max dengan nada datar, meskipun jelas ia tidak ingin melawan Isabella.

Merasa dipandang rendah, Isabella mendekat dan berkata dengan tegas, “Kalau begitu, mari kita bertarung. Jika aku menang, kau harus membiarkanku berlatih di sini setiap hari. Kalau kau menang, aku akan pergi dari sini dan tidak akan kembali lagi.”

Max terkejut mendengar tantangan itu. “Nona, saya tidak bisa melawan Anda. Anda mungkin terluka. Bagaimana saya bisa menjawab kepada Duke nanti?”

“Aku tidak peduli!” Isabella langsung meraih pedang dari pinggang Max dengan gerakan cepat dan mengarahkannya ke dada pria itu. “Kau tidak punya pilihan lain. Terima tantanganku, atau kau akan lebih malu lagi jika aku memaksamu dengan cara ini.”

Melihat tekad Isabella, Max menghela napas panjang. Ia tahu bahwa nona muda ini tidak akan menyerah begitu saja. “Baiklah,” katanya akhirnya. “Tapi hanya sekali. Setelah itu, Anda harus pergi dari sini, Nona.”

Isabella tersenyum puas. “Setuju. Aku yakin aku akan menang!”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pertarungan Dimulai

Area latihan tiba-tiba menjadi sunyi ketika Max dan Isabella bersiap. Para prajurit yang ada di sana mulai berkumpul, penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Annette berdiri di samping, terlihat sangat khawatir.

“Nona, apakah ini ide yang bagus? Bagaimana jika Anda terluka?” bisik Annette.

“Tenang saja, Annette. Aku tahu apa yang kulakukan,” jawab Isabella dengan penuh percaya diri.

Max memutuskan untuk tidak menggunakan seluruh kemampuannya. Ia hanya ingin membuat Isabella lelah dan menyerah tanpa melukainya. Namun, begitu pertarungan dimulai, ia langsung menyadari bahwa ia telah meremehkan Isabella.

Dengan gerakan cepat, Isabella menyerang Max. Pedangnya berkelebat dengan kecepatan dan ketepatan yang tidak ia duga. Max harus mengerahkan lebih banyak usaha dari yang ia bayangkan untuk menangkis setiap serangannya.

“Kau cukup hebat, Nona,” kata Max sambil tersenyum. “Tapi kau tidak akan bisa mengalahkan ku.”

“Jangan terlalu yakin!” balas Isabella sambil terus menyerang.

MAFIA KESAYANGAN GRAND DUKE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang