BAB 3.

1 0 0
                                    

Pagi yang Sibuk untuk Isabella

Pagi itu, Isabella sibuk memilih gaun-gaun yang akan dijual di pasar. Ia berharap uang hasil penjualan bisa menjadi tambahan modal untuk memulai bisnisnya. Selain itu, ia juga berencana mencari pengrajin besi yang mampu membuat pistol sesuai desain yang ia inginkan.

Sambil memilah, Isabella menggeleng pelan. "Kenapa gaun-gaun ini terlalu mewah? Tidak cocok untukku sekarang," katanya pada dirinya sendiri. Ia memutuskan hanya menyisakan 15 gaun—termasuk beberapa untuk pesta dan minum teh—yang menurutnya masih layak digunakan.

Isabella terdiam sejenak, memandangi tumpukan gaun yang akan dijual. "Aku terlalu boros dulu," pikirnya. "Semua ini demi perhatian Pangeran Frederick, tapi akhirnya tidak ada artinya."

Di sisi lain, Annette, pelayan setianya, tampak sedikit khawatir. "Nona, apa Anda benar-benar ingin menjual semua ini? Anda sudah berjuang keras untuk memilikinya," katanya pelan.

Isabella tersenyum kecil. "Annette, aku tidak butuh ini lagi. Aku butuh sesuatu yang lebih besar dari sekadar gaun-gaun indah. Jangan khawatir, ini keputusan yang tepat."

Annette akhirnya mengangguk meski masih sedikit berat hati. Setelah selesai mengemas gaun-gaun itu, mereka bersiap untuk berangkat. Namun sebelum pergi, Isabella meminta izin kepada ayahnya, Duke Leopold.

"Pasar? Kau mau ke pasar untuk menjual gaun-gaun ini?" tanya Duke Leopold dengan nada tegas. "Itu bukan tempat untuk putri seorang Duke!"

"Ayah, aku tidak akan lama. Ini penting untuk memulai rencanaku," jawab Isabella sambil menatap ayahnya penuh harap.

Duke Leopold menghela napas panjang. "Baiklah, tapi kau harus membawa serta prajurit bersamamu dan jangan lupa menjaga diri."
"Ayah tolong jangan lah berlebihan Annette sudah cukup untuk menjaga ku" Isabella tidak ingin terlihat mencolok dengan membawa prajurit ayahnya
"Itu jika kau mau saja ayah tak memaksa"
"Aku janji tidak akan lama lagi pula aku tidak mau menjadi pusat perhatian ayah " mohon Isabella
"Yasudah lah , asal kau jangan bertingkah dan membuat masalah dan tetap hati-hati " ujar Duke Leopold

"Terima kasih, Ayah! Aku janji akan berhati-hati," kata Isabella dengan senyum lebar.

Setelah sarapan, Isabella dan Annette akhirnya berangkat ke pasar dengan semangat baru. Hari itu menjadi langkah awal Isabella untuk mengubah hidupnya.

Gaun Terjual dan Kejadian Tak Terduga

Setibanya di pasar, Isabella membuka lapaknya. Tak disangka, gaun-gaunnya langsung menarik perhatian pembeli. Dalam waktu kurang dari satu jam, semua gaunnya sudah terjual.

“Wow, cepat sekali!” seru Isabella sambil menghitung uang hasil penjualannya. “300 koin emas dan 70 koin perak. Ini lebih dari cukup untuk memulai!”

Annette, yang berdiri di sampingnya, tersenyum lega. “Nona, saya tidak menyangka gaun-gaun itu laku secepat ini. Tapi… saya senang kita berhasil.”

“Annette, ayo beberes. Aku ingin segera mencari pandai besi untuk proyekku,” kata Isabella penuh semangat.

Mereka mulai membereskan tempat, lalu Isabella memimpin perjalanan menyusuri pasar, mencari pengrajin besi yang handal. Namun, saat sedang berjalan sambil memerhatikan sekitar, Isabella tiba-tiba mendengar suara seseorang berteriak minta tolong dari kejauhan.

“Tolong! Ada yang mencuri barangku!”

Isabella langsung menghentikan langkah. Nalurinya sebagai mantan mafia membuat telinganya sangat peka. “Annette, kau dengar itu?”

Annette tampak bingung. “Ya, tapi… Nona, apa kita benar-benar perlu—”

Sebelum Annette selesai bicara, Isabella sudah melangkah cepat ke arah sumber suara. “Kau bereskan dulu barang-barang kita. Aku akan lihat apa yang terjadi.”

MAFIA KESAYANGAN GRAND DUKE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang