BAB 17 (END)

57 14 23
                                    

Ketika Kai membuka matanya, dia mendapati Jeno duduk di sisi ranjangnya. Menatapnya dalam senyum.

Kai langsung sadar bahwa karena kepanikannya tadi dia melupakan keberadaan Jeno.

Ya Tuhan!! Apa yang dipikirkan Jeno ketika menyaksikan semuanya tadi?? Pikiran itu membuatnya panik dan hendak bangkit dari ranjangnya, tapi Jeno menahannya dengan tangannya.

"Tidak apa-apa, tetap berbaring." gumamnya lembut.

Kai menurut membaringkan tubuhnya, tetapi menatap Jeno dengan kepanikan mendalam.

"Jeno aku..."

"Sudah kubilang tidak apa-apa, aku sudah tahu semuanya Kai, dan aku mengerti."

Kata-kata itu membuat wajah Kai pucat pasi,

"Tahu apa? mereka mengatakan apa padamu?" bisiknya lemah.

"Semuanya, tentang dirimu dan Soobin, dan juga perasaanmu kepadanya."

"Aku tidak punya perasaan apa-apa kepada..."

"Sttttt," Jeno menghentikan kata-kata Kai.

"Tidak perlu membohongi dirimu sendiri lagi Kai, aku sudah tahu semuanya, kau begitu menyayangiku sehingga mau berkorban untukku, tubuhmu kau korbankan."

Jeno menghela nafasnya pedih, "Dan sekarang, bahkan jiwa dan kebahagiaanmu mau kau korbankan juga untukku?"

Mata Kai mulai berkaca-kaca.

"Aku tidak merasa mengorbankan apapun Jeno, aku mencintaimu, aku ingin menjagamu, aku..."

Dengan lembut Jeno meraih tangan Kai dan menggenggamnya.

"Ya aku yakin, kau sangat mencintaiku aku percaya itu."

Dengan lembut Jeno menoleh ke arah pintu, "Dia ada di luar, menunggu waktu untuk menemui mu. Aku sudah berbicara dengannya dan yakin bahwa cintanya padamu begitu besar, bahkan mungkin lebih besar dari cintaku padamu." desah Jeno getir.

"Jangan berkata seperti itu." air mata mulai menetes di pipi Kai, dan Jeno menghapusnya dengan lembut.

"Itu kenyataannya, dia begitu mencintaimu sehingga mau mengambil resiko apapun agar kau bahagia, dan dia rela dibenci olehmu demi kabahagian mu." Jeno tersenyum lembut,

"Terus terang aku mengaguminya dan aku merasa
tenang kalau dia yang menjagamu."

"Jangan berkata seperti itu."' Kai mulai merasa dirinya seperti kaset yang rusak, mengulang-ulang kalimat yang sama.

"Aku harus mengatakannya." gumam Jeno sedikit geli dengan kata-kata Soobin.

Yah, dia ternyata bisa bahagia juga menyadari bahwa pada akhirnya dia akan memberikan kebahagiaan pada Kai, kebebasan yang akan di berikan pada Kai akan membawa pria cantik yang dicintainya itu kepada kebahagiaan, dan Jeno merasakan kebahagiaan tersendiri ketika dia pada akhirnya merelakan Kai.

Semua patah hati dan kesakitan nya akan sepadan
dengan senyum dan kebahagiaan Kai pada akhirnya. "Tapi sebelumnya aku harus bertanya kepadamu, Kai. Apakah kau mencintai Soobin?"

Pertanyaan yang diungkapkan secara langsung tanpa diduga itu membuat Kai tertegun.

"Jeno... aku..."

"Tanyakan kepada hatimu Kai," bisik Jeno lembut, mendorong Kai agar mau jujur kepada dirinya sendiri. "Aku yakin kau sudah menyadarinya, kau hanya perlu mengakuinya kepadaku."

Di luar, Soobin yang menunggu sambil bersandar di
tembok dekat pintu masuk mendengar semuanya. Jantungnya berdetak keras, penuh antisipasi, ikut menanti jawaban Kai.

A Romantic Story About Kai [SOOKAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang