Sial!
Luna akhirnya mengikuti alur dari mimpinya, saat ini dia sedang duduk di kursi sekolahnya dengan tatapan kesal.
Dari kejauhan ketiga geng yang sangat Luna benci menghampirinya dengan wajah ramah dan penuh antusias, "Luna! ayo ke kantin, nanti Mina mau traktir jajan bakso loh!" ujar Yura antusias.
Yura menggelengkan kepalanya sebagai respon, "kalian pergi aja, aku lagi ga mood jajan."
Shelly memiringkan kepalanya penasaran, "loh, kenapa emangnya? ada masalah sama Gibran ya?"
Luna tersentak mendengar kata Gibran.
"K-kok kalian tau-"
Pipi Luna seketika memanas dan jantungnya berdegup cepat, dia tidak pernah mengatakan pada siapapun jika diam-diam dia naksir dengan kapten basket itu.
Mereka bertiga terkekeh pelan dan Mina pun berkata, "aduh, apaan si! satu sekolah juga tau kalau kalian pacaran sejak kelas X."
Luna menaikkan sebelah alisnya tidak paham dengan perkataan mereka namun dia seketika tersadar jika ini adalah dunia mimpi.
Kemungkinan di dunia ini yang berpacaran dengan Gibran adalah Luna bukannya Yura.
"Ah, i-iya juga," jawab Luna ragu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Tentunya Luna merasa senang karena disini perasaannya terhadap Gibran bisa terbalaskan, entah kenapa dia jadi sangat ingin bertemu dengannya.
"Kalian jajan aja sana, aku lagi pengen sendirian," ucap Luna sedikit ragu.
Yura dan yang lainnya saling bertatap mata dan akhirnya mengangguk setuju untuk meninggalkan Luna sendirian didalam kelas.
"Kamu mau nitip makanan ga?" tanya Yura khawatir.
Luna merasa canggung dengan tawarannya, padahal biasanya Yura akan menyuruhnya untuk membelikan makanan di kantin tapi sekarang dia malah menawari dirinya untuk melakukan hal serupa.
"A-aku bawa bekal, kok..."
"Tapi aku mau kita makan bakso bareng-bareng! Sekarang ulang tahunku, tau!" oceh Mina sambil menarik lengan Luna pelan.
"T-tapi..."
Tanpa aba-aba Mina lansung menariknya dan menggandeng tangan Luna, mereka pun berjalan bersama menuju kantin.
Dari sini Luna sadar jika ada satu hal yang tidak berubah pada mereka-ya, benar sikap memaksanya.
Mereka berempat pun duduk di kursi kantin tepatnya dipaling pojok belakang, ketika mereka bertiga hendak duduk Mina pergi untuk memesan bakso.
Tak lama menunggu Mina tiba-tiba Gibran muncul sambil membawa kotak susu stoberi, "Tadi aku pergi ke supermarket buat beli roko terus aku ngeliat ini jadi keinget kamu."
Luna terkejut bahkan menganga karena tindakan Gibran yang sangat manis, tunggu tapi dia mengatakan rokok? Luna baru tau jika Gibran adalah perokok...
"K-kamu merokok?"
Gibran menatapnya bingung dan meletakkan susu stoberi yang dipegangnya di meja.
"Iya, sayang. kamu kan tau," ucapnya dengan lembut.
"Lagi banyak pikiran ya? jadinya ga fokus gini..." Gibran menepuk kepala Luna dengan lembut.
Luna merasakan sensasi yang aneh ketika kepalanya disentuh oleh Gibran, seperti perasaan geli-dan agak sedikit tidak nyaman.
"Iya nih! Luna murung terus tau! kirain kalian berantem," sahut Shelly.
"Iya nih, Gibran! pacarnya jangan dibuat badmood terus dong!" lanjut Yura sambil menepuk bahunya Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Threads of Dreams
FantasyApakah kamu percaya jika keputusanasaan bisa membawamu ke dunia bawah alam sadarmu? Tempat indah dimana semua keinginan terbesar terwujud, kesempurnaan hidup yang didambakan oleh setiap insan. Itulah yang terjadi pada Aluna Paramitha, seorang gadis...