Lima

521 6 0
                                    

Di tengah malam Aruna terbangun dari tidur nya, tenggorokannya terasa kering dan harus, seperti nya harus ke dapur dan minum, dengan menyibak selimut tebal nya Aruna turun dari kasur lalu membuka pintu melangkahkan kakinya turun ke bawah.

Masih menggunakan stelan baju tidur tanpa lengan dan transparan, Aruna juga tidak memakai dalaman sudah kebiasaanya kalau di kamar selalu seperti ini kecuali untuk ke luar penampilannya harus alim.

Di dapur hanya lampu remang-remang yang menyala terlihat seperti aestetic, di meja makan bisa di lihat kosong mungkin kakak nya membereskan makanan malam yang tadi bersama ayah dan bundanya yang baru saja pulang dari bisnis luar kota.

" Haus banget deh " Aruna mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih lalu meneguknya sampai tandas.

Ketika akan berbalik Aruna di kagetkan dengan tangan yang tiba-tiba melingkar di belakang dan memeluknya.

" Eh Mas El " Kaget Aruna dengan membalikan tubuh nya menghadap kakak ipar nya itu.

Erlan tersenyum menatap Aruna " Lagi ngapain hmm malem-malem belum bobo " Lembut Erlan dengan tangan yang masih memeluk Aruna.

Bisa di lihat Erlan hanya memakai boxer tanpa baju " Runa haus , Mas juga mau apa ke dapur " Aruna mendongkak melihat Erlan yang terkesan lebih tampan.

" Kangen kamu sayang " Serak Erlan dengan mencium bibir Aruna cepat.

Baju tidur tipis Aruna tersorot lampu dapur sehingga memperlihatkan buah dadanya yang menyembul dan ujung nya menjiplak membuat Erlan tidak bisa berfikir jernih rasanya ingin memakan Aruna sekarang juga.

Bibir Aruna tersenyum pipinya merona " Mas gombal terus ah " Pelan Aruna dengan mengusap dada bidang Erlan yang kekar.

" Gak gombal sayangku , beneran kangen " Mencubit hidung Aruna dengan gemas.

" Aishh sakit aaa " Cemberut Aruna " Tadi udah ketemu ihh masa kangen terus mas boong ya atau.." Aruna memicing menatap Erlan seolah tahu apa artinya.

Erlan menaikan satu alis nya " Atau apa hmm" dengan tersenyum jahil.

" Tuh kan gitu aja aku tau maksud nya " Ucap Aruna dengan melingkarkan tangannya di leher Erlan.

" Nakal hmm gak pake daleman gini " Gemas Erlan dengan meremas kedua buah dada Aruna lembut.

" Ahhh Mas El " Rengek Aruna manja seraya mendesah.

" Jangan ngedesah sayang nanti ada yang denger loh " Kekeh Erlan dengan kembali merengkuh Aruna, gumpalan daging yang kenyal itu menempel di dadanya.

Aruna mengeratkan pelukannya " Makanya jangan gitu ihhh " Kesal nya dengan memberenggut menatap Erlan dari bawah.

Terkesan lucu di mata Erlan " Cantik banget sih sayangku mmmuachh " Cium Erlan dengan penuh kasih sayang.

Aruna membalas ciuman Erlan dengan membuka mulut nya sesuka hati , kedua bibir itu kembali saling memagut dan melumat satu sama lain dengan penuh kelembutan.

" Mas umhh udah dulu Ahh " Erlan melepaskan ciumannya, ibu jarinya mengusap bibir merah muda Aruna.

" Kenapa hmm "

Bukannya menjawab Aruna malah membuka kulkas dan mengambil sesuatu di sana, setelah itu membawanya lalu di taruh di atas meja.

" Liat ini tadi runa buat cupcake, mas harus cobain pokoknya "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Liat ini tadi runa buat cupcake, mas harus cobain pokoknya "

Erlan memandang kue yang di atas nya krim itu " Baru tahu kalau kamu jago bikin kue sayang " Puji Erlan membuat Aruna tersipu " Ternyata selain jago ngulek kamu juga jago bikin kue ya " Seraya terkekeh kembali.

Aruna mengerutkan kening nya " Jago ngulek apa mas "  Loading nya masih belum mengerti.

Selang beberapa detik Aruna baru memahami ucapan Erlan " Itu mah beda lagi ihh " Membuat Erlan tertawa.

Aruna mengambil satu cupcake " Mas cobain aaaa " Erlan membuka mulut nya lalu memakan cupcake buatan wanita itu.

" Gimana rasanya mas  "

" Hmm enak manis sayang pinter kamu "  Puji Erlan kembali dengan mengecup bibir Aruna " Ini lebih manis mas suka banget " Aruna merona bibir nya tidak kuat untuk menahan senyum.

" Gak usah gombal terus ujung nya nyakitin "

Erlan terkekeh " Habis nya mas sayang banget sama kamu " Aruna tersenyum tangannya menaruh potongan cupcake yang sisa setengah.

" Jangan tinggalin Aruna ya mas " Dengan melingkarkan tangannya di leher Erlan.

" Gak akan pernah dan gak bakalan terjadi sayang " Peluk Erlan dengan kembali berciuman dengan Aruna.

Dapur yang remang-remang oleh lampu seperti kelihatan tidak ada orang di sana, Aruna dan Erlan berciuman penuh kemesraan.

" Mmmuachhh mmmuachhh " Suara kecipak bibir keduanya terdengar.

Aruna melepaskan ciumannya " Mas emhh jangan di sini takut ada orang yang ke sini gimana " Sela Aruna menatap Erlan.

Erlan memangku tubuh Aruna meletakkannya di meja makan " Zella udah tidur, ayah bunda juga , Mas pengen cobain di sini sayang lebih menantang soalnya " Bisik Erlan dengan menjilati leher Aruna.

" Enghh tapi Mas " Desah Aruna kegelian ketika Erlan mengecupi leher nya.

" Ssstt sayang jangan keras-keras " Dengan kembali menyatukan bibir nya, tangan Erlan meremas dengan gemas buah dada yang ujung nya menjiplak.

" Mmmmphhh " Aruna membalas ciuman nya kemudian membuka mulut nya ketika Erlan memperdalam lumatan nya.







selanjut nya ada di pdf buat yang mau beli silahkan hubungi aku di telegram username nya @itsme_nauww cuma 5 k aja







Zella mengerjapkan kedua matanya ketika terbuka melihat ke samping nya ternyata Erlan tidak ada di sisinya, membuat nya heran kemana suaminya, perasaan sebelum tidur ada di sebelahnya, istri dari Erlan itu menyibak selimut nya lalu turun dari kasur dan berjalan membuka pintu untuk turun ke bawah.

" Mas Erlan kemana ya " Monolog nya sembari menuruni anak tangga, pikirannya akan bertanya kepada adiknya siapa tahu Aruna tahu pergi kemana.

Ketika sampai di pintu kamar Aruna, Zella mengetuk pintu kamar adiknya, keningnya mengernyit ketika mendengar suara grasah-grusuh di dalam dan ranjang yang berdecit.

" Dek udah tidur? "

" Kamu lihat Mas Erlan nggak "

Sementara Aruna di dalam melotot panik menatap Erlan yang di atasnya itu suara mbak nya di depan pintu, keduanya sedang melanjutkan percintaan panas ronde kedua, bukannya menghentikan gerakannya, Erlan malah semakin mempercepat pinggulnya membuat Aruna membekap mulutnya sendiri menahan desahan yang keluar.

" Runa-hh ngga tahu mbakkhh "  Aruna mengisyaratkan Erlan untuk berhenti sebentar namun, lelaki itu malah menyeringai semakin memperdalam gerakannya.

" Kirain kamu tahu, soalnya tiba-tiba ngga ada "

" Mungkin emmhh ke kantor mbak ahh , mas berhenti dulu ahh " Desah Aruna memelankan suaranya.

" Hmm apa sayang " Bisik Erlan pelan-pelan seraya mengemut buah dada yang tergondal-gandil, membuat Aruna semakin membekap mulutnya.

di pdf yaa, usernya @itsme_nauw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

di pdf yaa, usernya @itsme_nauw

ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang