hari ini

0 0 0
                                    

Hari ini, tepat saat nya untuk Jordan berangkat ke Bandung, cowok itu sudah membereskan semua barang barangnya untuk di angkat ke mobil.

Yang akan mengantar nya adalah papah nya, karena sekalian bertemu dengan pengurus perusahaan nya si bandung.

Jordan juga sudah mengurus surat pengunduran diri nya di sekolah, dan juga sudah berpamit kepada teman-temannya.

"Jordan" panggil Winda lembut.

Jordan menoleh kebelakang, "iya mah?"

Winda berjalan mendekatinya dan memeluknya, "mama pesan sama kamu, Jangan banyak bermain di sana, dan yang paling penting jaga kesehatan ya".

Jordan hanya mengangguk dan balik memeluk mama tersayang nya itu.

"Tenang aja, aku bakal baik kok di sana mah", ujarnya meyakinkan.

"Hm, yaudah gih berangkat",balas Winda mengusap air matanya yang tiba tiba keluar.

Jordan yang melihat langsung mengusapnya, "gak usah nangis ih, al kan gak meninggal", candanya.

"Huss kamu ini."

"Haha becanda mahh",kekehnya.

Setelah berpamitan dengan mama dan adiknya alga langsung masuk mobil dengan papa nya, "jangan nakal Lo bocah tengil",nasehat Jordan kepada Reyhan.

Reyhan mengangguk Saja, anak kecil itu nampak murung setelah tau kakak nya akan meninggalkannya.

Mobil itu langsung berangkat dengan kecepatan sedang menuju bandung.

Di perjalanan yang membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam, Jordan dan papa nya asik mengobrol akrab.

Jarang sekali ayah dan anak itu mengobrol berdua saat di rumah, oleh sebab itu pranata memanfaatkan waktu.

"Papa sudah mendaftar kamu ke sekolah ternama di sana, dan untuk tempat tinggal kamu, papa juga sudah melihat tempatnya", ujar pranata membuka suara.

"Yaudah", jawabnya.

Pranata menghela nafas, kamu mau tinggal di apartemen atau perlu papa belikan kamu rumah minimalis?"

"Um, kayaknya apart aja pah"

"Yaudah terserah kamu, nanti papa akan kenalkan sama pengurus perusahaan di sana, kamu kalau mau apa apa tanya aja ke dia",sambung pranata.

"Iya pah", singkatnya.

Jordan teringat sesuatu dan bertanya kembali,"papah ada kasih mobil kan?"

Pranata menoleh sekilas dan mengangguk, "tapi papa gak mau kamu berulah di sana ya al", nasehatnya lagi.

Jordan mengangguk lagi dan tersenyum terpaksa,"Iya papahh"

Perjalanan menuju ke bandung terasa lama bagi Jordan, oleh sebabnya cowok tampan itu tertidur di samping papa nya.

Pranata yang melihatnya tersenyum senang melihat putra yang dahulu nya kecil dan cengeng, kini tumbuh menjadi anak remaja yang tampan, bahkan menurutnya ketampanan Jordan lebih dari nya.

"Putra kecilku sudah remaja dan tumbuh dengan baik", batinnya.

🎀

Setelah tiga jam Pranata menyetir mobil, akhirnya mereka sampai di kota bandung, sekarang ini pranata sudah berhenti di depan rumah asistennya yang bernama Jerome, pemuda sukses yang mengelola perusahaan milik pranata, dan bertugas sebagai manajer perusahaan itu.

Alasan mengapa pranata menyerahkan
Kepadan nya, karena dahulu perusahaan itu memang dia buat untuk putra nya yaitu Jordan sendiri, jadi bisa di bilang ini adalah milik Jordan.

"Selamat malam pak Pranata, senang bertemu anda lagi",sapa Jerome menjabat tangan nya.

"Malam jer, lama tidak bertemu",sapa balik pranata tersenyum hangat.

Mereka memasuki rumah itu, dan meninggalkan Jordan sendirian di dalam mobil.

"Silahkan duduk pak",ujar Jerome sopan.

Pranata ikut duduk dan Jerome memanggil pelayannya untuk menyiapkan minuman dan makan malam.

Mendengar erkataan Jerome, pranata menjadi sungkan, "tidak perlu repot-repot Jerome"

"Tidka masalah pak, kebetulan anda baru sampai, pasti belum makan malam kan?" ,ujar Jerome.

Pranata hanya mengangguk dan tak ingin menolaknya, "terimakasih"

"Oh iya pak, malam ini anda bisa menginap di sini, karena saya sudah menyiapkan tempat tidur nya", ujarnya lagi, di angguki pranata.

Pranata yang mengingat tujuan nya kembali langsung membuka suara.

"Mengenai anak saya yang akan tinggal mengurus perusahaan itu, saya mempercayakan kamu kembali, untuk membimbing Jordan dan mengurus nya di sini, apakah tidak keberatan?"

Jerome mengangguk, "Tidka masalah pak, saya bisa mengurusnya", jawabannya antusias.

"Baik lah kalau begitu, saya berterimakasih kepada anda", ujarnya lagi, Jerome juga tersenyum.

Mengenai Jerome, dia adalah orang kepercayaan papa nya Jordan saat dia masih berusia 6 tahun, perusahaan itu di siapkan papanya agar kelak putra putranya Tidak susah susah mendirikan sebuah perusahaan dari nol.

🎀

Jangan lupa vote and coment.
Terimakasih.

kamu dan bandung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang