6

877 42 9
                                    


Malam itu, Rina dan Arman bersiap-siap untuk memulai perjalanan ke vila. Orang tua Arman dan adik laki-lakinya, datang menjemput mereka dengan mobil keluarga yang cukup besar, sehingga memudahkan untuk membawa semua peralatan dan kebutuhan khusus Arman. Rina sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan teliti, termasuk, popok, underpad, pakaian bersih, obat-obatan, serta barang-barang lain yang mungkin diperlukan selama perjalanan dan di vila nanti.

"Rinaa... Ya ampun, udah lama ih ga ketemu. Kamu sehat kan sayang." Mama yang baru turun dari mobil langsung menghampiri Rina dan memeluknya.

"Sehat doang maa, mama papa sehat juga kann." Ucap Rina sambil membalas pelukan mama mertuanya.

"Baik kok sayang, Arman masih dikamar? Ini soalnya kayaknya kita langsung berangkat aja yaa, biar papa gausah parkir ke dalem dulu." Mama yang belum melihat keberadaan anaknya langsung beranjak masuk ke dalam rumah.

"Ngga kok mah, Arman lagi nunggu di ruang tamu. Oh mau langsung aja, yuk kalo gitu, semua barang-barang udah siap kok." Rina mengikuti mama mertuanya memasuki Rumah.

Mama dan Rina berjalan memasuki rumah menuju ruang tamu. Disana sudah ada Arman yang sudah duduk di kursi roda dengan pakaian rapih. Di sebelah Arman juga sudah ada barang dan perlengkapan Rina dan Arman yang akan dibawa. Ada 1 koper sedang dan 2 tote bag. Mama yang sudah menyapa Arman di ambang pintu masuk menghampiri anak laki-laki nya itu.

"Halo sayang... Udah siap banget nih mau pergi." Mama memeluk Arman lalu mencium pipi anaknya itu. Memang, sekarang sudah sangat jarang orang tua Arman berkunjung ke rumah mereka. Tidak seperti setahun lalu, yang bisa seminggu sekali mendatangi rumah Arman dan Rina.

"Iya nih mah, udah ga sabar mau jalan-jalan hehehe." Senyum Arman kepada mamanya. Mamapun membalas senyuman Arman tulus.

"Yaudah yuk kita langsung berangkat aja. Yuk Rin.." Ucap mama sambil mendorong kursi roda Arman keluar rumah. Rina juga langsung membawa koper dan 2 tote bag tersebut keluar untuk dimasukan ke bagasi.

Saat mama dan Arman sudah sampai ambang pintu mama sedikit berteriak memanggil adik laki-laki Arman. Ya, anak bungsu mama. "Arif.. Arif.. sini rif cepetan!!"

Arif yang sedang membuka bagasi mobil dan menata posisi jok mobil mendengar suara mamanya yang memanggil. "Okee mah, sebentar." Lalu berjalan menghampiri mama dan kakak laki-laki nya yang berada di kursi roda.

"Hey bro, apa kabar?" Sapa Arif pada kakaknya, Arman. "Baik dong bro." Jawab Arman tersenyum. Tidak lama Rina pun juga keluar dari dalam rumah sambil membawa barang-barang. "Hey, kak Rina. Barang bawaannya banyak banget nihh."

Rina sedikit tertawa. "Ehh Rif, iya nih.. kalo bisa bawa barang serumah-rumah pasti aku bakalan aku bawa Rif." Canda Rina yang membuat mama, Arif dan Arman tertawa.

"Yaudah mah, bang Arman biar sama aku aja. Mama sama kak Rina  langsung ke mobil aja buat naro barang-barang." Arif yang sudah paham langsung mengambil alih kursi roda dan mendorong kursi roda Arman. Rina yang juga sudah mengunci pintu langsung menuju mobil membawa barang-barang yang juga dibantu oleh mama mertuanya. Rina dan Mamah yang telah sampai ke mobil langsung memasukan beberapa barang ke bagasi. Rina juga sudah membuka kan pintu penumpang agar memudah kan Arif untuk memindahkan tubuh Arman.

Saat Arman dan Arif sudah sampai depan pintu mobil, disitu Arif membenarkan terlebih dahulu posisi tubuh Arman. Lalu Arif meletakan tangannya ke belakang tubuh Arman dan menyelipkan tangan satunya dibawah dengkul Arman. "Aku angkat ya bang. " Ucap Arif pelan. "Pelan-pelan aja ya Rif."

"Siipp.." Arif menanggapinya sambil tersenyum. Setelah itu dengan perlahan Arif mengangkat tubuh kakak laki-laki nya itu dengan perlahan. Ini bukanlah pertama kalinya Arif menggendong dan mengangkat Arman. Justru Arif sudah sangat terbiasa, karena dulu Arif juga ikut andil merawat Arman. Arif meletakan Arman di kursi penumpang bagian tengah, lalu setelah Arman duduk, Arif membenarkan terlebih dahulu posisi duduk Arman agar nyaman dan tidak merosot. Kursi yang Arman duduki memang sudah sedikit ditidurkan posisinya. Lalu Arman juga menaikan kursi di bagian kaki. Sehingga posisi Arman sekarang memang seperti setengah tiduran. Saat Arif merasa sudah aman semuanya barulah Arif memasangkan seat belt untuk Arman.

Love BeyondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang