Avenier yang baru saja mengusap air di matanya mengerjapkan mata beberapa kali, dia kemudian menyipit untuk memastikan jika matanya tidak salah lihat jika sosok yang berdiri dibelakangnya adalah sang kakak perempuan yang selama 3 tahun ini bekerja di kerajaan Mor sebagai ilmuan peneliti sihir disana.
Bersama sang kakak, Avenier dan Homunculus ciptaannya itu kembali masuk ke dalam rumah dan membatalkan sementara niatnya untuk pergi ke ibu kota dan saat di dalam sana sang kakak bertingkah aneh ketika memutari homunculus milik Avenier sembari menatap begitu lekat homunculus itu.
"WAAAAAA" sang kakak menganga lebar, matanya berbinar melihat homunculus pertama yang bergerak di dunia itu.
"Kenapa kau pulang kak?" tanya Avenier sembari melihat tingkah berlebihan kakak perempuannya itu dengan mata yang menyipit.
"Hei Elenia" panggil Avenier dengan muka yang datar dan tatapan kesal pada satu-satunya kakak perempuannya yang bernama Elenia itu.
"Hey Kak!" Avenier meninggikan nada bicaranya.
"Kau berhasil menghidupkannya adik ku?" tanya Elenia pada adiknya itu saat melihat homunculus dan mengabaikan suara bernada tinggi adiknya itu.
"Iya aku berhasil menciptakan homunculus" jawab Avenier sedikit ketus dengan wajah datar.
"Setidaknya kau beri alasan dulu kenapa kau pulang" tambah Avenier dengan kening yang mengerut karena kesal sedari tadi diabaikan Elenia saat hendak bertanya alasan kakaknya itu pulang.
"Kau bilang tadi homunculus ini ciptaanmu?" Avenier menoleh pada adiknya itu.
Avenier diam dan hanya mengangguk menanggapi pertanyaan kakaknya itu.
"Tapi apa ini bisa disebut ciptaan kau kan mengambil tubuh homunculus dari kerajaan Mor" Elenia tetap fokus pada homunculus di depan matanya dan tak mendengar pertanyaan adiknya itu.
Avenier menghela nafas panjang kemudian mendekati kakak perempuannya itu dan berkata "Kerajaan Mor gagal menghidupkan homunculus yang mereka buat dan menjadikan homunculus ini sampah penelitian."
"Sesuatu yang gagal tidak bisa disebut ciptaan, dan secara teknis akulah yang berhasil membuat homunculus ini hidup, jadinya akulah penciptanya" Avenier menunjuk homunculus ciptaannya itu kemudian menunjuk dirinya sendiri ditambah dengan senyum kebanggan yang berseri-seri.
"Itu namanya kau menyempurnakan ciptaan kerajaan mor" ketus Elenia kemudian mengusap kepala Avenier dengan cukup kuat.
Dengan wajah kesal Avenier menepis usapan kuat kakanya itu yang mengacaukan rambut panjangnya yang sudah disisir rapi untuk pergi menunjukkan penemuannya pada peneliti sihir kerajaan Armadel.
Avenier kemudian berkata "terserah, akulah penciptanya."
"Tapi kau memang genius, aku bangga" Elenia tersenyum hangat pada Avenier.
"Bisa menciptakan sesuatu dengan umur yang masih muda" Elenia menepuk pelan pundak adiknya itu untuk menyampaikan wujud kebanggan.
"Akhirnya kau mengakui aku menciptakan dia" Avenier tersenyum jahil saat menunjuk kearah homunculus ciptaannya.
"Sayangnya umurmu masih 16 tahun, jika sudah dua puluh tahun keatas kau mungkin akan direkrut oleh para peneliti sihir kerajaan Mor sepertiku" kiata Elenia kemudian duduk pada salah satu kursi kayu dirumah itu.
"Aku tidak mau" Avenier menggeleng.
Dan dengan tegas menjawab perkataan kakaknya itu "aku ingin menciptakan rumah peneltian sendiri."
"Boleh-boleh saja, kalau kau punya uang sendiri" balas Elenia dengan nada mengejek.
"Aku kan tidak bekerja, Elenia" Avenier yang emosi sedikit meninggikan nada bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Magic Disaster
FantasíaSetelah ras manusia menang di perang dunia kedua antar ras manusia dan ras penyihir, ras manusia membentuk kelompok bernama AMDA (Anti Magic Disaster Agent) yang mencegah bencana sihir akibat sisa-sisa penyihir dan pahlawan kuno dengan kekuatan sihi...