BEST BROTHER - END

9

🅱🅴🆂🆃 🅱🆁🅾🆃🅷🅴🆁

Yoongi dengan telaten mengompres kening sang adik. Sejujurnya, dirinya tidak mau melakukan ini. Hatinya menolak, namun tangannya ingin terus melakukannya. Ini benar-benar diluar kendalinya.

Pemuda itu sedikit kesulitan, sebab satu tangannya masih memakai gips. Namun yoongi tidak menyerah.

Tiba-tiba fokus yoongi teralihakan ke arah lain. Ke arah sebuah luka yang sebenarnya tidak separah itu, tetapi pasti cukup menyakitkan.

"Dia benar-benar minta dibunuh!!" monolognya.

Setelahnya, yoongi berganti menatap ke wajah sang adik. Dirinya sempat diam sejenak, nampak seperti tengah memikirkan sesuatu. entah apa yang tengah dipikirkan pemuda delapan belas tahun itu.

"Seharusnya kau pergi saja dari hidupku!"

•••

"Halo, tae kau dimana?"

"Tentu saja disekolah, ada apa?"

"Itu, beritahu dua bocah itu."

"ck siapa namanya....."

"Ah, dokyeom dan vernon!"

"Ya, beritahu mereka kalau hoseok sudah pulang."

"Benarkah? Adikmu sudah pulang?!"

"Hmm, dia sudah pulang."

"Ah, syukurlah. Aku lega mendengarnya."

"Apa kau yang menemukannya?"

"Kemana dia sebenarnya pergi?"

"Apa dia benar-benar diculik?"

"Bukankah sudah aku katakan? Aku tidak ada waktu untuk mencarinya!"

"Saat aku tidur, dia tiba-tiba kembali."

"Sial, ternyata harapanku saja yang ketinggian!"

"Lalu.... Kenapa kau tidak kesekolah?"

"Kau lupa? Aku masih sakit!"

"Aah, iya juga."

"Lalu adikmu?"

"Ck, kenapa kau terus saja menanyakannya."

"Temanmu itu, aku atau dia sebenarnya!"

"Jawab saja!!"

"Aku tidak tau!"

"Sudahlah, aku tutup dulu."

Seperti biasa, tanpa menunggu jawaban dari pihak lain. Yoongi mematikan panggilannya.

"Eugh...."

"Astaga! Kenapa diluar keliatannya sudah panas sekali!"

Hoseok mencari-cari ponselnya.

"Ketemu!"

"Su-sudah jam sebelas siang?!" mata hoseok membulat, dirinya benar-benar tidak menyangka sudah tidur selama ini.