Pesta Yang Kacau

5 2 0
                                    

Monika menatap tajam kepala pria yang dia hancurkan menggunakan hentakan kakinya. Monika memang sudah empat tahun bekerja di organisasi dan menyaksikan banyak mayat yang dibunuh oleh organisasi. Bagian terpenting dari kepala manusia adalah bola mata, darah dan otak. Namun, baru kali ini dia melihat darah manusia yang seharusnya berwarna merah, malah mempunyai warna agak kehijauan.

Menatap semua itu rasanya membuat Monika sedikit jijik. Terlebih lagi ada sesuatu yang menggeliat dari bagian dalam kepalanya. Merasa terganggu dengan pemandangan itu membuat dia memeriksa sepatunya. Tentu saja, sesuatu yang menggeliat itu menempel di bawah sepatunya.

"Sialan..." gumam Monika.

Melihat danau berwarna coklat di dekat kebun membuat Monika berjalan ke arah sana dan membersihkan bagian bawah sepatunya. Monika penasaran, apakah dia perlu memberitahu organisasi mengenai mayat yang aneh seperti itu.

Disisi lain, dia menyadari kalau organisasi selalu mengganti nomor panggilan hingga sulit dilacak. Dengan menghela napas, Monika akan menunggu kabar terbaru dari organisasi.

Monika menatap tajam ke arah sepatunya. Setelah semuanya sudah bersih dari sesuatu yang menjijikkan. Dia mulai berlari kembali ditemani suara azan dengan langit yang perlahan berubah menjadi malam.

***

Kota Mekar Jaya mempunyai jumlah penduduk yang lebih dari tiga ribu jiwa. Walau kota tersebut berada di balik pegunungan dan terdengar seperti kota yang terisolasi. Namun, fasilitas di kota Mekar Jaya sangat memadai.

Kamu dapat menemukan rumah sakit dengan dua lantai yang berada di tengah kota. Jika kamu ingin menghubungi pemerintah setempat, kamu dapat menemukan gedung gubernur yang berada di sisi barat kota. Kamu tidak ingin berenang di pantai karena malu dilihat oleh orang lain? Kamu dapat menemukan kolam renang yang tidak jauh dari rumah sakit.

Membutuhkan perlengkapan bahan untuk memasak? Santai saja. Kamu dapat pergi ke tengah kota dan berjalan ke sisi timur. Kamu dapat menemukan pasar tradisional yang menjual bahan makan apapun.

Alwi sudah puas berkeliling di kota Mekar Jaya. Diketahui seluruh keluarganya ingin mengunjungi pesta rakyat di tepi pantai yang diselenggarakan oleh gubernur. Tapi, dia dan Rafli memutuskan untuk tidak ikut karena keduanya sudah sangat kelelahan mengelilingi kota menggunakan sepeda motor.

Merasa bosan memperhatikan layar ponselnya. Alwi yang sedang tidur di atas kasur langsung beranjak dari sana dan berdiri di cermin. Dengan rambut yang diwarnai merah dan mengenakan kaos polos berwarna putih. Alwi memeriksa penampilannya.

Setelah merapikan rambutnya yang berantakan. Alwi keluar dari kamarnya dengan membawa ponsel serta earphone untuk mendengar musik. Alwi menemukan kakak laki-lakinya yang bernama Rafli sedang berada di ruang tamu dengan fokus mengetik di depan laptopnya. Alwi menjelaskan kalau dia ingin keluar untuk membeli kopi botol di supermarket dan menawarkan apakah Rafli menginginkan sesuatu.

Rafli yang sedang fokus hanya bisa menggelengkan kepala. Tidak lupa dia menambahkan agar Alwi menutup pintu depan dengan rapat ketika keluar rumah. Sebab dirinya tidak ingin diganggu.

Alwi mengiyakannya dan mulai berjalan ke arah pintu depan. Dia menutup pintu sesuai yang dikatakan oleh Rafli dan mulai mengenakan sepatu kesayangannya. Sambil menarik napas panjang, Alwi mulai berjalan untuk menuju supermarket.

"Banyak sekali orang yang berkumpul," gumam Alwi dengan melihat sekumpulan orang yang sepertinya ingin pergi ke pantai.

Sebagai orang yang baru pertama kali di kota Mekar Jaya. Alwi merasa kesulitan untuk mencari teman untuk bicara. Walau begitu, dirinya tidak merasa kesepian karena sebelumnya dia sudah terbiasa untuk menjadi orang yang penyendiri.

Heat ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang