Sebuah mobil van berwarna hitam perlahan melintasi daerah pegunungan yang dikelilingi oleh hutan. Setelah pandemi covid yang melanda dunia. Ada beberapa wilayah di Indonesia yang kembali asri. Sebab semua orang diminta untuk tidak keluar rumah hingga tidak ada aktivitas untuk melakukan penebangan di hutan.
Pria dengan kacamata bulat kembali menghisap rokoknya sambil mengendarai mobil van yang baru saja dia beli tiga bulan lalu. Dia masih tidak menyangka bisa membawa seluruh keluarganya liburan ke kampung halamannya yang berada di dekat pantai pulau Jawa.
Seusai mobil keluar dari hutan. Cahaya matahari yang terang sangat menyengat kulit. Seorang gadis dengan rambut pendek berwarna hitam menggerutu kepanasan karena dia duduk di dekat jendela. Gadis itu meminta adik laki-lakinya dengan warna rambut merah mencolok untuk bertukar tempat dengannya.
"Apa sih kak Manda. Tadi minta duduk disana, 'kan?" keluh Alwi dengan merasa kesal akibat perilaku kakak perempuannya selalu egois.
"Minggir-minggir...."
Alwi mengembuskan napas berat karena tidak ingin membuat perdebatan yang panjang, "Yaudah sini. Lu itu udah dewasa. Tapi, masih aja egois kayak anak-anak."
"Gue gak peduli," ledek Manda sambil menjulurkan lidahnya di depan Alwi.
Rafli sebagai anak tertua di keluarga itu hanya bisa menggelengkan kepala melihat perilaku kedua adiknya. Dengan merapikan posisi kacamatanya, dia meminta untuk semuanya kondusif saat sedang di dalam mobil. Sebab akan membahayakan jika bertengkar di dalam mobil yang sedang bergerak.
Ibunya juga mendukung ucapan Rafli. Dia melanjutkan kalau Manda terlalu banyak kemauan. Padahal dirinya sudah dewasa. Sebagai penutup ibunya meminta Manda untuk bersikap layaknya seorang kakak perempuan untuk Alwi.
Manda hanya terus menatap layar ponselnya dengan wajah cemberut. Sebagai anak kedua dalam keluarga kecil tersebut. Dirinya merasa seperti selalu disalahkan. Berkat itu semua, dia suka melimpahkan kekesalannya pada Alwi.
Ayah memandangi semua kejadian itu dari kaca spion. Dia tidak ingin mengeluarkan pendapat. Dia hanya asyik dengan rokok di tangan kanannya sambil menatap jalanan yang mulai dilalui beberapa kendaraan lainnya.
Papan nama kota perlahan terlihat di kejauhan. Dengan latar papan berwarna hijau. Nama kota yang sejak awal disembunyikan oleh si ayah membuat anak-anaknya terpukau.
Kota Mekar Jaya. Kota yang terkenal karena menjadi latar tempat untuk syuting dalam beberapa film terkenal. Kota yang terletak di sudut pulau Jawa itu sangatlah indah. Dikenal dengan pantainya yang eksotik dan sering menjadi tempat kumpulnya para wisatawan. Letaknya yang strategis membuat kota ini cukup sering dikunjungi.
Ayah menjelaskan sejak pandemi covid. Kota Mekar Jaya tidak seramai seperti sebelum pandemi. Dia juga minta maaf karena merahasiakan ini dari anak-anaknya. Walau terlihat jelas istrinya hanya bisa mengedipkan mata ke arah Ayah.
Bangunan gedung berlantai empat terlihat jelas di tengah kota Mekar Jaya. Ayah menjelaskan kalau itu dulunya adalah kampus swasta. Namun, karena biaya hidup disini yang mahal membuat kampus itu bangkrut dan banting stir jadi lokasi untuk syuting film.
Alwi yang duduk di dekat jendela sangat terpukau dengan keadaan kota Mekar Jaya. Dia pikir kalau penduduk disana hanya fokus untuk menjadi nelayan. Namun, masih ada perkebunan serta sawah di beberapa tempat.
Terdengar suara bisikan dari Rafli di dekat Alwi. Dia berbisik kalau dirinya sudah tahu kampung halaman ayah. Karena dulu Rafli pernah datang ke tempat ini sebelum Manda dan Alwi lahir.
Manda yang berada di tengah keduanya merasa risih dan meminta Rafli untuk menjauh darinya. Mendapat perlakuan dari Manda hanya bisa membuat Rafli tersenyum kecil. Rafli berjanji akan memperkenalkan beberapa tempat yang bagus di kota ini pada Alwi.
![](https://img.wattpad.com/cover/384984103-288-k748010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heat Zone
Fiksi IlmiahSuatu wabah misterius melanda kota terpencil yang berada di pinggir pantai. Wabah ini diduga berasal dari teritip jenis baru yang menginfeksi tubuh ikan. Orang yang terinfeksi langsung jatuh sakit. Semuanya semakin berantakan disaat orang-orang yang...