Lama mereka di sana, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah karena Acil yang sudah tertidur pulas di pangkuan Riki. "Rik, siniin si dedek biar abang aja yang gendong. kamu pasti capek"
"Yaudah nih bang" Riki menyerahkan tubuh Acil yang tertidur pulas kepada abang tertuanya.
"Cape banget kayanya dek. Main apa aja lo berdua nyampe si dedek cape?" Heeseung mengusap usap rambut hitam dan halus Acil. Acil yang tertidur dengan badan memeluk lengan Heeseung.
"Hampir semua permainan di mainin itu" Jay menyeruput tetesan terakhir kopinya. Sayang uang katanya.
"Pantes. Pulang yok, pasti si Jake nyariin" 3 orang yang lebih tua dengan seorang bocil imut pada salah satu gendongan kakaknya akhirnya memasuki mobil dan menuju arah rumah.
/ᐠ。ꞈ。ᐟ\...
Sesampainya di rumah, dapat terlihat banyak tamu yang sedang bertamu pada rumah mereka. Bapak bapak, ibu ibu, dan beberapa remaja, namun lebih di dominasi oleh bapak bapak dan Ibu ibu. 4 orang itu langsung masuk karena akses naik tangga tertutup, maka Acil ditidurkan pada sofa empuk.
"Eh udah pada pulang. Sana cuci tangan terus kesini lagi" Suruh Jennie pada ketiga anaknya bujangnya (Kecuali Riki, masih dianggap baby).
"Eh halo, lucu banget Jen. Namanya siapa?" Tanya salah satu tamu yang diundang oleh Jennie.
"Sunghoon Park, tapi biasa di panggil Acil"
"Mirip suamimu ya Jen"
"Gatau kenapa yang hamil selama 9 bln aku ya, tapi mukanya sama kaya papanya" Adu Jennie pada teman seperjuangannya.
"Wajarlah Jen, sama kaya Jungwon. Mukanya percis kaya daddynya"
Tak lama tiga bujang mama Jennie kembali dari dapur dan mulai bergabung dengan mereka semua.
"Ma, papa mana?" tanya si tertua nomor 2 keluarga Kim.
"Lagi beli makanan, knp memangnya?" Tangan Jennie menepuk nepuk badan mungil Acil.
"Itu yang mau jemput Jake siapa? katanya tadi ban mobilnya bocor"
"Ada ada aja, yaudah Jay jemput kembaran kamu sana" Jay tidak terima, mamanya menyebut dirinya dan Jake adalah kembaran.
"Jake bukan kembaran Jay ma" Jay pergi meninggalkan rumah dan menjemput kembarannya.
"Ada ada aja anakmu Jen" Jennie hanya geleng geleng kepala dengan sikap anak keduanya, padahal jelas jelas mereka itu kembar walau tak seiras.
"Biasa itu" Acil merasa terganggu dengan suara berisik yang menerpa telinga mungilnya, mulai mengeliat tak nyaman.
"Ugh...hiks" Acil semakin mengeliat dapat diketahui, sebentar lagi anak itu akan menangis.
"Astaga sayang, berisik ya?" Jennie kembali mempuk puk Acil.
"Ma...hiks...belicik...hiks" Air mata anak itu sudah mulai turun dari sela sela matanya yang masih tertutup.
"Iya sayang ini mama...cup, cup, cup" Acil digendongnya dan dibawa berjalan jalan, berharap anak itu tertidur kembali.
"Kenapa ma?" tanya Riki
"Disana berisik jadi keganggu"
"Dedek kecapean ma, tadi kata abang Jay dedek main wahana satu taman bermain, jadi wajar kalo kecapean. Adek biar sama kakak aja, biar mama bisa ngobrol saa temen lama mama" Jennie mengangguk memindahkan perlahan Acil dari gendongannya ke gendongan anak tertuanya.
"Mama balik ke depan ya Rik" Riki hanya mengangguk.
Tak lama Jay datang dengan membawa segelas es teh di tangannya. "Kok dedek lo bawa Rik? mau lo apain dedek?"
"Ini kata mama, bang Jay disuruh jagain dedek. Disana berisik jadi dedek ga nyaman" Jay yang sedang membawa es teh. Dengan tidak epiknya, Riki memindahkan Acil yang berada pada gendongannya kepada gendongan abangnya tak lupa untuk mencuri es teh milik Jay, membawanya kabur.
"Eh, es tehnya..... udah basi. Yaudah deh lagipula itu mau gw buang tadi" Acuhnya pada Riki.
Jay membawa Adiknya menuju kamar miliknya yang sudah terdapat 4 manusia tidak ada adab. Karena kamar Jay yang sudah berantakan ditambah berantakan dengan kehadiran 2 manusia yang berstatus saudaranya dan 2 sebagai anak teman lama mamanya.
"Eh, Beomgyu jangan lo pegang ya" Beomgyu yang hendak mengambil salah satu PS5 milik Jay, namun mendapat larangan. Ingat "Larangan adalah Perintah" Beomgyu tetap mengambilnya dan bermain dengan PS5 milik Jay.
Salah satu adik Bwomgyu yaitu Taehyun mendekat kearah Jay dan melirik pada sesosok buntelan nasi pada gendongan Jay "Weh ada buntelan, siapa Jay?"
"Adek gw. Adek lo mana?"
"Adek gw lagi dirumah grandama"
"Trus kok tumben bang Yeonjun ga ngikut?"
"Ya iyalah, disuruh jagain bocil kematian itu dirumah grandma. Makanya gabisa atau lebih tepatnya gaboleh sama grandma"
"Lah ngapa g boleh?"
"Kaki bang Yeonjun di perban. Kemarin kepleset di kamar mandi jadi keseleo deh. Banyak gaya memang, perkara diburu buruin sama bang Soobin"
"Eh Acil udah bagun?" lanjut Taehyun.
"Dek, masih ngantuk?" Jay menurunkan Acil pada kasur miliknya.
"macih...eh bang Teyun" Taehyun gemas dengan adik Jay, Jake dan Heeseung (Riki bukan temen Taehyun lebih dianggap adeknya)
"Tidur lagi aja Cil" Taehyun yang gemas, langsung mencari pelampiasan kegemasannya pada orang lain yaitu Jake yang sedang bermain PS dengan Beomgyu, ia menggigit lengan Jake yang membuat sang empu kesakitan.
"Ga rabies kan lo?" Tanya Jake pada Taehyun.
"Kagak lah, lo kira gw apaan?" Tanya Taehyun tak terima.
"Beruk" Singkat, padat, Beruk.
"Eh, monyet Amazon ngaca lah minimal"
"Masih mending ya monyet Amazon daripada beruk" Pertikaian masih berlanjut dengan pertengkaran 2 manusia. Eh Beruk dan Monyet Amazon.
Acil yang tadinya ingin kembali tidur, tidak jadi melanjutkan perjalanan mimpinya. Ia lebih memilik menonton pertunjukan perdebatan dengan popcorn di tangan dan mulutnya, entah dari mana datangnya makanan itu. Apakah karena si Acil suka melihat perdebatan, maka besar nanti dia bakalan jadi mentri?
Beomgyu pun tak mungkin menyia nyiakan waktu ini untuk ikut menonton. Beomgyu yang julid, dengan cekatan ikut mengompori bahkan tangannya tidak bisa diam. Ia mengambil makanan milik Acil.
"Ish...bang Omgyu, ndak yeh" Acil menjauhkan makanan dari jangkauan Beomgyu.
"Biarin"
"Tak kacih tau om ungkok loch" ancam Acil.
"Sana ga takut, wlek" Beomgyu yang menjulurkan lidahnya, membuat Acil semakin emosi tiba tiba saja si Acil menarik lidah Beomgyu.
Sontak semua orang yang berada di sana tertawa terbahak-bahak bahkan 2 spesies tadi yang sedang bertengkar pun langsung ikut tertawa.
"Eh dedek ngapain" Bukan salah satu diantara Jay, Jake ataupun Taehyun. Namun Heeseung yang beru saja dari ruang tamu karena ingin melihat Acil, tapi ketika ia sampai di kamar Jay malah melihat adeknya itu sedang memegang lidah Beomgyu.
"Diya Jahad...HWAAA ABANG" Acil berlari menuju Heeseung dan menangis pada kaki jenjang Heeseung yang ia peluk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Acil || Sunghoon
Short StoryKehidupan Acil dengan keempat abangnya yang protektif kepadanya. Dan Keseharian bocil ingusan bersama para bestihnya