'3' [ Rasa Peduli ]

1 1 0
                                    

               


           

                                  03
                  'Jangan marah hiks'








"Itu sudah mutlak, kumohon" Ucap Hiranya dengan muka melasnya, memohon kepada Asa agar mengizinkannya mengambil beasiswa keluar negeri.

"Tunggu, kau sudah bicarakan ini dengan kak Sera?" Tanya Asa.

"Seminggu lalu" Jawab Hiranya.

"Lalu?".

Hiranya hanya diam, sebenarnya semenjak malam itu ia bertengkar kecil dengan Sera, ia seperti berjaga jarak dengan kakaknya, begitupun sebaliknya.

"Entah, tapi yang pasti, aku sudah bilang" Ujar Hiranya.

"Kenapa sebenarnya, kau terlihat menjauh dari kak Sera, ada sesuatu?".

"Nanti kakak juga tau".

"Aku izinkan" Ucap Asa.

Mendengar itu Hiranya senang bukan main, senyum yang biasanya palsu kini menjadi nyata.

"Benarkah?" Tanya Hiranya antusias.

"Tapi ada syaratnya" Balas Asa.

"Sudah kuduga".

"Dibutik aku ada klien siang ini, kita lanjutkan nanti malam".

"Tidak kau tidak kak Sera, gemar sekali menunda pembicaraan".

"Aku ada klien, adikku, tidak bisa diabaikan begitu saja" Geram Asa.

"Baiklah, biar aku antar" Balas Hiranya sambil terkekeh melihat wajah kakaknya.

"Tidak usah".

"Tidak menerima penolakan".

Sudah tahu kalau ia akan selalu kalah ketika berdebat soal ini dengan adiknya, ia berjalan diikuti Hiranya dibelakangnya.

Skip

"Malam ini, kau pasti kosong, mau makan malam bersamaku?" Tanya Hiranya sembari mengemudi.

"Hari ini kau tidak ada kelas?" Tanya balik Asa.

"Tidak, aku kosong hari ini".

"Boleh deh" Jawab Asa.

"Kabari aku jika sudah selesai, biar aku jemput".

"Berdua saja kan, Nya?".

"Mau banget beduaan sama aku, kak?" Jahil Hiranya.

"Serius ih".

"Untuk kali ini, hanya berdua".

"YEY!".

Hiranya mengulas senyum tipisnya, sangat tipis hampir tak terlihat.

"Kak Sera bilang, dia lembur hari ini" Ucap Asa sembari membalas pesan dari Sera diponselnya.

"Hm".

"Sudah sampai".

"Makasi, adik! Muah" Asa mengecup pipi adiknya lalu membuka pintu mobil itu.

"Minta tolong Hiranya aja deh" Batin Asa.

"Sebentar" Asa mendadak menutup kembali pintu mobil itu.

"Kenapa?" Bingung Hiranya.

"Bisa tolong-

"Belikan benang rajut?" Sela Hiranya sebelum Asa menyelesaikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 17 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASA dan Sang SandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang