29

852 119 6
                                    

Zayyan berdiri di pojok ruangan dengan napas tertahan, melihat Sea terbaring lemah di atas tempat tidur, luka-luka di tubuhnya tampak serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zayyan berdiri di pojok ruangan dengan napas tertahan, melihat Sea terbaring lemah di atas tempat tidur, luka-luka di tubuhnya tampak serius.

Orangtua Sea telah memanggil dokter spesial yang terkenal ahli di kota laut ini—seekor penyu laut tua yang memiliki keahlian menyembuhkan dengan zat penyembuh racikannya sendiri.

Penyu itu bergerak perlahan, meletakkan beberapa peralatan medis laut di dekat Sea, kemudian mulai memeriksa luka-luka di tubuhnya dengan hati-hati.

Zayyan tak mampu mengalihkan pandangannya.

Setiap kali penyu itu menyentuh luka Sea, ia meringis menahan sakit. Tubuh Sea mengejang setiap kali peralatan dokter menyentuh kulitnya yang terluka.

Zayyan menggigit bibirnya, merasa tak berdaya.

Ingin sekali Zayyan mendekat dan membantu, tetapi dia tahu bahwa dia hanya akan mengganggu proses pengobatan.

Zayyan merasa perasaannya bercampur aduk—khawatir, sedih, dan marah pada dirinya sendiri karena tak bisa berbuat apa-apa.

Di sampingnya, Leo berdiri dengan tenang, meskipun wajahnya tegang. Kedua lengannya bersidekap di dada, mencoba menahan diri untuk tidak campur tangan.

Sesekali, Leo melirik ke arah Zayyan, seolah memastikan bahwa Zayyan baik-baik saja, tetapi tatapannya kembali fokus pada Sea yang terluka.

Zayyan merasa ada perasaan yang sulit diungkapkan di mata Leo—sesuatu yang lebih dalam dari sekedar kekhawatiran biasa.

Tetesan zat penyembuh dari penyu itu perlahan menetes ke luka Sea, menyebabkan gelembung kecil muncul dan mengeluarkan bunyi mendesis.

Sea menggertakkan giginya, menahan erangan sakit.

Zayyan mengepalkan tangan, gemetar, dan tanpa sadar menarik napas panjang, seakan ikut merasakan penderitaan yang sedang dialami Sea.

"Dia akan baik-baik saja." kata Leo tiba-tiba, suaranya lembut tetapi tegas.

Zayyan menoleh, melihat wajah Leo yang masih tetap tenang meskipun terlihat jelas bahwa dia juga sama khawatirnya.

"Sea itu kuat. Dia akan pulih."

Zayyan hanya mengangguk pelan, matanya kembali menatap Sea yang masih dalam proses pengobatan.

Zayyan ingin percaya pada kata-kata Leo, tapi hati kecilnya masih dipenuhi kecemasan.

Sementara itu, Leo tetap berdiri di sampingnya, tak bergeming, memberikan kekuatan yang Zayyan sendiri tidak sadari bahwa ia butuhkan.

Mereka berdua hanya bisa menunggu dalam keheningan, berharap Sea bisa melewati ini semua.

Ketika penyu itu selesai, semua pergi untuk memberikan Sea waktu untuk beristirahat. Namun Zayyan menolak—

Zayyan duduk di tepi tempat tidur Sea, suaranya penuh kekhawatiran.

[BL] Under The Sea | END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang