bonus 2

925 105 13
                                    

Bonus dua: Malam tahun baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus dua: Malam tahun baru

Tahun baru.

Sea baru mendengar apa itu malam tahun baru. Pagi tadi Sea banyak mendengar dari murid-murid les renang nya, tentang rencana malam tahun baru mereka.

Semua itu membuat Sea ingin merayakannya juga.

Sea berdiri di depan rumah dengan penuh semangat, wajahnya berseri-seri seperti anak kecil yang menunggu kejutan.

Malam itu, udara dingin menusuk, tetapi Sea tetap berdiri tegak, sesekali menghentak-hentakkan kakinya untuk mengusir rasa dingin.

Di tangannya, ia menggenggam erat secangkir teh hangat yang sudah lama mendingin.

Ketika akhirnya Zayyan muncul di ujung jalan, Sea langsung mengenalinya meski hanya dari siluet.

Tanpa ragu, Sea berlari kecil ke arahnya, mantel panjangnya berkibar mengikuti langkahnya yang terburu-buru.

"Zayyan!" panggilnya dengan suara penuh antusias.

Zayyan berhenti, sedikit terkejut melihat Sea yang mendekat begitu cepat.

“Ada apa?” tanyanya, alisnya terangkat, bingung dengan tingkah Sea yang terlihat lebih ceria dari biasanya.

Sea berhenti di depan Zayyan, tangannya hampir menyentuh lengan Zayyan, tetapi ia buru-buru menariknya kembali, lalu tersenyum lebar.

"Malam ini, malam tahun baru, kan?"

Zayyan mengangguk, masih dengan ekspresi bingung. “Ya.”

Sea menatap Zayyan dengan mata berbinar.

“Apa yang akan Zayyan lakukan?” tanyanya, suaranya penuh harap, seperti seorang anak yang menanti jawaban atas keinginannya yang terpendam.

Zayyan menggelengkan kepala dengan ringan, bibirnya melengkung dalam senyum tipis. “Tidak ada.”

Sea langsung mengerutkan kening, ekspresinya berubah kecewa. “Kenapa? Ini kan malam tahun baru!”

Zayyan mengangkat bahu santai. “Aku berencana untuk menonton film box office atau acara musik secara online.”

“Tidak seru!” sergah Sea cepat, bibirnya mengerucut tanda ketidakpuasan.

“Mm?” Zayyan hanya mendengus kecil, mencoba menahan tawa melihat reaksi Sea yang seperti anak kecil.

“Ayo menonton kembang api!” ajak Sea penuh semangat, matanya berbinar.

Zayyan memiringkan kepalanya, menatap Sea dengan penuh pertimbangan.

“Apa kamu yakin? Semua orang keluar untuk merayakan tahun baru. Jalanan pasti penuh, bagaikan lautan manusia.”

Sea menunduk sejenak, lalu menatap Zayyan dengan sorot mata penuh harapan.

[BL] Under The Sea | END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang