009.

146 27 2
                                    

Selamat membaca!

- oooo -

Daddy Jongin itu aslinya warlok Korea, tapi karena keluarga Park mempunyai bisnis di Amerika makanya daddynya tinggal dan besar di Amerika sekalian meneruskan bisnis keluarganya.

Lalu bertemu dengan mommynya yang seorang model, mommynya juga punya bisnis make up dan skincare tak lupa dia mempunyai usaha butik yang sudah dikenal banyak orang.

Makanya engga heran kalau Jay fasih berbahasa Korea, soalnya dari dia didalam perut daddynya juga suka mengajak ngobrol menggunakan bahasa tanah kelahirannya daddynya itu.

Karena Jay anak tunggal, Jay engga punya temen main. Daddy dan mommynya sibuk bekerja, Jay hanya bersama nannies nya, bahkan terkadang mommy dan daddynya bisa meninggalkan dirinya berhari-hari karena harus bekerja.

Jay engga ngeluh, dari kecil dia sudah berpikir dewasa. Dia harus ngerti pekerjaan daddy dan mommynya, makanya Jay kecil tumbuh menjadi anak pendiam.

Di lingkungannya engga ada yang mau main sama Jay, mereka merasa sungkan karena Jay adalah putra Park yang disanjung oleh banyak orang karena bisnis keluarganya sukses besar.

Belum lagi mereka merasa kecil hati karena Jay itu putra seorang model terkenal.

Makanya Jay engga punya banyak teman, di sekolah pun mereka berteman dengan Jay hanya sekedar formalitas.

Tak ada yang benar-benar dekat dengannya.

Lalu suatu hari, Jay kedatangan tetangga, satu keluarga yang terdiri dari pasangan dan 3 orang putranya.

Jay kecil mengintip dari balik pagarnya, dia penasaran sekali. Saat sedang mengintip Jay tersentak karena anak paling kecil diantara lainnya menoleh padanya lalu melambai ceria.

Jay tersipu malu, malu karena ketahuan mengintip.

Anak itu menghampiri Jay, memegang pagar rumahnya lalu tersenyum lebar.

"Hay! Aku Sim Jaeyun, tapi kamu bisa panggil aku Jake. Aku baru pindah kesini, nanti kita berteman baik ya?" Lelaki mungil bersurai coklat itu berujar ceria, Jay mengerjap pelan.

"A.. aku Jongseong, Park Jongseong. Tapi kamu bisa panggil aku Jay." Sahut Jay malu-malu, Jake mengangguk semangat lalu menoleh pada mamanya ketika namanya dipanggil.

"Aku pulang dulu ya? Nanti kita main bersama okay?" Jake berlari menghampiri mamanya lalu mengulurkan tangannya minta digendong, tapi yang gendong malah papanya.

Sejak perkenalan itu Jay dan Jake jadi dekat, Jay selalu mengikuti kemanapun Jake pergi.

Dimana ada Jake pasti ada Jay.

Karena menempel dengan Jake, Jay jadi kecipratan teman, Jake mudah sekali bergaul makanya punya banyak teman, karena Jake dan Jay dekat sekali teman-temannya juga jadi bergaul dengan Jay.

Jay seneng, dia jadi punya banyak teman.

Jay selalu memarahi orang-orang yang usil pada Jake, Jay selalu menjaga Jake kecil membuat Jake semakin manja dan menempel pada Jay.

Jay juga jadi dekat sama kakaknya Jake, mereka sudah anggap Jay sebagai adiknya sendiri.

Suatu hari, Jake dan Jay yang sedang bersepeda mengalami kecelakaan, Jay menabrak tihang lalu pipinya terbentur, melihat itu Jake panik sekali, dia menghampiri Jay lalu menangis terisak.

Unholy love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang