2

1.6K 173 6
                                    

Sudah dua minggu aku merasakan patah hati dan belum bisa berpaling dari Michael. Lima tahun bukan waktu yang sebentar untukku. Jujur saja aku sangat-sangat mencintainya, bahkan lebih dari apapun.

Baiklah Kiara, kamu harus bisa mendapatkan Michael kembali. Kamu harus bisa memikirkan bagaimana caranya agar Michael kembali bertekuk lutut. Aku akan pikirkan itu setelah aku menyelesaikan kegiatanku hari ini.

"It's okay, Kiara. Selama Mike belum menikah dengan pelakor itu, kamu masih punya kesempatan untuk merebutnya kembali." gumamku menyemangati diri sendiri.

Aku memarkirkan mobilku tepat di depan kantorku. Hari ini aku dan Gia akan bertemu dengan seseorang yang akan membantu kami untuk membangun kantor baru kami. Setelah tiga tahun menggeluti usaha ini bersama Gia, akhirnya kami memiliki modal yang cukup untuk membuat kantor yang lebih besar. 

Saat aku masuk ke dalam, disana sudah ada seorang pria yang berbicara dengan Gia. Ketika melihatku, dia berdiri dari tempat duduknya dan seketika mengulurkan tangannya padaku.

"Orlando." ucapnya memperkenalkan diri.

"Kiara." balasku sambil tersenyum.

Kami berbincang membicarakan rencana pembangunan gedung baru yang tidak jauh dari tempat ini, aku dan Gia memutuskan membeli tanah kosong dan kami akan membuat desainnya sesuai keinginan kami sendiri.

Sejak tadi, gestur Orlando dan Gia terlihat sangat akrab. Mereka seakan sudah saling mengenal sebelumnya. Dan tentu saja aku harus menanyakan ini semua padanya setelah Orlando pergi.

"Aku akan pastikan kantor baru kalian sesuai dengan keinginan kalian. Aku punya orang kepercayaan yang sudah ahli dibidangnya. Jadi kalian tenang aja." ujar Orlando sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Makasih ya, Do." Gia membalas dengan senyuman.

Setelah memastikan Orlando pergi, aku langsung menodong Gia dengan pertanyaan.

"Jadi, Orlando ini memang beneran..."

"Gue kenal dari Dating App, puas?" potongnya seketika.

"What?! Gi, lo gak mabuk kan? Gimana kalau dia bohong?"

"Aman... gue udah cek seluruh biodatanya. Jadi dia jujur kalau dia punya perusahaan konstruksi."

Aku mengangguk pelan.

"Jadi ini semacam PDKT?"

Gia terlihat salah tingkah ketika aku mengatakan itu.

*****

Aku menghela napas panjang begitu keluar dari aula tempat pernikahan klienku. Perasaan lega sekaligus lelah membaur di dalam diriku. Semua berjalan lancar, lebih baik dari yang aku bayangkan. Dekorasi yang aku rancang selama berminggu-minggu tampak sempurna, tamu-tamu terlihat puas, dan yang terpenting, mempelai perempuan tersenyum bahagia.

Aku baru ingat kalau aku harus ke kantor baru untuk menemui Gia disana. Aku pun meminta salah satu orang kepercayaanku untuk memastikan acara ini tetap berjalan lancar meskipun aku tidak ada disini.

Aku masuk ke mobil, melepas sepatu hak tinggiku, dan menggantinya dengan flat shoes yang selalu ada di bagasi. Setelah acara panjang seperti ini, rasanya kakiku sudah berteriak minta ampun.

Sekitar satu jam aku berkendara hingga aku sampai di tempat tujuanku. Disana sudah ada Gia dan Orlando yang tampak saling tertawa satu sama lain. Mereka terlihat benar-benar serasi.

Dari kejauhan aku melihat interaksi mereka berdua yang benar-benar akrab. Satu hal yang menarik perhatianku yaitu cara Orlando memperlakukan Gia yang membuatku senyum-senyum sendiri. Dia benar-benar perhatian, bahkan sering menunduk sedikit saat Gia berbicara seolah-olah seluruh dunia ini hanya terdiri dari mereka berdua. Gia terlihat begitu nyaman, pipinya sedikit merona, dan sesekali tertawa pelan sambil mengusap rambutnya ke belakang.

My Icy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang