KIARA'S POV
Aku benar-benar kesal saat River hanya menggeleng seakan-akan apa yang terjadi di antara kami tidak berarti apa-apa baginya. Sementara aku? Aku hampir gila memikirkannya. Wajahnya, tingkah lakunya yang dingin dan menyebalkan, selalu saja terbayang—ironisnya, justru itu yang membuatku semakin merindukannya.
Pagi ini, aku memutuskan untuk menemui Gia. Aku butuh teman bicara, seseorang yang bisa mendengarkan semua kekacauan yang menyesaki pikiranku.
"Lo kenapa, Ki? Tumben banget pagi-pagi udah nongkrong di rumah gue." tanya Gia sambil menggulung matras yoganya.
Aku berbaring di lantai, menatap langit-langit rumahnya yang putih polos. Rasanya berat untuk mulai bercerita. Aku masih menimbang, apa Gia bisa mengerti kekacauan yang sedang terjadi dalam diriku.
"Gi, kalau gue bilang udah move dari Mike, lo percaya gak?" tanyaku memulai pembicaraan.
Tanpa menatapku Gia hanya menjawab, "Percaya."
"Terus kalau gue bilang, gue udah nemu pengganti Mike, lo percaya gak?"
"Nggak." jawabnya ringan, "Ki, gue kenal sama lo. Selama beberapa bulan ini lo gak pernah jalan sama cowok manapun." sesaat Gia berhenti menggulung matrasnya dan menatapku penuh curiga. "Wait, jangan bilang lo ketemu lewat dating app?"
"Enak aja, gue gak main gituan."
"Terus? Siapa yang bisa gantiin Mike di hati Kiara yang sempat jadi bucin tolol ini."
"Please deh, Gi. Sekali aja gak ngatain gue bucin tolol, bisa gak?"
"Hehe peace," Gia mengangkat dua jarinya dengan senyum usil. "Jadi lo beneran udah nemu yang baru?"
"Gue gak tahu, Gi. Gue masih ragu."
Aku terdiam untuk beberapa saat, Gia juga memberikanku ruang dengan tidak mencercaku dengan beribu pertanyaan. Hingga akhirnya aku kembali mengatakan sesuatu yang membuatnya naik pitam.
"Gi..." ucapku pelan yang seketika membuatnya penasaran, "... gue udah tidur sama seseorang."
"WHAT?!" Gia tampak terkejut dengan pengakuanku. "Lo tidur sama siapa, Ki? "
Aku terdiam cukup lama dan Gia kini duduk di depanku. Matanya begitu lekat menatapku hingga membuat pertahananku luluh seketika.
"Uhm... Ri-River..."
"WHAT?! LO TIDUR SAMA..." aku membungkam mulut Gia agar bisa mengontrol volume suaranya. Di rumah ini tidak hanya ada aku dan dia saja. Tetapi ada beberapa asisten rumah tangga dan tukang kebun yang bekerja disini. "Lo tidur sama River?" bisiknya lagi dan aku hanya mengangguk pelan.
Gia tampak tidak percaya bahkan berkali-kali dia mengulang pertanyaannya.
"Lo beneran udah tidur sama River? Gimana bisa, Ki? Lo bahkan selalu nolak ajakan Mike untuk begituan, kenapa sekarang lo malah tidur sama River." Gia diam sejenak lalu melanjutkan lagi ucapannya. "Tapi bentar, Ki. Lo tidur doang kan? Maksud gue cuma tidur, nggak yang aneh-aneh."
"Aneh-aneh, Gi." ucapku yang membuat dia kembali meninggikan suaranya.
"Kiara! Lo udah gila? Gue tau lo desperate sama Mike tapi kenapa harus sama River?"
"Gi, gue juga bingung kenapa gue ngelakuin itu sama dia."
"Kapan?"
Aku diam sejenak, "Malam setelah peresmian kantor baru."
Gia menautkan alisnya seperti berpikir sesuatu. "Bukannya waktu itu lo lagi mabuk? Dan gue minta tolong River buat nganterin lo pulang." Aku mengangguk pelan, "Anjing tuh orang, jadi dia ngelakuin itu saat lo mabuk. Brengsek, gue kira lo bakal aman kalau sama dia, ternyata..."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Icy Girl
RandomSiapa sangka pertemuanku dengan seorang perempuan berwajah dingin membuat hatiku menjadi hangat. Di balik sikapnya yang tampak tak peduli, dia... adalah orang yang membuatku sadar, bahwa terkadang merelakan seseorang adalah cara paling ampuh untuk m...