07 : Mencari Informasi

156 20 3
                                    

Di dalam lift, Sean menoleh ke James yang berdiri diam di sampingnya. "Sir James, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa paman Hayes itu? Dan apa maksudnya tentang keluarga?" tanyanya penuh rasa ingin tahu.

Namun, James tetap diam, pandangannya lurus ke depan. Tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan menjawab.

"Sir James?" Sean mencoba lagi, suaranya terdengar lebih memohon.

James hanya menghela napas kecil sebelum berkata singkat, "Maaf, Tuan Muda. Saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu."

Sean mendesah frustrasi. "Kenapa semua orang selalu diam? Aku hanya ingin tahu kebenarannya."

James tidak merespons lagi, dan lift tiba di lantai tujuan mereka. Sean mengikutinya berkeliling gedung, tapi pikirannya terus-menerus memutar ulang kata-kata Hayes.

"Seanio."
"Kak Stephen."
"Bagian dari keluarga."

Sean merasa seperti potongan puzzle yang tak lengkap. Ada sesuatu yang besar, sesuatu yang penting, yang sengaja disembunyikan darinya.

James menjelaskan tentang perusahaan dan juga memberi arahan tentang operasional perusahaan. Tur dan penjelasan singkat tentang perusahaan sudah selesai. Sean dan James pergi ke ruangan pribadi Vincent. James mengetuk pintu sebelum membukanya dengan perlahan.

Ruangan pribadi Vincent tampak elegan dan modern, dipenuhi oleh suasana yang mencerminkan ketegasan sang pemilik. Vincent sedang duduk di balik meja kerjanya, tetapi begitu James masuk bersama Sean, ia mengalihkan perhatiannya.

"Tuan Vincent, saya sudah mengajak Tuan Muda berkeliling," lapor James dengan nada formal.

Vincent mengangguk singkat. "Bagus. James, siapkan mobilnya. Kita pulang."

"Baik, Tuan," jawab James dengan patuh sebelum keluar dari ruangan, meninggalkan Sean dan Vincent berdua.

Setelah pintu tertutup, suasana di ruangan itu terasa sedikit tegang. Vincent memandang Sean dengan tatapan tajam, namun tidak ada emosi yang jelas tergambar di wajahnya.

"Ayah," Sean membuka suara, mencoba mengatasi kebingungannya tentang kejadian hari ini.

Namun, sebelum ia bisa melanjutkan, Vincent memotongnya dengan nada tegas. "Jangan bahas apapun tentang tadi. Lupakan saja, Arsean Arnesh Williams."

Nada dingin ayahnya membuat Sean tertegun sejenak. Ia tahu Vincent sedang serius, dan memutuskan untuk tidak mendesak lebih jauh. "Baiklah, Ayah," jawab Sean dengan suara pelan, meskipun hatinya penuh dengan pertanyaan.

Vincent berdiri dari kursinya, menyambar jasnya yang tergantung di sandaran kursi. "Ayo, waktunya pulang," katanya tanpa banyak basa-basi.

Sean mengikuti Vincent keluar dari ruangan, namun pikirannya terus-menerus berputar. Ia tidak bisa begitu saja 'melupakan' kejadian tadi, terutama setelah mendengar pernyataan Hayes yang mencurigakan. Apa sebenarnya yang disembunyikan oleh ayahnya?

Meskipun ia berjanji untuk tidak membahasnya, Sean bertekad untuk mencari tahu sendiri. Karena jika ayahnya tidak mau berbicara, mungkin ada cara lain untuk menemukan jawabannya.

"Jika Ayah tidak ingin memberitahu, aku harus mencarinya sendiri nanti."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Memories ArseanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang